Senin 18 Jan 2016, 18:18 WIB
Tim Pengacara Muslim Klarifikasi Keaslian Suara Bantahan Bahrunnaim
Baban Gandapurnama - detikNews

Foto: Istimewa
Jakarta - Tim Pengacara Muslim (TPM) belum bisa memastikan soal keaslian rekaman suara pria mengatasnamakan Bahrunnaim yang beredar di dunia maya. Bahrun, warga Solo, disebut polisi sebagai otak aksi teror dan serangan bersenjata di kawasan Thamrin, Jakarta. Isi pesan suara itu seolah sebagai bantahan berkaitan insiden teror tersebut.
"Ya kami memang mendengar kabar itu. Sedang kami klarifikasi kebenarannya," kata Wakil Ketua Pembina TPM Achmad Michdan via telepon, Senin (18/1/2015).
Rekaman suara itu beredar di situs berbagi audio SoundCloud, Senin ini. Akun pengunggahnya bernama Ghostop. Pemilik akun menggunakan foto wajah Bahrun Naim yang tampil berkaca mata.
Durasi rekaman suara ini hanya 6 detik. Judulnya "Bantahan Bahrun Naim". "Lha, wong saya itu jarang online, dikira komunikasi, komunikasi dari Hong Kong apa?" demikian isi suara rekaman itu.
Michdan bersama rekan TPM lainnya meminta waktu guna memastikan apakah suara itu benar Bahrun atau bukan. "Belum (kepastian suara Bahrun). Kami sedang dalami. Mungkin tunggu satu atau dua hari ini kami sudah dapat," ujar Michdan yang mengaku belum mendengar secara langsung rekaman suara itu.
Menurut polisi posisi Bahrun berada di Suriah. Namun TPM, sambung Michdan, belum dapat memastikan kabar tersebut. "Kami juga mencoba mendapatkan informasi-informasi. Kalau sudah dapat, nanti kami sampaikan," ucap Michdan.
TPM tidak asing dengan sosok Bahrun yang merupakan lulusan jurusan Teknik Informatika Universitas Negeri Sebelas Maret Solo. Sebab sewaktu Bahrun terjerat kasus kepemilikan amunisi peluru ilegal, pada 2010 silam, TPM turun tangan menjadi kuasa hukum Bahrun. Perkara ini bergulir ke PN Surakarta yang akhirnya pada 9 Juni 2011 hakim menjatuhkan vonis 2 tahun 6 bulan penjara terhadap Bahrun karena terbukti melanggar UU Darurat.
Pihak TPM, menurut Michdan, mengklaim tidak menjalin komunikasi lagi semenjak Bahrun menghirup udara bebas pada 2014. "Memang dulu dia (Bahrun) klien. Setelah lepas, kita enggak ada komunikasi lagi sampai terdengar dia berada di Suriah," tutur Michdan.
(dra/dra)