- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Renungan untuk Kita Bersama
TS
yohaneserde
Renungan untuk Kita Bersama
SELAMAT DATANG DI THREAD SAYA GAN SIS
SEMOGA NGGAK ADA REPOST DIANTARA KITA
Quote:
Thread ini ane buat untuk renungan yang dulu sering banget bikin kecewa guru, termasuk saya sendiri, silahkan dibaca dan diresapi.
maaf buat gaya bahasa saya yang masih berantakan
maaf buat gaya bahasa saya yang masih berantakan Maafkan anak didikmu ini yang dulu membuatmu kecewa


sumber gambar : http://beritakotaonline.com
Quote:
Malam ini gue teringat akan masa SD, masa dimana gue masih doyan main gundu dan hobi nyolong jambu. Setiap hari menghabiskan waktu istirahat dengan bermain dan kejar kejaran, kadang saking asyiknya gue bermain, gue sampai telat masuk kelas dan alhasil gue dimarahin sama bu guru. 
Ah waktu itu memang gue sedang nakal nakalnya. Saat istirahat, gue keluyuran ke rental PlayStation. Hampir setengah jam gue nggak ngikutin pelajaran bahasa Inggris Bu Ana. Ibu guru yang terkenal baik dan cantik, dan masih ada hubungan keluarga jauh dengan gue. Setelah timer PS habis gue langsung kembali ke sekolah, dan dengan tampang tak berdosa gue masuk ke kelas beliau.
"Kamu kemana? Kamu ke rental PS lagi ya? Lain kali jangan diulangin ya Ris, kasihan ibumu yang nyekolahin kamu" kata beliau dengan lembut tanpa ada rasa marah.
Entah darimana beliau tau kalo gue baru saja dari rental PS, tapi gue cuma mengangguk tanpa ada jawaban apapun.
Mungkin itu adalah salah satu hal yang bikin gue nggak bisa maafin diri gue sendiri.
Nggak terasa gue udah lulus dari bangku SMA dengan nilai yang kurang dan perasaan "ndongkol" yang luar biasa. Perasaan merasa bersalah kepada Bapak dan Ibu guru yang semasa gue sekolah, gue cuman bisa bikin mereka kecewa. Sedikitpun gue nggak merasakan posisi mereka, ketika mereka mengajar dengan sepenuh hati, gue dan teman teman malah asyik bercerita sendiri, kadang mereka seperti terabaikan di kelas. Dan mereka pun masih bersabar dengan muridnya yang seperti itu.
"Ojo nesu nek wong diajak apik, tapi wonge ra gelem"
"jangan marah jika kita mengajak baik seseorang, tetapi orang itu tidak mau diajak baik" Kata guru ekonomi yang kala itu sudah pensiun tetapi masih mendampingi persiapan UN kelas 3 karena kekurangan guru jam tambahan.
Kata kata beliau seperti meninju muka gue, inikah kunci kesabaran guru dalam menghadapi muridnya?
Ah mungkin saat ini kita bisa melihat betapa berubahnya penerus bangsa kita, kadang gue melihat banyak siswa yang membolos dan nongkrong dengan sepuntung rokok di jarinya. Gue nggak bisa membayangkan apa yang ada dibenak guru mereka ketika melihat anak didiknya menjadi anak bandel.

Ah waktu itu memang gue sedang nakal nakalnya. Saat istirahat, gue keluyuran ke rental PlayStation. Hampir setengah jam gue nggak ngikutin pelajaran bahasa Inggris Bu Ana. Ibu guru yang terkenal baik dan cantik, dan masih ada hubungan keluarga jauh dengan gue. Setelah timer PS habis gue langsung kembali ke sekolah, dan dengan tampang tak berdosa gue masuk ke kelas beliau.
"Kamu kemana? Kamu ke rental PS lagi ya? Lain kali jangan diulangin ya Ris, kasihan ibumu yang nyekolahin kamu" kata beliau dengan lembut tanpa ada rasa marah.
Entah darimana beliau tau kalo gue baru saja dari rental PS, tapi gue cuma mengangguk tanpa ada jawaban apapun.
Mungkin itu adalah salah satu hal yang bikin gue nggak bisa maafin diri gue sendiri.
Nggak terasa gue udah lulus dari bangku SMA dengan nilai yang kurang dan perasaan "ndongkol" yang luar biasa. Perasaan merasa bersalah kepada Bapak dan Ibu guru yang semasa gue sekolah, gue cuman bisa bikin mereka kecewa. Sedikitpun gue nggak merasakan posisi mereka, ketika mereka mengajar dengan sepenuh hati, gue dan teman teman malah asyik bercerita sendiri, kadang mereka seperti terabaikan di kelas. Dan mereka pun masih bersabar dengan muridnya yang seperti itu.
"Ojo nesu nek wong diajak apik, tapi wonge ra gelem"
"jangan marah jika kita mengajak baik seseorang, tetapi orang itu tidak mau diajak baik" Kata guru ekonomi yang kala itu sudah pensiun tetapi masih mendampingi persiapan UN kelas 3 karena kekurangan guru jam tambahan.
Kata kata beliau seperti meninju muka gue, inikah kunci kesabaran guru dalam menghadapi muridnya?
Ah mungkin saat ini kita bisa melihat betapa berubahnya penerus bangsa kita, kadang gue melihat banyak siswa yang membolos dan nongkrong dengan sepuntung rokok di jarinya. Gue nggak bisa membayangkan apa yang ada dibenak guru mereka ketika melihat anak didiknya menjadi anak bandel.
Quote:
Penutup
Bukan bermaksud menggurui atau apapun, tetapi alangkah baiknya mulai saat ini kita bisa menghargai jasa guru kita, menjadi generasi yang lebih baik daripada generasi sebelumnya dan bisa membanggakan nama sekolah dan negara. Kalaupun itu nggak bisa kita wujudkan, setidaknya kita nggak membuat guru menjadi kehilangan kesabarannya gara gara menghadapi muridnya.
Bukan bermaksud menggurui atau apapun, tetapi alangkah baiknya mulai saat ini kita bisa menghargai jasa guru kita, menjadi generasi yang lebih baik daripada generasi sebelumnya dan bisa membanggakan nama sekolah dan negara. Kalaupun itu nggak bisa kita wujudkan, setidaknya kita nggak membuat guru menjadi kehilangan kesabarannya gara gara menghadapi muridnya.
Quote:
Semoga guru di Indonesia akan semakin bersemangat dalam mengajar anak didiknya, dan selalu diberi kesehatan dan rejeki dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin.
Spoiler for Tambahan:
Tolong yang hobinya nulis artikel, silahkan memberi kritik dan saran seputar gaya bahasa yang saya katakan agar semakin baik kedepannya. Terimakasih
0
1.7K
Kutip
26
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan