Alih-alih mendukung pemerintah melawan terorisme agar terciptanya kedamaian di masyarakat, Metro TV justru malah memberitakan yang sebaliknya. Hal tersebut sangat jelas terlihat dimana Metro TV sangat massif memberitakan tentang adanya ancaman lanjutan teror setelah Bom Sarinah.

Metro TV terus menerus memberitakan akan adanya lanjutan aksi terror di Bali dengan membesar-besarkan adanya surat ancaman bahwa Bali akan di bom kembali, tanpa dasar pemberitaan yang jelas dan hanya berdasar pada kertas ancaman yang tidak jelas asal usulnya.

Di tengah ketidakstabilan suasana pasca bom Sarinah, Metro TV malah dengan sengaja mengambil keuntungan dengan memberitakan terus menerus surat teror bom Bali demi kepentingan menaikan rating dan pemasukan iklan tanpa memikirkan efek buruk dari pemberitaan tersebut.

Pihak berwajib bertindak cepat dalam penanganan bom Sarinah kemarin, sehingga tidak menimbulkan ketakutan yang berlebihan di masyarakat. Aparat saat ini tengah bekerja keras agar kejadian seperti bom Sarinah tidak terulang kembali dan tidak terjadi keadaan mencekam di masyarakat. Tetapi, Metro TV malah terus memanaskan pemberitaan tentang surat teror bom Bali yang justru seolah sengaja ingin menciptakan suasana mencekam di masyarakat.
Metro TV merupakan media nasional yang memiliki nama besar, seharusnya dengan kredibilitas dengan menyandang ‘nama besar’ tersebut Metro TV memaparkan pemberitaan berdasarkan fakta yang akurat, bukan memberitakan terus menerus berita yang bersifat “HOAX”. Hal ini justru mencerminkan bahwa kredibilitas Metro TV tidak sebesar nama besarnya.

Dengan adanya pemberitaan surat teror bom Bali tersebut, secara tersirat Metro TV mendukung terhadap terorisme. Berdasarkan hal tersebut, KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) harus turun tangan dan memberikan sanksi tegas terhadap Metro TV. KPI pun harus menghimbau masyarakat agar tidak termakan isu “HOAX” yang diberitakan oleh Metro TV agar tidak terjadi kecemasan.