

TS
Wah Cantiknya
Me or She?
Assalamu'alaikum, Wr, Wb..

Salam kenal.. Cantik disini..
Cantik mau ikutan nulis cerita ya semuanya, semoga ga bosen ngikutin cerita Cantik..
Oh iya, fyi ini cerita fiksi


Salam kenal.. Cantik disini..

Cantik mau ikutan nulis cerita ya semuanya, semoga ga bosen ngikutin cerita Cantik..
Oh iya, fyi ini cerita fiksi


Quote:
Malam semakin gelap dimakan waktu. Sinar bintang semakin bercahaya memberi kehangatan dalam udara dingin yang menusuk dinding kulit. Kebanyakan orang sudah memilih merebahkan tubuhnya dikasur mengistirahatkan tubuh yang lelah dipakai beraktivitas seharian.
Dira masih disana, dicafe langganannya, cafe yg bernuansakan suasana zaman 80, klasik. Sudah lima jam gadis berambut sebahu itu duduk sendirian ditemani 5 cangkir moccacino yang sudah habis diteguknya beberapa waktu lalu. Tubuhnya masih berbalutkan gaun cantik selutut berwarna cokelat muda. Matanya menerawang jauh, menatap kosong jalanan ibu kota yang perlahan mulai sepi kendaraan tapi tetap ramai oleh anak-anak muda yang sedang menghabiskan malam minggu mereka, dicafe ataupun warung tenda pinggir jalan.
Pikirannya entah kemana. Bukan! Dira bukan sedang menunggu pacarnya datang. Dira sedang menyesali kekonyolan yg ia buat hari ini. Sore tadi, seharusnya Dira tidak perlu kesana, ketempat yang akhirnya membuat Dira kehilangan muka.
Siang tadi Dira secara mendadak memutuskan untuk datang ke resepsi pernikahan sang mantan. Ya, pria yang sudah dipacarinya selama lima tahun ternyata menikahi gadis lain secara mendadak, alasannya karna dijodohkan, karna si pria adalah anak dari seorang pengusaha kaya yang mengharuskannya menikah dengan gadis dari partner bisnis ayahnya, sinetron banget? Iya memang, tapi ini memang ada. Ayahnya memaksanya menikah dengan putri dari rekanan bisnisnya, agar bisnisnya tetap lancar dan terus jaya karna dukungan dari besannya.
Sementara Dira? Hanya seorang staff marketing disalah satu bank swasta, ayahnya yang single parent adalah seorang koki disalah satu restoran ternama di Jakarta. Karna itulah keluarga pacarnya tidak setuju kalau Dira menikah dengan putra mereka, Dira dianggap tidak menguntungkan perusahaan, jadi lebih baik dibuang.
Kembali ke kejadian siang hari tadi. Dari rumah Dira sudah menyiapkan hatinya agar bisa terlihat tegar dan kuat dihadapan sang mantan, Dira harus terlihat baik-baik saja. Tapi naas, semua pertahanan itu roboh seketika, saat ia dan sang mantan saling berhadapan dipelaminan.
"Dira.." Si pria berbaju adat sunda itu menatap Dira penuh rasa bersalah. Bagaimanapun dia lemah karna tak bisa melawan keingiban orang tuanya.
Dira mulai berkaca-kaca menatap wajah sang mantan, sekilas muncul kembali kenangan-kenangan indah itu.
"S..S...Sel..Sela..mat.." Dira terbata menjabat tangan sang mantan. Pecah, tangisnya pecah, kewarasannya hilang. Dira menangis, meraba lembut wajah sang mantan lalu memeluknya.
Sontak semua orang disana terkejut dengan kejadian itu, terlebih pengantin wanita dan keluarganya.
"Kenapa Dim, Kenapa? Harusnya aku yang ada disini sama aku, aku, Dim.." Dira terisak bak seorang bocah yang tak rela mainannya direbut. Make upnya luntur, wajahnya yang manis jadi seram karna hitam dari maskara yang luntur.
"Maaf.. Maafin aku Dira, maaf bangeet". Hanya itu yang bisa diucapkan oleh si pengantin pria dengan wajah bersalahnya.
Tak lama kemudian, dua orang bertubuh besar datang, menarik Dira untuk melepaskan pelukannya, tapi Dira tak mau melepasnya, tangisnya makin pecah, mengundang perhatian para undangan. Terpaksa dua orang besar tadi menyeretnya dengan agak kasar lalu mengusirnya keluar gedung. Tatapan sinis dari kedua orang tua sang mantan mengiringi kepergiannya dari gedung mewah itu.
Setelah diluar barulah dia sadar apa yang sudah dilakukannya tadi, konyol. Sepanjang jalan diatas motor maticnya, Dira terus mengutuki dirinya sendiri atas insiden tadi.
"Gobl*k, B*go, kenapa gue jadi lepas kontrol gitu, bikin malu aja, rrrrr!!"
Sampai akhirnya dia terdampar dicafe favoritnya ini, menghabiskan kopi sampai lima gelas, entah apa kabar dengan lambungnya setelah menerima banjir kopi dadakan itu. Dira benar-benar menyesal atas kejadian tadi, konyol dan memalukan.
"Diandra!" Seorang pria setengah baya muncul sambil bertolak pinggang dihadapan Dira.
Dira tersentak. "Ayah?"
Dira masih disana, dicafe langganannya, cafe yg bernuansakan suasana zaman 80, klasik. Sudah lima jam gadis berambut sebahu itu duduk sendirian ditemani 5 cangkir moccacino yang sudah habis diteguknya beberapa waktu lalu. Tubuhnya masih berbalutkan gaun cantik selutut berwarna cokelat muda. Matanya menerawang jauh, menatap kosong jalanan ibu kota yang perlahan mulai sepi kendaraan tapi tetap ramai oleh anak-anak muda yang sedang menghabiskan malam minggu mereka, dicafe ataupun warung tenda pinggir jalan.
Pikirannya entah kemana. Bukan! Dira bukan sedang menunggu pacarnya datang. Dira sedang menyesali kekonyolan yg ia buat hari ini. Sore tadi, seharusnya Dira tidak perlu kesana, ketempat yang akhirnya membuat Dira kehilangan muka.
Siang tadi Dira secara mendadak memutuskan untuk datang ke resepsi pernikahan sang mantan. Ya, pria yang sudah dipacarinya selama lima tahun ternyata menikahi gadis lain secara mendadak, alasannya karna dijodohkan, karna si pria adalah anak dari seorang pengusaha kaya yang mengharuskannya menikah dengan gadis dari partner bisnis ayahnya, sinetron banget? Iya memang, tapi ini memang ada. Ayahnya memaksanya menikah dengan putri dari rekanan bisnisnya, agar bisnisnya tetap lancar dan terus jaya karna dukungan dari besannya.
Sementara Dira? Hanya seorang staff marketing disalah satu bank swasta, ayahnya yang single parent adalah seorang koki disalah satu restoran ternama di Jakarta. Karna itulah keluarga pacarnya tidak setuju kalau Dira menikah dengan putra mereka, Dira dianggap tidak menguntungkan perusahaan, jadi lebih baik dibuang.
Kembali ke kejadian siang hari tadi. Dari rumah Dira sudah menyiapkan hatinya agar bisa terlihat tegar dan kuat dihadapan sang mantan, Dira harus terlihat baik-baik saja. Tapi naas, semua pertahanan itu roboh seketika, saat ia dan sang mantan saling berhadapan dipelaminan.
"Dira.." Si pria berbaju adat sunda itu menatap Dira penuh rasa bersalah. Bagaimanapun dia lemah karna tak bisa melawan keingiban orang tuanya.
Dira mulai berkaca-kaca menatap wajah sang mantan, sekilas muncul kembali kenangan-kenangan indah itu.
"S..S...Sel..Sela..mat.." Dira terbata menjabat tangan sang mantan. Pecah, tangisnya pecah, kewarasannya hilang. Dira menangis, meraba lembut wajah sang mantan lalu memeluknya.
Sontak semua orang disana terkejut dengan kejadian itu, terlebih pengantin wanita dan keluarganya.
"Kenapa Dim, Kenapa? Harusnya aku yang ada disini sama aku, aku, Dim.." Dira terisak bak seorang bocah yang tak rela mainannya direbut. Make upnya luntur, wajahnya yang manis jadi seram karna hitam dari maskara yang luntur.
"Maaf.. Maafin aku Dira, maaf bangeet". Hanya itu yang bisa diucapkan oleh si pengantin pria dengan wajah bersalahnya.
Tak lama kemudian, dua orang bertubuh besar datang, menarik Dira untuk melepaskan pelukannya, tapi Dira tak mau melepasnya, tangisnya makin pecah, mengundang perhatian para undangan. Terpaksa dua orang besar tadi menyeretnya dengan agak kasar lalu mengusirnya keluar gedung. Tatapan sinis dari kedua orang tua sang mantan mengiringi kepergiannya dari gedung mewah itu.
Setelah diluar barulah dia sadar apa yang sudah dilakukannya tadi, konyol. Sepanjang jalan diatas motor maticnya, Dira terus mengutuki dirinya sendiri atas insiden tadi.
"Gobl*k, B*go, kenapa gue jadi lepas kontrol gitu, bikin malu aja, rrrrr!!"
Sampai akhirnya dia terdampar dicafe favoritnya ini, menghabiskan kopi sampai lima gelas, entah apa kabar dengan lambungnya setelah menerima banjir kopi dadakan itu. Dira benar-benar menyesal atas kejadian tadi, konyol dan memalukan.
"Diandra!" Seorang pria setengah baya muncul sambil bertolak pinggang dihadapan Dira.
Dira tersentak. "Ayah?"
Diubah oleh Wah Cantiknya 25-12-2015 13:00




sinyuswanana dan anasabila memberi reputasi
2
14.3K
Kutip
144
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan