- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Catatan Perjalanan OANC
MENENGOK PEMBANGUNAN "MONAS" DI PEDALAMAN BUKIT BARISAN


TS
kubecako
MENENGOK PEMBANGUNAN "MONAS" DI PEDALAMAN BUKIT BARISAN
ASSALAMU'ALAIKUM!!!!
Malam agan-agan wati penunggu kaskus semuanya...
nubi nih...belajar ngaskus (biar g' gaptek trus
)
ane mau bagi pengalaman dikit gan, secara di kampung ane lagi ada pembangunan "monas", beberapa bulan lalu ane bela-belain berkuda ke sono...lumayan jauh emang, tapi Alhamdulillah sampe juga....tulisannya ane bikin jadi feature, niat hati hendak kirim ke koran, apa daya koran nya kaga' nrima
... langsung aja nih gan:
Setelah sempat pudar dari ingatan masyarakat negeri ini. Kenangan tentang Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) kembali dibangkitkan. Seakan mambangkik batang tarandam, pemerintah pusat dan pemerintah Provinsi Sumatera Barat membangun sebuah kompleks Monumen Nasional untuk mengenang peristiwa tersebut. Pada 19 Desember 2012 dimulailah proyek besar ini.[/LEFT]
Sekarang, setelah hampir 3 tahun sejak peletakan batu pertama, proses pembangunan kompleks Monumen Nasional (MONAS) Bela Negara di Jorong Sungai Siriah, Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota terus berlanjut. Bangunan yang menggunanakan lahan seluas 40 hektar ini merupakan proyek Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementrian Sosial, Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Pertahanan, serta Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan total biaya lebih dari 200 Milyar. Kompleks Monumen Nasional ini rencananya akan terdiri dari bangunan monumen, museum, perpustakaan, masjid, bangunan serbaguna, diorama, hingga bangunan literature.
Berlokasi di tengah hamparan Bukit Barisan, Koto Tinggi bukanlah suatu tempat yang mudah di jangkau. Pasalnya, Nagari yang berjarak sekitar 45 km dari Kota Payakumbuh ini baru bisa dicapai setelah melewati jalur perbukitan yang berkelok-kelok. Meskipun kondisi jalanan dari payakumbuh ke Koto Tinggi bisa dibilang mulus, namun jalan yang sempit dan adanya beberapa titik kerusakan cukup untuk membuat pengendara yang terbiasa dengan jalanan kota nan mulus tiga jalur berkeringat dingin. Belum lagi jika berpapasan dengan bus atau truk. Bisa dipastikan dada naik turun dibuatnya.
Kendatipun demikian, perjalanan ke Koto Tinggi bukanlah sesuatu yang membosankan, hamparan sawah berjenjang di lereng bukit, pepohonan pinus yang berjejer rapi, nuansa alami bukit barisan, hingga penjual batu akik lumuik suliki yang menggelar dagangan di pinggir jalan siap menyambut setiap orang yang datang. Tidak hanya itu, satu hal merupakan kebanggaan nagari Koto Tinggi adalah jeruk siam yang dijamin sanggup mengganti letih dan dahaga hingga tuntas.
Dari pasar Koto Tinggi ada dua jalur yang dapat di tempuh untuk menuju lokasi pembangunan kompleks Monumen Nasional Bela Negara, yang pertama melewati Jorong Pua Data. Kondisi jalanan di sini tidak jauh berbeda dengan jalan yang ditempuh dari Suliki ke Koto Tinggi, hanya saja ukuran jalan yang lebih kecil, serta beberapa kerusakan yang mengaharuskan pengendara untuk berhati-hati. Sepanjang jalan banyak ditemui pemukiman, serta ladang penduduk.
Jalur kedua langsung menuju ke Jorong Sungai Siriah. jalur ini lebih pendek dibandingkan melewati Pua Data namun sama sekali belum diasapal. Hanya jalanan tanah yang di timbun dengan kerikil. Sepanjang jalan hampir tidak ditemukan pemukiman penduduk, hanya lereng bukit yang belum terjamah dan bebarapa bidang ladang warga. Pada hari-hari tertentu sepanjang jalan dipenuhi oleh pria-pria para pecandu buru babi serta anjing-anjing pemburunya.
Hanya sekitar 15 menit dari pasar Koto Tinggi, lokasi pembangunan Kompleks Manumen Nasional Bela Negara berdiri, sedikit terpisah dari pemukiman penduduk, memberi kesan asri pada tempat ini. Sebagian besar kompleks masih berupa bukit-bukit ilalang, semak belukar, serta beberapa ruas jalan tanah yang sedang dikerjakan. Hal tersebut membuat bangunan yang baru berupa pondasi terlihat sangat kontras dengan wilayah sekitarnya.
Saat ini pekerjaan yang sedang berlangsung adalah pembuatan jalan baru. Manurut Eri, Chief Maneger pelaksanaan proyek, jalan yang sedang di buka tersebut merupakan jalan di dalam area kompleks Monumen Nasional Bela Negara dengan panjang 600 meter. Pria asal Ombilin, Kabupaten Tanah Datar ini menyatakan bahwa proyek senilai hampir 2 milyar ini ditargetkan selesai pada akhir tahun 2015. Sedangkan untuk kelanjutan penyelesaian bangunan monumen, beliau menyatakan tidak tahu menahu akan hal tersebut. “kami hanya mengerjakan proyek yang dipercayakan pada kami, kalau itu kami tidak bisa jawab” ujarnya.
Kendatipun baru berupa pondasi dan tiang-tiang bangunan. Ternyata bangunan Monumen Bela Negara ini mulai menarik minat warga. Terlihat beberapa orang warga, mulai dari ibu-ibu, anak-anak, hingga remaja yang datang ke lokasi ini. Sebagian dari mereka bahkan membawa bekal lengkap layaknya keluarga yang pergi piknik. Salah seorang ibu mengaku datang bersama anak-anaknya dari Nagari Andiang untuk refreshing ke tempat ini.
Satu hal yang sangat disayangkan, bangunan setengah jadi ini justru menjadi sasaran tangan-tangan jahil pengunjungnya. Bekas-bekar pembakaran api unggun, sampah yang berserakan, hingga coretan beraneka kata-kata kotor khas minang seakan menjadi dekorasi di setiap sudut bangunan. Sungguh ironis mengingat bangunan ini dibuat untuk mengenang aksi heroik dan terhormat putra-putri bangsa di masa penjajahan.
Telah lewat enam dekade sejak Mr. Syafruddin Prawiranegara dan putra-putri terbaik bangsa lainnya menyelamatkan pemerintahan republik dari kompeni belanda ke tengah belantara Bukit Barisan. kendatipun sempat mengabur dari ingatan, kini kita sebagai penerusnya kembali menjelaskan ingatan itu agar seluruh dunia melihat dengan nyata bahwa kita tak sudi untuk lupa.(END)
Malam agan-agan wati penunggu kaskus semuanya...
nubi nih...belajar ngaskus (biar g' gaptek trus

ane mau bagi pengalaman dikit gan, secara di kampung ane lagi ada pembangunan "monas", beberapa bulan lalu ane bela-belain berkuda ke sono...lumayan jauh emang, tapi Alhamdulillah sampe juga....tulisannya ane bikin jadi feature, niat hati hendak kirim ke koran, apa daya koran nya kaga' nrima

Setelah sempat pudar dari ingatan masyarakat negeri ini. Kenangan tentang Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) kembali dibangkitkan. Seakan mambangkik batang tarandam, pemerintah pusat dan pemerintah Provinsi Sumatera Barat membangun sebuah kompleks Monumen Nasional untuk mengenang peristiwa tersebut. Pada 19 Desember 2012 dimulailah proyek besar ini.[/LEFT]
Sekarang, setelah hampir 3 tahun sejak peletakan batu pertama, proses pembangunan kompleks Monumen Nasional (MONAS) Bela Negara di Jorong Sungai Siriah, Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota terus berlanjut. Bangunan yang menggunanakan lahan seluas 40 hektar ini merupakan proyek Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementrian Sosial, Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Pertahanan, serta Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan total biaya lebih dari 200 Milyar. Kompleks Monumen Nasional ini rencananya akan terdiri dari bangunan monumen, museum, perpustakaan, masjid, bangunan serbaguna, diorama, hingga bangunan literature.
Berlokasi di tengah hamparan Bukit Barisan, Koto Tinggi bukanlah suatu tempat yang mudah di jangkau. Pasalnya, Nagari yang berjarak sekitar 45 km dari Kota Payakumbuh ini baru bisa dicapai setelah melewati jalur perbukitan yang berkelok-kelok. Meskipun kondisi jalanan dari payakumbuh ke Koto Tinggi bisa dibilang mulus, namun jalan yang sempit dan adanya beberapa titik kerusakan cukup untuk membuat pengendara yang terbiasa dengan jalanan kota nan mulus tiga jalur berkeringat dingin. Belum lagi jika berpapasan dengan bus atau truk. Bisa dipastikan dada naik turun dibuatnya.
Kendatipun demikian, perjalanan ke Koto Tinggi bukanlah sesuatu yang membosankan, hamparan sawah berjenjang di lereng bukit, pepohonan pinus yang berjejer rapi, nuansa alami bukit barisan, hingga penjual batu akik lumuik suliki yang menggelar dagangan di pinggir jalan siap menyambut setiap orang yang datang. Tidak hanya itu, satu hal merupakan kebanggaan nagari Koto Tinggi adalah jeruk siam yang dijamin sanggup mengganti letih dan dahaga hingga tuntas.
Dari pasar Koto Tinggi ada dua jalur yang dapat di tempuh untuk menuju lokasi pembangunan kompleks Monumen Nasional Bela Negara, yang pertama melewati Jorong Pua Data. Kondisi jalanan di sini tidak jauh berbeda dengan jalan yang ditempuh dari Suliki ke Koto Tinggi, hanya saja ukuran jalan yang lebih kecil, serta beberapa kerusakan yang mengaharuskan pengendara untuk berhati-hati. Sepanjang jalan banyak ditemui pemukiman, serta ladang penduduk.
Jalur kedua langsung menuju ke Jorong Sungai Siriah. jalur ini lebih pendek dibandingkan melewati Pua Data namun sama sekali belum diasapal. Hanya jalanan tanah yang di timbun dengan kerikil. Sepanjang jalan hampir tidak ditemukan pemukiman penduduk, hanya lereng bukit yang belum terjamah dan bebarapa bidang ladang warga. Pada hari-hari tertentu sepanjang jalan dipenuhi oleh pria-pria para pecandu buru babi serta anjing-anjing pemburunya.
Hanya sekitar 15 menit dari pasar Koto Tinggi, lokasi pembangunan Kompleks Manumen Nasional Bela Negara berdiri, sedikit terpisah dari pemukiman penduduk, memberi kesan asri pada tempat ini. Sebagian besar kompleks masih berupa bukit-bukit ilalang, semak belukar, serta beberapa ruas jalan tanah yang sedang dikerjakan. Hal tersebut membuat bangunan yang baru berupa pondasi terlihat sangat kontras dengan wilayah sekitarnya.
Saat ini pekerjaan yang sedang berlangsung adalah pembuatan jalan baru. Manurut Eri, Chief Maneger pelaksanaan proyek, jalan yang sedang di buka tersebut merupakan jalan di dalam area kompleks Monumen Nasional Bela Negara dengan panjang 600 meter. Pria asal Ombilin, Kabupaten Tanah Datar ini menyatakan bahwa proyek senilai hampir 2 milyar ini ditargetkan selesai pada akhir tahun 2015. Sedangkan untuk kelanjutan penyelesaian bangunan monumen, beliau menyatakan tidak tahu menahu akan hal tersebut. “kami hanya mengerjakan proyek yang dipercayakan pada kami, kalau itu kami tidak bisa jawab” ujarnya.
Kendatipun baru berupa pondasi dan tiang-tiang bangunan. Ternyata bangunan Monumen Bela Negara ini mulai menarik minat warga. Terlihat beberapa orang warga, mulai dari ibu-ibu, anak-anak, hingga remaja yang datang ke lokasi ini. Sebagian dari mereka bahkan membawa bekal lengkap layaknya keluarga yang pergi piknik. Salah seorang ibu mengaku datang bersama anak-anaknya dari Nagari Andiang untuk refreshing ke tempat ini.
Satu hal yang sangat disayangkan, bangunan setengah jadi ini justru menjadi sasaran tangan-tangan jahil pengunjungnya. Bekas-bekar pembakaran api unggun, sampah yang berserakan, hingga coretan beraneka kata-kata kotor khas minang seakan menjadi dekorasi di setiap sudut bangunan. Sungguh ironis mengingat bangunan ini dibuat untuk mengenang aksi heroik dan terhormat putra-putri bangsa di masa penjajahan.
Telah lewat enam dekade sejak Mr. Syafruddin Prawiranegara dan putra-putri terbaik bangsa lainnya menyelamatkan pemerintahan republik dari kompeni belanda ke tengah belantara Bukit Barisan. kendatipun sempat mengabur dari ingatan, kini kita sebagai penerusnya kembali menjelaskan ingatan itu agar seluruh dunia melihat dengan nyata bahwa kita tak sudi untuk lupa.(END)
Spoiler for penampakannya gan:
Spoiler for dari tingkat 4:
Spoiler for baru pondasinya waktu ane kesono:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 0 suara
a
a
0%
a
0%
Diubah oleh kubecako 11-10-2015 22:47
0
4.7K
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan