- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Jodoh Nggak Mesti Langgeng (Koreksi Mindset)


TS
balkadabal
Jodoh Nggak Mesti Langgeng (Koreksi Mindset)
Halo semuanya, izinkan saya membagi tulisan kecil ini kepada teman-teman Kaskuser semua. Tapi sebelumnya, ini dulu ya..
No Repsol
cek linknya
No Repsol
cek linknya

Suatu saat saya menemukan status seorang kawan lama, atau kawan lama saya memposting status di sosmed tentang jodoh. Pasangan hidup. Saya lupa persisnya bagaimana bunyi status itu. Tapi intinya, bahwa jodoh itu tidak datang dengan sendiri, tapi harus diusahakan, dan yang jodoh diharapkan semoga langgeng. Tidak ada yang fantastis, sehingga Anda tidak perlu teriak WAUW sambil berguling-guling.
ILK atau Indonesia Lawak Klub juga sering membahas persoalan jodoh, pasangan hidup, persuami istrian. Mulai dari perspektif nikah cerai nya para selebriti sampai persoalan jodoh ideal. Namun tetap saja, pembahasan orang-orang yang membahas masalah jodoh perjodohan ini tidak mampu memastikan apakah jodoh itu datang sendiri, dan apakah jodoh itu langgeng sampai mati atau apakah yang namanya jodoh itu pasangan hidup selamanya atau tidak.
Saya yakin, kalau Anda berdiskusi atau ngobrol soal jodoh perjodohan juga tidak bisa memastikan, bukan? Ujung-ujungnya, mengutarakan harapan baik dalam hati maupun dengan ungkapan lisan kepada kawan-kawan Anda. Untuk yang belum nikah, harapan itu tidak lari dari “semoga dialah jodohku” atau “semoga aku mendapat jodoh yang baik untuk hidupku” dan seterusnya. Dan yang sudah menikah “yah,, semoga saja kami langgeng” atau “moga-moga kami langgeng sampai akhir hayat”, dan seterusnya.
Saat upacara pernikahan pun, khatib sekaligus pengakad nikah juga menyelipkan pesan dan harapan agar yang dinikahkan nantinya menjadi jodoh yang langgeng, bahagia dunia akherat. Begitu juga orang tua dari masing-masing mempelai, sahabat, kerabat dan semua yang menyaksikan momen bersejarah itu, pasti turut menyematkan harapan kelanggengan. Dan penceramah, yang kalau resepsinya ada ceramah nikahnya, juga pasti membicarakan tema yang mengandung pesan dan nasehat tentang bagaimana kehidupan berkeluarga yang baik dan langgeng, tentang bagaimana suami kepada istri, dan istri kepada suami, dan segala humor rumornya.
Itu artinya, bahwa sebelum nikah, jodoh itu tidak datang sendiri, melainkan dicari, diusahakan. Yang ingin menikah tapi diam saja, santai semampai, tidak berusaha mencari calon istri, tidak berusaha melamar, tidak berusaha menyatakan keinginan menikahi si wanita, ya mana bisa menikah? Yang pacaran bertahun-tahun pun belum tentu jadi menikah, maksudnya jadi pasangan suami istri, apalagi yang ingin menikah tapi tidak mau mengutarakan kepada si wanita.
Dan setelah menikah, setelah menjadi suami istri, pasti masing-masing suami istri mengatakan “akhirnya, kaulah jodohku” atau “sudah menjadi takdir kau jadi jodohku”. Tapi bukan berarti setelah berjodoh kemudian pasti langgeng.
Perceraian yang akhirnya terjadi, kemudian doa-doa dan harapan-harapan kelanggengan seperti yang sudah dibicarakan diatas, adalah buktinya. Sebab kalau jodoh langgeng, pasti setiap orang yang sudah menikah tidak akan bercerai, dan tidak perlu khawatir sehingga berdoa dan berharap semoga langgeng sampai kakek nenek atau sampai akhir hayat.
Ini artinya, istilah jodoh tidak sepadan dengan kelanggengan hubungan suami istri, jodoh tidak mesti berarti langgeng, dan jodoh tidak mesti berkonotasi langgeng. Hubungan antara istilah jodoh dan langgeng itu, kalau jodoh belum tentu langgeng dan kalau langgeng pasti jodoh. Jadi jodoh itu hanya sebatas dalam garis lingkaran hubungan suami istri yang legal. Diluar itu bukan jodoh. Dan karena sebelum menikah bukan jodoh, maka kalau tidak diusahakan menikah ya tidak akan pernah menjadi jodoh, sehingga jodoh pun harus ditemukan, diusahakan, bukan ditunggu. Salam perjodohan!
ILK atau Indonesia Lawak Klub juga sering membahas persoalan jodoh, pasangan hidup, persuami istrian. Mulai dari perspektif nikah cerai nya para selebriti sampai persoalan jodoh ideal. Namun tetap saja, pembahasan orang-orang yang membahas masalah jodoh perjodohan ini tidak mampu memastikan apakah jodoh itu datang sendiri, dan apakah jodoh itu langgeng sampai mati atau apakah yang namanya jodoh itu pasangan hidup selamanya atau tidak.
Saya yakin, kalau Anda berdiskusi atau ngobrol soal jodoh perjodohan juga tidak bisa memastikan, bukan? Ujung-ujungnya, mengutarakan harapan baik dalam hati maupun dengan ungkapan lisan kepada kawan-kawan Anda. Untuk yang belum nikah, harapan itu tidak lari dari “semoga dialah jodohku” atau “semoga aku mendapat jodoh yang baik untuk hidupku” dan seterusnya. Dan yang sudah menikah “yah,, semoga saja kami langgeng” atau “moga-moga kami langgeng sampai akhir hayat”, dan seterusnya.
Saat upacara pernikahan pun, khatib sekaligus pengakad nikah juga menyelipkan pesan dan harapan agar yang dinikahkan nantinya menjadi jodoh yang langgeng, bahagia dunia akherat. Begitu juga orang tua dari masing-masing mempelai, sahabat, kerabat dan semua yang menyaksikan momen bersejarah itu, pasti turut menyematkan harapan kelanggengan. Dan penceramah, yang kalau resepsinya ada ceramah nikahnya, juga pasti membicarakan tema yang mengandung pesan dan nasehat tentang bagaimana kehidupan berkeluarga yang baik dan langgeng, tentang bagaimana suami kepada istri, dan istri kepada suami, dan segala humor rumornya.
Itu artinya, bahwa sebelum nikah, jodoh itu tidak datang sendiri, melainkan dicari, diusahakan. Yang ingin menikah tapi diam saja, santai semampai, tidak berusaha mencari calon istri, tidak berusaha melamar, tidak berusaha menyatakan keinginan menikahi si wanita, ya mana bisa menikah? Yang pacaran bertahun-tahun pun belum tentu jadi menikah, maksudnya jadi pasangan suami istri, apalagi yang ingin menikah tapi tidak mau mengutarakan kepada si wanita.
Dan setelah menikah, setelah menjadi suami istri, pasti masing-masing suami istri mengatakan “akhirnya, kaulah jodohku” atau “sudah menjadi takdir kau jadi jodohku”. Tapi bukan berarti setelah berjodoh kemudian pasti langgeng.
Perceraian yang akhirnya terjadi, kemudian doa-doa dan harapan-harapan kelanggengan seperti yang sudah dibicarakan diatas, adalah buktinya. Sebab kalau jodoh langgeng, pasti setiap orang yang sudah menikah tidak akan bercerai, dan tidak perlu khawatir sehingga berdoa dan berharap semoga langgeng sampai kakek nenek atau sampai akhir hayat.
Ini artinya, istilah jodoh tidak sepadan dengan kelanggengan hubungan suami istri, jodoh tidak mesti berarti langgeng, dan jodoh tidak mesti berkonotasi langgeng. Hubungan antara istilah jodoh dan langgeng itu, kalau jodoh belum tentu langgeng dan kalau langgeng pasti jodoh. Jadi jodoh itu hanya sebatas dalam garis lingkaran hubungan suami istri yang legal. Diluar itu bukan jodoh. Dan karena sebelum menikah bukan jodoh, maka kalau tidak diusahakan menikah ya tidak akan pernah menjadi jodoh, sehingga jodoh pun harus ditemukan, diusahakan, bukan ditunggu. Salam perjodohan!
Maaf ya gan, sist, saya jarang posting dan sudah lama nggak posting, jadi saya nggak mau ribet. Semoga bermanfaat.




Diubah oleh balkadabal 08-06-2014 17:25
0
4K
28


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan