TV saat ini merupakan salah satu media favorit yang digunakan masyarakat dalam mencari informasi baik dalam maupun luar negeri. Tetapi apa jadinya bila informasi yang diterima masyarakat justru malah berita yang tidak jelas? Apalagi berita yang berbau politis yang seolah sengaja mengarahkan masyarakat guna pengalihan isu tertentu?

Hal itu membuat saya terusik dan tergerak ingin mencari tahu apakah terdapat pemufakatan jahat dibalik penayangan isu hoax oleh Metro TV? Apakah semua itu dilakukan sengaja untuk kepentingan tertentu?

Terlalu banyak pertanyaan dalam benak saya, mengapa Metro TV begitu bersemangat memberitakan berita hoax bahwa Bali akan di bom pasca kejadian Sarinah hanya berdasar pada surat kaleng yang diterima oleh supir Camat Buleleng? Padahal Kapolri telah memastikan bahwa ancaman surat kaleng tersebut adalah palsu. Lalu, mengapa Metro TV tidak menayangkan pernyataan Kapolri tersebut? Padahal isu bom Bali itu pertama kali dilontarkan oleh Metro TV. Apa karena Metro TV “terlanjur malu” untuk menayangkan hal tersebut ataukah memang sengaja tidak ditayangkan agar isu Bali akan di bom terus menyeruak ke masyarakat?

Dugaan saya pasti ada aktor iktelektual dibalik penayangan berita hoax di Metro TV tersebut. Kemudian terpikir oleh saya, adakah korelasi rantai simbiosis mutualisme diantara rating Metro TV yang naik- pihak yang melakukan pencitraan dalam isu bom ini- Sutiyoso yang meminta kenaikan anggaran BIN dari yang semula Rp.1 Triliun menjadi Rp.3,7 Triliun- adanya wacana revisi RUU Terorisme??? Butuh usaha keras untuk menyusun potongan-potongan puzzle yang ada agar menjadi susunan puzzle yang utuh. Hmm….kita lihat saja kelanjutannya seperti apa??