muadzinjihadAvatar border
TS
muadzinjihad
‘Diusir’ dari Tempat Usaha
“Berhubung ruko akan kami pakai sendiri, maka kontrak tidak dapat kami perpanjang.”

Duenggg…!

Seperti dihantam palu godam rasanya, saat membaca surat dari pemilik ruko tempat Ranah Kopi menyewa. Pagi yang cerah itu langsung berubah kelam. Hanya sekitar 2 bulan waktu yang disediakan si Bapak untuk saya mencari lokasi baru dan proses pindah.

Refleks saya waktu itu adalah langsung telepon sang Pemilik Ruko. Memang biasanya komunikasi kami dengan telepon atau SMS. Khusus kali ini, dia mengirimkan surat yang diantarkan supirnya.

Di telepon, si bapak menjelaskan bahwa ruko tersebut akan dipakai oleh putrinya yang baru saja membeli sebuah franchise spa. Dan dari pembicaraan telepon tersebut, si bapak jelas sudah tidak bisa mengubah keputusannya.

Geram dan marah spontan timbul. Walau sebenarnya ia tidak bersalah, karena memang perjanjian sewa hanya satu tahun. Tapi yang membuat saya merasa bahwa Ranah Kopi akan berumur panjang di ruko tersebut adalah, sebelum kami masuk, ruko tersebut kosong terbengkalai selama 6 bulan. Sebelum kosong, ruko tersebut disewa oleh bimbel komputer untuk anak-anak selama 6 tahun, dan kabarnya uang sewa tidak dinaikkan selama itu. Karena kelihatannya si pemilik ruko tidak terlalu perduli dengan rukonya, jadi asumsi saya waktu itu, kemungkinan Ranah Kopi juga akan berumur panjang di situ.

Dengan susah payah saya berusaha berpikir positif. Yang terlintas saat itu adalah kisah mentor bisnis saya di Tangan Di Atas (TDA), Roni Yuzirman, saat ia diusir dari tempat usaha pakaiannya di Tanah Abang. Sempat mengalami frustrasi. Tapi dari kejadian itu, lahirlah bisnis online fashionnya, Manet. Dan dari curhatnya via blog pribadinya, lahirlah komunitas TDA, yang saat ini menjadi komunitas pengusaha UKM terbesar di tanah air. Kalau saja Pak Roni tidak diusir dari Tanah Abang, mungkin ia sekarang masih di sana, menunggui kiosnya, dan tidak punya bisnis fashion online yang berkembang pesat, dan tidak akan lahir komunitas TDA.

Memang kejadian yang saya alami, tidak sepahit yang dialami oleh Pak Roni. Tapi efek syoknya terasa sekali. Kendala di depan mata yang kami hadapi tidak hanya mencari lokasi baru dalam waktu singkat, tapi juga mencari sumber pemodalan; karena biaya yang dibutuhkan lebih besar tentunya dibanding jika kami hanya tinggal memperpanjang sewa.

Ada lagi hal yang menyedihkan dari kepindahan ini, yaitu kami tidak bisa membawa serta lukisan mural di dinding Ranah Kopi lantai 1. Lukisan ini sudah jadi semacam trademark di kalangan teman-teman ngopi pelanggan kami. Setiap foto diri atau kelompok, pasti dilakukan di depan mural ini.

Mural Ranah Kopi sedang dibersihkan.
Terimakasih Mas Petruk, sudah menceriakan suasana kafe kami selama ini.


Singkat cerita, setelah ngubek-ngubek Margonda dan sekitarnya selama beberapa hari, akhirnya berjodohlah saya dengan sebuah ruko yang lebih lebar, lebih panjang, lebih luas parkirnya, lebih bagus daerahnya, berada di sisi arah pulang dari Jakarta, dan harga sewa yang lebih murah. Alhamdulillah.


Ranah Kopi - Kafe & Resto, Depok

Blessing in disguise? Berkah yang tersembunyi? Bisa jadi.

Dan per 12 Mei 2014, kami resmi memulai operasional di lokasi baru, Jl Margonda Raya 99, Depok.

Semoga, Ranah Kopi di lokasi baru, lebih bisa memberi pelayanan terbaik dan menghadirkan kebahagiaan kepada teman-teman pelanggan kami.

.

Depok 19 Mei 2014
.
Muadzin F Jihad
Founder Ranah Kopi

Twitter @muadzin
0
9.4K
55
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan