Quote:
Jakarta, CNN Indonesia -- Ekonom Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri menuding pemerintah mengizinkan PT Pertamina (Persero) mengutip banyak untung dari penjualan produk bahan bakar minyak (BBM) penugasan maupun bersubsidi di tengah tren pelemahan harga minyak mentah dunia yang saat ini sudah bergerak di bawah US$30 per barel.
“Jangan salahkan Pertamina karena yang menentukan itu bukan Pertamina tapi yang membuat formula itu yaitu pemerintah, bukan Pertamina," ujar pria yang juga Mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas ini di Jakarta, Jumat (21/1).
Faisal mencontohkan, Pemerintah masih mengizinkan Pertamina menjual BBM jenis premium berkadar RON 88 dengan harga Rp7.050 per liter. Sementara di Malaysia, BBM berkadar RON 95 dilego pada harga Rp5.916 per liter.
Berangkat dari fakta ini Faisal menantang pemerintah dan manajemen Pertamina membuktikan mengenai tudingannya berikut membuka perhitungan mengenai komponen pembentukkan harga jual BBM di Indonesia.
"Kan Direktur Pemasarannya Ahmad Bambang berkampanye kalau mau buka semua. Biar kita semua tahu. Ngomong-ngomong tapi nggak transparan," tegasnya.
Terkait penurunan harga minyak mentah dunia, Faisal juga mendesak pemerintah segera merealisasikan salah satu rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Migas mengenai penghapusan BBM jenis premium.
"Ini saatnya membunuh Premium itu untuk kita pindah ke Pertamax dengan harga yang lebih murah dari Premium sekarang. Harusnya itu," pungkas Faisal. (gen)
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/...ualan-premium/
menang banyak tapi kok masih rugi ya..
