Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

udin6067Avatar border
TS
udin6067
Filsafat Surat Al-Alaq : Sebuah Revolusi Ilmu Pengetahuan
Spoiler for "QS Al-Alaq 96:1-5":

Istilah Iqro’ (…) berasal dari kata Qoroa (…) yang artinya membaca, (…) yang artinya membaca dengan teratur. Iqro’ adalah perintah untuk membaca, istilah Iqro’ berbeda makna dengan kata Qul (..) yang artinya katakanlah. Kata Iqro’ lebih menitikberatkan kearah tulisan, maksudnya ada tulisan yang akan dikatakan, kalau kata Qul lebih menitikberatkan kepada ucapan saja, obyek tulisannya tidak ada, seperti pada kalimat :
Spoiler for "QS Al-Ikhlas 112:1":

Ucapan Dia yang Esa tidak bersandar pada bacaan, tapi hanya melakukan ucapan, Dari dasar pemikiran ini, maka pengertian bacalah pada ayat diatas, bukan membaca “Bismirobbika alladzi kholaq” (Dengan nama Tuhanmu yang menjadikan), seperti pada penggunaan kata Qul. Tetapi pengertian perintah membaca pada ayat tersebut adalah membaca lingkungan di sekitarnya, bisa berkaitan dengan masalah budaya, ritual, adat, teknologi, etika atau ekonomi, ringkasnya masalah alam dan manusia.

Ditinjau dari kenyataannya, Muhammad SAW adalah insan yang tidak dapat membaca tulisan. Mungkinkah Allah memerintahkan kepada orang yang tidak dapat membaca tulisan, untuk membaca ? Tentunya hal itu sangat tidak mungkin, dengan demikian pengertian membaca pada ayat tersebut bersifat kias, maksudnya adalah membaca atau meneliti lingkungan. Jadi penafsiran ayat pertama adalah bacalah (lingkungan disekitarmu) dari (hasil pembacaan penelitian tersebut) niscaya akan mengetahui sifat-sifat (kebesaran) Penguasamu, yang telah menjadikan apa yang telah engkau baca.
Spoiler for "Kesimpulannya :":

Pada ayat kedua, Allah Menegaskan bahwa Dialah yang menjadikan manusia dari segumpal darah. Dengan dasar pengetahuan manusia, akan mengetahui fakta yang ada, kesan-kesan yang ditangkap oleh Nabi Muhammad dikatakn pengetahuan baisa, artinya pengetahuan tersebut masih belum teruji kebenarannya. Apabila belum memakai metode yang sesuai dengan faktanya dan dilakukan secara sistematis dan mampu memberikan pertanggung jawaban tentang hasil pembacaannya/penelitiannya, maka hasilnya dikatakan ilmu pengetahuan atau teori.

Jika Nabi Muhammad ingin memperdalam bacaannya, dengan cara mencari hubungan tentang asal usul adanya, proses kerjanya dan perkembangan selanjutnya secara menyeluruh, maka hasil pembacaannya dikatakan pengetahuan filsafat. Apabila yang dibacanya hanya sebagian saja misalnya hanya menyangkut alamnya saja, maka hasil pembacaannya dikatakan ilmu pengetahuan alam, dan jika yang dibaca manusia pada sisi jiwanya maka hasil bacaannya dikatakan ilmu jiwa (psikologi) dan seterusnya.

Berdasarkan surat Al-Alaq ayat 1-2 dengan pengetahuan tersebut akan dapat mengetahui kebesaran ayat Allah dan akan mengetahui bahwa ,manusia itu ada yang menciptakan dan berasal dari segumpal darah.

Pelajaran yang Dapat Diambil

Dari peristiwa diatas kita bisa mengambil beberapa pelajaran yang bermanfaat untuk memecahkan berbagai permasalahan sosial, khususnya dalam memahami Allah dan ayat-ayat-Nya yang tertulis sebagai Al-Qur’an (menjadi bacaan) :
Spoiler for "Menyangkut Masalah Pendidikan":

Spoiler for "Pengetahuan dan Filsafat":

Filsafat memiliki Pengertian Dalam Beberapa Aspek, Diantaranya :

Filsafat adalah hasil pemikiran otak manusia dalam memahami fakta. Fakta tersebut bisa berbentuk alam, manusia, Tuhan, dan karya-karya-Nya, termasuik wahyu, dalam memahami fakta tersebut, manusia dapat keliru dan dapat benar, hal ini dapat kita saksikan tentang perbedaan para Mufassirin (penafsir Al-Qur’an) dalam memahami Al-Qur’an. Kekeliruan mereka yang paling umum dalam memandang filsafat adalah :
Spoiler for "1":

Spoiler for "2":

Spoiler for "3":

Spoiler for "4":

Umat Islam yang keliru menafsirkan istilah Iqro’ (membaca) dengan kata Qul (katakanlah), akibat mereka tidak akan membaca lingkungan, tetapi membaca “Bismirobbika alladzi kholaq” (Dengan nama Tuhanmu yang menjadikan). Dengan demikian mereka tidak akan menemukan berbagai pengetahuan lingkungan dan akan menjadikan kalimat Bismirobbika alladzi kholaq sebagai tasbih atau zikir, mungkin dilakukan berulang-ulang, ratusan bahkan ribuan, pada puncak bacaan tersebut dijadikan sebagai mantera yang dijadikan alat untuk mendapatkan rahmat, mereka kemana-mana akan memegang tasbih untuk mengontrol beberapa kalimat yang sudah dibaca akhirnya umat Islam hanya ahli dalam membaca kalimat akan tetapi mereka akan menjadi orang yang sangat awam dengan pengetahuan alam dan manusia. Para penjajah paling senang menghadapi masyarakat Islam dengan pola seperti mereka, rata-rata menjadi umat yang pasif, selama tempat membaca kalimat disediakan mereka sudah sangat gembira dan memandang penjajah itu sebagai orang yang berbuat baik terhadap Islam dan Umat Islam.

Disinilah sumber kehancuran Umat Islam, mereka merasa benar dan merasa telah menjalankan perintah Allah untuk membaca kalimat tersebut, padahal mereka telah melakukan kelalaian dalam memahami ayat-ayat Allah. (bersambung).


Sumber : Buletin Ulul Albab No.03/Th.II/September 1991, Iskandar Al-Warisy

BONUS PIC TELANJANG / NUDE PIC :
Spoiler for "TELANJANG/NUDE PICTURE":
Diubah oleh udin6067 20-01-2016 17:47
sitoapriyanto
sitoapriyanto memberi reputasi
1
13.9K
76
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan