- Beranda
- Komunitas
- Story
- Heart to Heart
Tentangmu.
TS
teumessianfox
Tentangmu.
Maaf gan 1st thread ane bingung pengen share dimana, soalnya ane gamau ini tulisan sampe kebaca sama doi.
Mudah-mudahan bisa sedikit lega setelah ane share disini. Buat agan dan agan wati yang berkenan baca sampe beres ane seneng deh! Hhe.
Silahkan baca..
Tentangmu,12 Agustus 2013
12 Januari 2016, tepat 29 bulan saya mengenal pria itu. Pria dengan wajah khasnya, mata belo, hidung besar dan berkulit coklat. Perkenalan kami sederhana, maya, dan tak sengaja. Sebuah game tak bersalah bernama Audition Ayodance itu membuat 12 Agustus 2013 tidak semonoton yang saya kira.
Dia adalah pendengar yang baik, namun dia bukan pencerita yang baik. Karena ceritanya selalu singkat padat dan jelas tapi memberikan ekspresi yg seru. Sungguh, saya mencintainya namun terkadang kesal dengan isi otak pria ini. Pandangannya selalu berbeda. Namun dia adalah orang yang memukau.
Dia sosok pria yang mungkin telah diciptakan Tuhan sebagai pemberi perhatian dengan kualitas terbaik untuk setiap wanita yang dikenalnya. Pria berpenampilan simpel namun terlihat lucu. Tapi, ada beberapa hal yang saya benci dari dia. Dia sering menyembunyikan rasa sakit dan rasa lelahnya, dia sering berlarut malam untuk sebuah game, dia sering meminum minuman bersoda, dan tidak pernah ingat makanan apa yang telah masuk ke mulutnya. Tapi, dengan segala keanehan yang dia punya, saya senang jika pesanya mampir di chat line saya, dulu.
Setelah 29 bulan berlalu berlalu, tanggal 12 hanya menjadi tanggal yang mengingatkan saya pada seorang pria dengan hobby nya beramin game dihandphonenya itu. 12, hanya menjadi tanggal menyenangkan yang mengingatkan saya pada seorang pria yang tidak pandai merangkai kata, yang dengan keterbatasanya mampu membuat saya luluh, dulu.
Tapi sekarang semua berbeda. Saya tidak lagi mengetahui kabar pria itu. Pria yang dengan sederhana membuktikan bahwa dunia maya bisa membuat semuanya berbeda. Glad to know you.
Pagi tadi, aku mengawali hari, mencoba membiasakan diri agar tidak mengecek handphone seusai bangun tidur. Aku tersenyum memandang langit-langit seakan membalas senyum Allah yang memberiku napas kehidupan. Aku berterima kasih karena hari-hariku masih menyenangkan untuk dijalani, meskipun tanpamu, rasanya memang semua berbeda. Mungkin, memang salahku yang beberapa saat melupakanNya ketika sibuk denganmu. Mungkin, aku terlalu sibuk menghitung air mataku tanpa menghitung berapa peluk yang sebenarnya telah Dia berikan padaku. Jemari lembutNya tentu mengulur dari surga, sayangnya aku terlalu tolol untuk memahami kasih tak berbatas itu.
Ternyata, berminggu-minggu tidak bertemu denganmu tidak membuat aku mati. Aku masih mampu menjalani hidup ku sendiri meskipun aku terus mengingatmu berkali-kali. Semua memang tak mudah, Tuan, aku mulai merangkak dan berjalan sendiri. Aku mencari duniaku lagi, membangun semua dari awal lagi, dan membiasakan diri untuk melangkah tanpa bisikan semangat darimu. Dan, selama 11 hari ini, aku bisa melewati itu semua.
Namun terkadang, aku masih sering menunggu di depan rumah, menjemput dia kembali kerumah singgah. Aku masih sering tiba-tiba keluar rumah dan berdiam di depan pagar, berharap masih bisa menyaksikan punggungmu yang pergi menjauh, memperhatikan langkah yang meninggalkan rumahku dan lambaian dari dalam travel-- untuk terakhir kalinya.
Aku rindu kamu dan selalu ingin tahu kabarmu, tapi aku berusaha melawan perasaan itu, agar aku bisa cepat lupa dengan apa yang telah terjadi pada kita, kemudian menjalani hari-hariku senormal mungkin. Dua puluh sembilan bulan lamanya, kita pernah bersama, mungkin di mata banyak orang terlalu sebentar, namun hanya aku dan kamu yang tahu bagaimana kita punya kedekatan emosional yang tak pernah orang lain pahami. Aku berterima kasih padamu untuk dua puluh sembilan bulan yang ajaib bagiku. Kamu mengajakku berkuliner, kamu mengantarkanku sampai depan rumah meskipun aku tahu naik sepeda motormu itu pegalnya bukan main, kamu pernah ada di depan rumah hanya untuk menunjukan ketampananmu saat memakai kemeja, kamu pernah menemaniku hingga jam 1 dini hari hanya untuk menenangkanku, kamu memberiku lelucon jenaka saat aku kesal padamu, kamu memperkenalkanku pada beberapa temanmu, kamu memperkenalkanku pada sebuah game bernama dota itu, kamu mengenalkanku dengan film film yang sampai sekarang masih sering aku putar, kamu menemaniku menulis meskipun aku tak memperhatikanmu ketika aku sibuk dengan tugasku, kamu pinjamkan bahumu saat aku menangis, kamu membuatku tertawa tanpa sebab, dan kamu membuatku percaya bahwa cinta sejati itu selalu ada.
Ada banyak kenangan yang tidak bisa aku lupakan. Kamu telah menjadi bagian diriku dan sangat munafik jika aku mengaku tidak kehilangan kamu. Kamu humoris bila denganku, menyenangkan, meneduhkan, dan hal sederhana itu selalu berhasil membuatku jatuh cinta berkali-kali. Pelukmu dan rangkulanmu adalah tempat paling sederhana yang selalu ingin aku kunjungi, sayangnya aku tak diizinkan lagi masuk ke dalam duniamu. Sekarang, kita adalah dua orang yang berjauhan, yang berakting seakan tak saling kenal, dan menjalani hari seakan dulu kita tak punya perasaan apapun. Bukankah berpura-pura seakan semua tak pernah terjadi adalah hal yang paling menyakitkan untuk dilewati?
Mungkin, sampai sekarang kamu tak akan tahu bagaimana hancurnya aku, bagaimana aku berjuang mati-matian untuk mengembalikan diriku yang sempat kaucuri. Mungkin, kamu juga tak peduli bagaimana aku mengobati lukaku sendirian. Tentu di sana, kamu tengah berbahagia dengan cara yang menurutmu benar, kamu tak mungkin peduli dengan perempuan yang pernah menghabiskan waktunya bersamamu. Pria sepertimu tak akan pernah paham arti sakit hati yang sesungguhnya.
Maafkan kebodohanku karena pernah sempat beberapa kali menghubungimu. Dan, telepon serta pesan singkatku memang tidak kaugubris, sesuai dengan perkiraanku. Itu sudah cukup jadi bukti, kamu tak ingin tahu lagi kabarku dan keadaanku. Mungkin sosok keras kepala sepertimu hanya akan mempercayai apa yang kaupikir benar dan kaupikir aku tak pernah terluka karena sikapmu. Aku tidak akan mengotori tanganku dengan melakukan balas dendam, karena aku tahu balasan dari Allah akan jauh lebih menyadarkanmu kelak. Air mataku cukup sampai di sini, tangisku harus reda sekarang.
Terima kasih dua puluh sembilan yang berkesan, menyenangkan, sekaligus menciptakan ketakutan. Terima kasih untuk peluk dan kenangan yang sempat membuatku percaya bahwa ini semua cinta sejati. Terima kasih pernah membuatku tertawa walau sesaat. Terima kasih untuk segala hal yang bisa membuatku cukup bahagia.
Aku marah, tidak mungkin jika manusia tidak marah jika ditinggalkan begitu saja. Tapi, percayalah, aku akan selalu mengingatmu sebagai bahan pembelajaran. Aku percaya, patah hati seperti ini akan sembuh dengan cepat, kemudian sakitku terobati. Patah hati kali ini tentunya akan seperti patah hati yang lainnya, aku akan sembuh dengan sendirinya.
Nyonyo, jaga dirimu baik-baik. Aku akan tetap jadi orang yang paling merindukan ekspresi wajah anehmu saat akan mulai bernyanyi. Tetaplah jadi lelaki kurusku yang manis, hingga akhirnya kamu menemukan gadis yang menemanimu shalat, karena gadis yang masih belum bisa menutup auratnya sepertiku; mungkin tak akan mampu menyodorkan kebahagiaan kecil itu untukmu.
Sebagai gadis yang pernah dan masih mencintaimu, aku juga ingin tahu kabarmu. Bagaimana kabarmu sekarang?
Sekian saja gan. Yang mau berkomengtar ato menasehati ato apapun, silahkan. Terimakasih kaskus :*
Mudah-mudahan bisa sedikit lega setelah ane share disini. Buat agan dan agan wati yang berkenan baca sampe beres ane seneng deh! Hhe.
Silahkan baca..
Tentangmu,12 Agustus 2013
12 Januari 2016, tepat 29 bulan saya mengenal pria itu. Pria dengan wajah khasnya, mata belo, hidung besar dan berkulit coklat. Perkenalan kami sederhana, maya, dan tak sengaja. Sebuah game tak bersalah bernama Audition Ayodance itu membuat 12 Agustus 2013 tidak semonoton yang saya kira.
Dia adalah pendengar yang baik, namun dia bukan pencerita yang baik. Karena ceritanya selalu singkat padat dan jelas tapi memberikan ekspresi yg seru. Sungguh, saya mencintainya namun terkadang kesal dengan isi otak pria ini. Pandangannya selalu berbeda. Namun dia adalah orang yang memukau.
Dia sosok pria yang mungkin telah diciptakan Tuhan sebagai pemberi perhatian dengan kualitas terbaik untuk setiap wanita yang dikenalnya. Pria berpenampilan simpel namun terlihat lucu. Tapi, ada beberapa hal yang saya benci dari dia. Dia sering menyembunyikan rasa sakit dan rasa lelahnya, dia sering berlarut malam untuk sebuah game, dia sering meminum minuman bersoda, dan tidak pernah ingat makanan apa yang telah masuk ke mulutnya. Tapi, dengan segala keanehan yang dia punya, saya senang jika pesanya mampir di chat line saya, dulu.
Setelah 29 bulan berlalu berlalu, tanggal 12 hanya menjadi tanggal yang mengingatkan saya pada seorang pria dengan hobby nya beramin game dihandphonenya itu. 12, hanya menjadi tanggal menyenangkan yang mengingatkan saya pada seorang pria yang tidak pandai merangkai kata, yang dengan keterbatasanya mampu membuat saya luluh, dulu.
Tapi sekarang semua berbeda. Saya tidak lagi mengetahui kabar pria itu. Pria yang dengan sederhana membuktikan bahwa dunia maya bisa membuat semuanya berbeda. Glad to know you.
Pagi tadi, aku mengawali hari, mencoba membiasakan diri agar tidak mengecek handphone seusai bangun tidur. Aku tersenyum memandang langit-langit seakan membalas senyum Allah yang memberiku napas kehidupan. Aku berterima kasih karena hari-hariku masih menyenangkan untuk dijalani, meskipun tanpamu, rasanya memang semua berbeda. Mungkin, memang salahku yang beberapa saat melupakanNya ketika sibuk denganmu. Mungkin, aku terlalu sibuk menghitung air mataku tanpa menghitung berapa peluk yang sebenarnya telah Dia berikan padaku. Jemari lembutNya tentu mengulur dari surga, sayangnya aku terlalu tolol untuk memahami kasih tak berbatas itu.
Ternyata, berminggu-minggu tidak bertemu denganmu tidak membuat aku mati. Aku masih mampu menjalani hidup ku sendiri meskipun aku terus mengingatmu berkali-kali. Semua memang tak mudah, Tuan, aku mulai merangkak dan berjalan sendiri. Aku mencari duniaku lagi, membangun semua dari awal lagi, dan membiasakan diri untuk melangkah tanpa bisikan semangat darimu. Dan, selama 11 hari ini, aku bisa melewati itu semua.
Namun terkadang, aku masih sering menunggu di depan rumah, menjemput dia kembali kerumah singgah. Aku masih sering tiba-tiba keluar rumah dan berdiam di depan pagar, berharap masih bisa menyaksikan punggungmu yang pergi menjauh, memperhatikan langkah yang meninggalkan rumahku dan lambaian dari dalam travel-- untuk terakhir kalinya.
Aku rindu kamu dan selalu ingin tahu kabarmu, tapi aku berusaha melawan perasaan itu, agar aku bisa cepat lupa dengan apa yang telah terjadi pada kita, kemudian menjalani hari-hariku senormal mungkin. Dua puluh sembilan bulan lamanya, kita pernah bersama, mungkin di mata banyak orang terlalu sebentar, namun hanya aku dan kamu yang tahu bagaimana kita punya kedekatan emosional yang tak pernah orang lain pahami. Aku berterima kasih padamu untuk dua puluh sembilan bulan yang ajaib bagiku. Kamu mengajakku berkuliner, kamu mengantarkanku sampai depan rumah meskipun aku tahu naik sepeda motormu itu pegalnya bukan main, kamu pernah ada di depan rumah hanya untuk menunjukan ketampananmu saat memakai kemeja, kamu pernah menemaniku hingga jam 1 dini hari hanya untuk menenangkanku, kamu memberiku lelucon jenaka saat aku kesal padamu, kamu memperkenalkanku pada beberapa temanmu, kamu memperkenalkanku pada sebuah game bernama dota itu, kamu mengenalkanku dengan film film yang sampai sekarang masih sering aku putar, kamu menemaniku menulis meskipun aku tak memperhatikanmu ketika aku sibuk dengan tugasku, kamu pinjamkan bahumu saat aku menangis, kamu membuatku tertawa tanpa sebab, dan kamu membuatku percaya bahwa cinta sejati itu selalu ada.
Ada banyak kenangan yang tidak bisa aku lupakan. Kamu telah menjadi bagian diriku dan sangat munafik jika aku mengaku tidak kehilangan kamu. Kamu humoris bila denganku, menyenangkan, meneduhkan, dan hal sederhana itu selalu berhasil membuatku jatuh cinta berkali-kali. Pelukmu dan rangkulanmu adalah tempat paling sederhana yang selalu ingin aku kunjungi, sayangnya aku tak diizinkan lagi masuk ke dalam duniamu. Sekarang, kita adalah dua orang yang berjauhan, yang berakting seakan tak saling kenal, dan menjalani hari seakan dulu kita tak punya perasaan apapun. Bukankah berpura-pura seakan semua tak pernah terjadi adalah hal yang paling menyakitkan untuk dilewati?
Mungkin, sampai sekarang kamu tak akan tahu bagaimana hancurnya aku, bagaimana aku berjuang mati-matian untuk mengembalikan diriku yang sempat kaucuri. Mungkin, kamu juga tak peduli bagaimana aku mengobati lukaku sendirian. Tentu di sana, kamu tengah berbahagia dengan cara yang menurutmu benar, kamu tak mungkin peduli dengan perempuan yang pernah menghabiskan waktunya bersamamu. Pria sepertimu tak akan pernah paham arti sakit hati yang sesungguhnya.
Maafkan kebodohanku karena pernah sempat beberapa kali menghubungimu. Dan, telepon serta pesan singkatku memang tidak kaugubris, sesuai dengan perkiraanku. Itu sudah cukup jadi bukti, kamu tak ingin tahu lagi kabarku dan keadaanku. Mungkin sosok keras kepala sepertimu hanya akan mempercayai apa yang kaupikir benar dan kaupikir aku tak pernah terluka karena sikapmu. Aku tidak akan mengotori tanganku dengan melakukan balas dendam, karena aku tahu balasan dari Allah akan jauh lebih menyadarkanmu kelak. Air mataku cukup sampai di sini, tangisku harus reda sekarang.
Terima kasih dua puluh sembilan yang berkesan, menyenangkan, sekaligus menciptakan ketakutan. Terima kasih untuk peluk dan kenangan yang sempat membuatku percaya bahwa ini semua cinta sejati. Terima kasih pernah membuatku tertawa walau sesaat. Terima kasih untuk segala hal yang bisa membuatku cukup bahagia.
Aku marah, tidak mungkin jika manusia tidak marah jika ditinggalkan begitu saja. Tapi, percayalah, aku akan selalu mengingatmu sebagai bahan pembelajaran. Aku percaya, patah hati seperti ini akan sembuh dengan cepat, kemudian sakitku terobati. Patah hati kali ini tentunya akan seperti patah hati yang lainnya, aku akan sembuh dengan sendirinya.
Nyonyo, jaga dirimu baik-baik. Aku akan tetap jadi orang yang paling merindukan ekspresi wajah anehmu saat akan mulai bernyanyi. Tetaplah jadi lelaki kurusku yang manis, hingga akhirnya kamu menemukan gadis yang menemanimu shalat, karena gadis yang masih belum bisa menutup auratnya sepertiku; mungkin tak akan mampu menyodorkan kebahagiaan kecil itu untukmu.
Sebagai gadis yang pernah dan masih mencintaimu, aku juga ingin tahu kabarmu. Bagaimana kabarmu sekarang?
Sekian saja gan. Yang mau berkomengtar ato menasehati ato apapun, silahkan. Terimakasih kaskus :*
Diubah oleh teumessianfox 22-01-2016 21:02
anasabila memberi reputasi
1
1.7K
21
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan