- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kenapa Selalu Balotelli???
TS
agoengfunk
Kenapa Selalu Balotelli???

Bengal, konyol, bertalenta, pembuat onar, lucu, barangkali tak ada kata yang cukup untuk menggambarkan Mario Balotelli. Di tengah semua kontroversi yang mengelilinginya, tak ada yang menyangkal kalau ia tetap menjadi salah satu daya tarik sepakbola dunia, tak terkecuali media.
Untuk Balotelli, seolah ada semacam permakluman tak tertulis akan ulahnya, entah itu yang menguntungkan tim, merugikan, menyerempet bahaya atau pun hanya sebatas lelucon. Publik sepakbola seolah sadar ia anak muda 22 tahun yang masih mencari jati diri dan dalam tahap mendewasa. Kegeraman akan prilakunya tak kalah kuat dengan keyakinan ia akan menjadi bintang di masa depan.
Lihat saja bagaimana begitu cepatnya sikap petinggi AC Milan berubah. Di awal Januari presiden Rossoneri, Silvio Berlusconi bahkan menyebut Balotelli sebagai apel busuk dan tidak berminat mendatangkannya. Tapi dua hari sebelum transfer musim dingin ditutup, Super Mario sudah tiba di Milan dan menandatangani kontrak empat setengah tahun. Adakah ini hanya trik Milan dalam menggaet pemain?
Di Inter Milan, Jose Mourinho juga dibuat kelimpungan dalam menghadapi berbagai ulah pemain asli Italia ini baik di dalam maupun di luar lapangan. Terlepas dari sikap sembrono si pemain sendiri, dalam hal menjinakkan Balotelli atau pun mengeluarkan kemampuan terbaiknya, Mourinho boleh dibilang tidak terlalu berhasil.
Pria Portugal ini memang terkenal dekat dengan pemainnya, bahkan pernah ada yang menyebut kepergian Mourinho dari tim yang dipimpinnya akan menjadi kutukan bagi pelatih berikutnya. Para pemain seolah punya ikatan yang sangat kuat dengan Mou sampai tak mau bekerja dengan sistem pelatih lainnya. Untuk kasus Balotelli, pengecualian. Kedekatan terhadap pelatih bukan berarti pemain bisa melampaui kekuasaannya dan berbuat seenaknya.
Namun seperti yang sudah disebutkan di awal, seolah selalu ada permakluman untuk Balotelli. Bahkan Mourinho sempat mengatakan ia bisa membuat drama komedi setebal 200 halaman bila mengenang masa-masa dengan pemain yang kerap dianggap bad boy ini. Salah satu kejadian unik sekaligus mengecewakan terjadi ketika Inter menghadapi laga hidup mati dengan Rubin Kazan di Liga Champions pada 2010.
"Pada pertandingan hidup mati itu, kami kehilangan striker karena cedera. Tidak ada Diego Milito, tidak ada Samuel Eto'o dan hanya tersisa Balotelli. Setelah mendapat kartu kuning di babak pertama, saya menghabiskan 14 dari 15 menit waktu jeda untuk berbicara dengan Balotelli di ruang ganti," kenang Mourinho.
"Saya bilang, Mario saya tidak dapat mengganti kamu. Saya tidak memiliki striker di bangku cadangan. Jangan sentuh siapapun, mainkan saja bola. Jika kehilangan bola jangan bereaksi, ketika ada yang memprovokasi jangan pedulikan, jika wasit membuat kesalahan jangan bereaksi. Tolong Mario. Kemudian apa yang terjadi? Menit ke-46 ia dikartu merah," urai Mourinho sambil tertawa.
Lalu setelah pindah ke City pada 2010, Super Mario kembali ditangani Roberto Mancini. Dalam beberapa kesempatan, pelatih Italia ini tampak lebih berhasil ketimbang Mourinho. Talenta Balotelli dan kontribusinya cukup signifikan dalam mengantar The Citizens meraih gelar Piala FA 2011 dan juara Liga Premier Inggris 2012.

Balotelli sendiri pernah mengakui kalau Mancini memang lebih cerdik daripada Mourinho dalam menangani pemain. Komentar ini tentu saja sifatnya personal semata. "Mourinho? Salah satu yang terbaik di dunia. Namun secara personal saya lebih memilih Mancini daripada Mourinho. Pelatih harus bisa mengeluarkan 100% kemampuan pemainnya dan Mancini brilian dalam melakukan hal itu," ujar Balotelli suatu ketika.
Balotelli benar-benar dua sisi mata uang. Di satu kesempatan ia menunjukkan prestasi, di kesempatan lain, ulahnya tak kalah merepotkan kubu The Citizens dan sang pelatih. Berkali-kali Mancini membela dan memaklumi prilaku aneh, nyeleneh atau konyol pemainnya ini, berkali-kali pula ia dibuat jengkel dan marah bukan main. Berulangkali Mancini menegaskan akan mempertahankannya di Etihad, bertubi-tubi pula media mengabarkan Balotelli akan ditendang ke klub lain.
"Why Always Me?" Begitu tertulis di kaos yang sengaja ditunjukkannya ketika menjebol gawang Manchester United dua kali dalam derbi Liga Premier Inggris Oktober 2011. Ya, kenapa selalu Balotelli? Anak muda ini seolah menunjukkan kedongkolan sekaligus rasa frustasinya karena terus-terusan menjadi sasaran tembak media. Balotelli sudah terlanjur dicitrakan sebagai trouble maker atau pun biang kerok.
Siapa yang salah? Balotelli, terlepas dari masa labilnya sebagai pemain, kerap memicu kontroversi, sementara kontroversi adalah makanan empuk media. Dimana ada Balotelli, disitu ada berita. Dari hal-hal sepele seperti kesulitan memakai kaos saat pemanasan di pingggir lapangan, menyalakan kembang api sampai rumahnya hampir terbakar, menendang dengan tumit sambil berbalik badan padahal bila bola ditendang dengan cara biasa 99 persen gol di laga pra-musim, sampai nyaris berkelahi dengan Mancini beberapa waktu lalu.
Itulah Balotelli. Diterima atau tidak, ia tetap magnet sepakbola dunia. Sosok yang dibenci sekaligus dirindu. Dan tak jarang banyak yang berandai-andai, bagaimana kalau Balotelli bersikap biasa-biasa saja pasti prestasinya akan cemerlang? Bagaimana kalau Balotelli jadi pemain penurut dan mencitrakan dirinya dengan baik, tentu ia bisa jadi salah satu yang terbaik di dunia? Bakat besarnya terlalu sayang untuk disia-siakan. Masih banyak andai-andai lainnya, yang bisa benar bisa salah sama sekali.
Dalam kaitan dengan Mancini, sudah cukup terbukti betapa sabarnya mantan arsitek Inter ini. Kita juga sepintas bisa melihat betapa Balotelli juga berusaha untuk mematuhi bosnya. Hanya saja tetap sulit memisahkannya dari masalah-masalah, baik yang remeh temeh sampai yang benar-benar membuat orang geleng-geleng.
Mancini sambil bercanda mengatakan dirinya akan merindukan Balotelli setelah ia memutuskan pindah ke AC Milan, namun barangkali media yang paling merasa kehilangan "Ini sulit karena saya kehilangan salah satu striker penting, namun penting juga bagi Mario kembali ke Italia, kembali bersama keluarganya dan bermain untuk Milan," kata Mancini.
Entah ini hanya formalitas atau basa basi di depan publik saja, Mancini menilai Balotelli sudah berkontribusi dengan sangat baik selama dua setengah tahun di City. Ia juga membantah kalau kepindahannya ke Milan gara-gara pemain bersangkutan susah ditangani.
"Tidak, tidak, tidak, tidak untuk saya. Bagi saya, Mario seperti anak saya sendiri. Mario bisa seperti ini, tapi terkadang kita juga bisa kecewa dengannya. Klub memberitahu saya mereka menerima tawaran ini dari Milan. Saya bicara dengan Mario dan saya rasa ia menginginkan hal ini," seru Mancini.
Balotelli sedang mencari dirinya. Hanya itu permakluman yang muncul sambil kita tertawa geli, tersenyum getir atau sinis, sesekali geram karena emosi bila melihat ulahnya. Why Always Me? Hanya Balotelli sendiri yang menemukan jawabnya kelak, itu pun bila hal tersebut penting baginya di luar uang dan ketenaran sebagai pesepakbola.
Akankah ia menemukannya di San Siro, bersama klub yang memang diidolakannya sejak dulu? Klub yang di situs resminya bahkan memasang headline besar-besar "Yes, always you" sebagai tanda penyambutan sekaligus merujuk kalimat populer dari pemain nyentrik ini?
SUMBER
Kalo berkenan boleh donk gan
0
2.9K
48
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan