- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
- Si Tidak Penting- A story about a boy and his world.


TS
aankarita
- Si Tidak Penting- A story about a boy and his world.
Halo agan-agan semua,
Salam kenal, saya Aan. Thread ini saya buat untuk menyalurkan tulisan saya, sebuah cerita fiksi yang saya tulis. Cita-citanya, suatu saat tulisan ini bisa jadi buku, kalaupun tidak dengan agan-agan sudah mau membaca, mengomentari dan memberi masukan, saya sudah sangat senang.
Mohon bimbingan dan saran dari agan-agan semua, saya baru belajar nulis jadi akan sangat banyak kekurangan pada cerita ini.
So, Mari kita mulai.
NEXT : Bagian II : Gue, Keluarga, Cinta
Mohon komentarnya agan-agan semua.
semoga tulisan ini menyenangkan untuk dibaca hehe
Salam kenal, saya Aan. Thread ini saya buat untuk menyalurkan tulisan saya, sebuah cerita fiksi yang saya tulis. Cita-citanya, suatu saat tulisan ini bisa jadi buku, kalaupun tidak dengan agan-agan sudah mau membaca, mengomentari dan memberi masukan, saya sudah sangat senang.
Mohon bimbingan dan saran dari agan-agan semua, saya baru belajar nulis jadi akan sangat banyak kekurangan pada cerita ini.
So, Mari kita mulai.
Quote:
Bagian 1 : Si Menawan, Si Asik dan Si Kurang Penting
Masa muda adalah saat yang sangat tepat untuk mencari teman, sahabat serta untuk memperluas pergaulan. Bertemu dengan sekumpulan orang-orang yang nyambung dengan kita adalah suatu kesenangan. Punya banyak teman dan sahabat adalah sebuah anugerah yang tidak ternilai harganya.
Persahabatan identik dengan kelompok, kita berkelompok dengan orang-orang yang kita anggap menyenangkan bagi diri kita. Tak jarang, kita memberikan nama untuk kelompok persahabatan kita, “Manis manja grup”, “Pahit jijik grup”, “najis tai grup” atau nama-nama konyol lainnya. Semua orang menganggap persahabatan mereka adalah yang paling seru.
Gue adalah orang yang cukup beruntung memiliki sahabat-sahabat yang selalu ada buat gue, kami punya prinsip “Satu rasa untuk semua”, maksudnya ketika gue lagi sedih maka temen-temen gue juga ikut sedih dan kita akan mengilangkan kesedihan itu bersama-sama, saat gue lagi senang maka mereka akan ikut bahagia, walaupun salah satu diantara mereka ada yang lagi diselingkuhin pasangannya, saat gue lagi mencret maka mereka akan...... sorry salah topik. Gue, Komar, Didi, Chika dan Tasya sudah bersahabat semenjak SMA hingga saat ini kami samasama berjuang untuk segera wisuda.
Disadari atau tidak, dalam sebuah kelompok persahabatan pasti ada tipe-tipe seperti berikut. Pertama, si Menawan, tipe ini biasanya adalah orang yang paling sempurna secara fisik jika dibandingkan anggota lain didalam kelompoknya. Tipe ini biasanya selain menawan juga diikuti dengan sifat yang cool serta paling fashionable diantara teman-temannya. Dalam kelompok persahabatan gue tipe ini ada pada Komar dan Tasya. Komar adalah mahasiswa kedokteran gigi, wajahnya ganteng dan gayanya trendy banget. Komar sempurna secara fisik, komar adalah tipe idaman semua wanita. Gue yakin Komar bisa bikin ratusan nenek-nenek ngantri minta dipasangi behel. Karna kesempurnaannya ini, dia lebih suka dipanggil Mark karena Komar menurut dia tidak cocok dengan ketampanannya. Begitupun dengan Tasya, calon wisudawati jurusan Matematika. Orang-orang bilang dia lebih cantik dibanding bidadari. Gue yakin Pevita Pearce bakalan minder kalau ketemu dia, dan gue yakin Pevita Pearce bakalan minta diajarin aljabar sama dia. Satu-satunya kekurangan Tasya adalah pelit dan sangat amat teramat perhitungan sekali.
Banyak orang bilang Komar dan Tasya sangat cocok jika menjadi sepasang kekasih, gue juga sependapat. Tasya dan Komar adalah kombinasi yang sempurna, layaknya Brad Pitt dan Angelina Jolie. Tapi mereka sepertinya tidak sependapat dengan banyak orang, Tasya sudah punya pacar. Gue sempat heran kenapa Tasya bisa jadian dengan pacarnya yang sekarang. Pria bajingan yang gue rasa pakai pelet itu satu jurusan dengan Tasya, kita ga ada yang suka sama dia, orangnya ga seru. Walaupun gue tahu Tasya tertarik sama otak dia yang super pinter. Ya, dia sangat amat pintar, saking pinternya Dekan fakultas MIPA sampai les privat aljabar sama dia. Gokil. Sedangkan Komar, hmm.... entahlah, dia punya banyak teman cewek yang kece-kece tapi udah lama banget ngejomblo dan masih betah aja. Gue sempat mikir kalau Komar itu homo, sampai akhirnya gue nemu ratusan film bokep dari berbagai negara di laptop dia. Gue akhirnya yakin dia normal. Komar punya prinsip pacaran sekali seumur hidup dan langsung nikah.
Anyway, kehadiran dua orang tipe menawan ini sangat terasa saat sebuah kelompok berkumpul. Kalau mereka tidak ada rasanya ada yang kurang, suasana terasa beda. Misalnya.
Gue sejujurnya juga ngerasa ada yang kurang kalau ngumpul ga ada Komar, dia yang diasanya kita ledekin, dia juga yang suka ngasih nasihat-nasihat bijak yang kadang ga penting. Jadi ya, sepi kalau ga ada dia.
Tipe kedua yang selalu ada didalam persahabatan adalah si Asik. Tipe ini adalah tipe orang yang asik, seru, ceplas-ceplos, kocak dan cuek. Tipe ini biasanya juga orang yang kreatif, penuh inisiatif dan punya pergaulan luas. Tipe ini didalam kelompok gue adalah Didi dan Chika. Didi adalah seorang mahasiswa jurusan Teknologi Ilmu Komunikasi, satu jurusan dengan gue. Didi adalah orang yang sangat gaptek, dia pernah punya tugas bikin makalah tentang perkembangan media di dunia, dan dia bikinnya pakai power point..... Dasar bego. Didi adalah orang yang sangat menyenangkan, supel dan mudah akrab sama orang. Dia juga sangat lucu, celetukan celetukan Didi selalu berhasil membuat orang tertawa. Wajahnya tidak ganteng, malah bisa dikatakan absurd, namun karena banyolannya banyak yang suka sama dia. Si kampret sok kecakepan ini adalah yang mantannya paling banyak diantara kami berlima, kampret emang. Sedangkan Chika adalah mahasiswi Ekonomi yang sangat cerdas. Gadis berjilbab ini juga punya banyak keahlian, seperti fotography, dancing, dan Chika juga jago olahraga. Chika adalah tempat curhat kami, walaupun kalau kami curhat sering dimaki-maki sama dia. Chika adalah orang yang ceplas-ceplos, nyablak dan suka ngomentarin apapun.. ya, apapun. Pernah kami lagi makan di rumah makan Padang, Sederhana, Chika ngomentarin salah satu orang disana. Chika bilang “ini mas-mas batiknya kok warnanya norak banget ya? Mau makan kok ya pake batik kayak mau kondangan.” “Itu pelayan Sederhana, bego” celetuk Didi, Chika terdiam sejenak kemudian berkata “Oh,.. ya.... tetep aja norak”.
Tipe kedua ini akan membuat ngumpul terasa hambar dan garing, kebanyakan tipe inilah yang membuat suasana lebih hidup dan pembicaraan jauh lebih menyenangkan. Misalnya,
Seperti itu lah yang terjadi kalau kedua kampret itu ga ada, ga ada yang ngebanyol, ga ada yang marah-marah. Sepi.
Tipe terakhir adalah Si Kurang Penting, maksudnya adalah manusia tipe ini dalam pergaulannya tidak punya banyak impact. Ada atau tidak ada dia akan terasa sama saja, ga ada yang kurang ga ada yang lebih. Tipe ini biasanya adalah orang yang biasa-biasa aja, ga ganteng tapi juga ga jelek. Mereka juga ga pinter, tapi juga ga bego-bego amat, mereka ga lucu tapi juga ga garing. Ya, serba nanggung, jadi tidak ada yang bisa diingat tentang orang ini. Gue adalah orang ini didalam persahabatan gue, gue sering ngerasa ga begitu penting bagi mereka. Kadang gue merasa kalau gue ga ada, mereka juga gabakalan kangen sama gue. Misalnya,
Bukan Cuma itu doang, gue juga sering dilupain kalau gue dan sahabat-sahabat gue ketemu teman-teman SMA yang lain. Seolah anak-anak satu SMA Cuma inget sama empat teman gue, ga pernah ada yang nanyain kabar gue. Bahkan saat pembentukan panitia reuni angkatan keempat sahabat gue diajakin jadi panitia, tapi gue ga diajakin, kampret. Masih ada lagi yang lebih nyebelin, waktu kita pergi buka bersama angkatan SMA, kami dateng barengan, masuk ruanganpun barengan. Kalian tau kan kalau ada acara kayak gini pasti ada MC sok asik yang nyambut tamu-tamu yang datang.
“Selamat datang Ibu Yus, guru bahasa Inggris kita tercinta”
“Selamat datang Roni, Ade, Eca, silahkan mengisi tempat duduk”
“Selamat datang Tasya, Chika, Didi dan Komar, silahkan langsung mencari tempat untuk duduk”
Tasya, Chika, Didi, Komar, lah? Gue ga dipanggil, gue ga disambut. Kampret. Gue liat anak-anak lain pada nyapa sahabat-sahabat gue, tapi ga ada yang nyapa gue. Langkah gue terhenti, hati gue berkata “segitu ga pentingkah gue?”. Gue ingin balik pulang aja, tapi ga enak sama sahabat-sahabat gue. Gue terpaksa jalan kedepan nyamperin sahabat-sahabat gue yang udah duduk di meja. Gue masih bete, kenapa sih gue ga pernah dianggap penting? Apa Cuma gue yang diginiin? Kenapa harus ada orang seperti gue. Pikiran-pikiran itulah yang sering berteriak didalam kepala gue.
Masa muda adalah saat yang sangat tepat untuk mencari teman, sahabat serta untuk memperluas pergaulan. Bertemu dengan sekumpulan orang-orang yang nyambung dengan kita adalah suatu kesenangan. Punya banyak teman dan sahabat adalah sebuah anugerah yang tidak ternilai harganya.
Persahabatan identik dengan kelompok, kita berkelompok dengan orang-orang yang kita anggap menyenangkan bagi diri kita. Tak jarang, kita memberikan nama untuk kelompok persahabatan kita, “Manis manja grup”, “Pahit jijik grup”, “najis tai grup” atau nama-nama konyol lainnya. Semua orang menganggap persahabatan mereka adalah yang paling seru.
Gue adalah orang yang cukup beruntung memiliki sahabat-sahabat yang selalu ada buat gue, kami punya prinsip “Satu rasa untuk semua”, maksudnya ketika gue lagi sedih maka temen-temen gue juga ikut sedih dan kita akan mengilangkan kesedihan itu bersama-sama, saat gue lagi senang maka mereka akan ikut bahagia, walaupun salah satu diantara mereka ada yang lagi diselingkuhin pasangannya, saat gue lagi mencret maka mereka akan...... sorry salah topik. Gue, Komar, Didi, Chika dan Tasya sudah bersahabat semenjak SMA hingga saat ini kami samasama berjuang untuk segera wisuda.
Disadari atau tidak, dalam sebuah kelompok persahabatan pasti ada tipe-tipe seperti berikut. Pertama, si Menawan, tipe ini biasanya adalah orang yang paling sempurna secara fisik jika dibandingkan anggota lain didalam kelompoknya. Tipe ini biasanya selain menawan juga diikuti dengan sifat yang cool serta paling fashionable diantara teman-temannya. Dalam kelompok persahabatan gue tipe ini ada pada Komar dan Tasya. Komar adalah mahasiswa kedokteran gigi, wajahnya ganteng dan gayanya trendy banget. Komar sempurna secara fisik, komar adalah tipe idaman semua wanita. Gue yakin Komar bisa bikin ratusan nenek-nenek ngantri minta dipasangi behel. Karna kesempurnaannya ini, dia lebih suka dipanggil Mark karena Komar menurut dia tidak cocok dengan ketampanannya. Begitupun dengan Tasya, calon wisudawati jurusan Matematika. Orang-orang bilang dia lebih cantik dibanding bidadari. Gue yakin Pevita Pearce bakalan minder kalau ketemu dia, dan gue yakin Pevita Pearce bakalan minta diajarin aljabar sama dia. Satu-satunya kekurangan Tasya adalah pelit dan sangat amat teramat perhitungan sekali.
Banyak orang bilang Komar dan Tasya sangat cocok jika menjadi sepasang kekasih, gue juga sependapat. Tasya dan Komar adalah kombinasi yang sempurna, layaknya Brad Pitt dan Angelina Jolie. Tapi mereka sepertinya tidak sependapat dengan banyak orang, Tasya sudah punya pacar. Gue sempat heran kenapa Tasya bisa jadian dengan pacarnya yang sekarang. Pria bajingan yang gue rasa pakai pelet itu satu jurusan dengan Tasya, kita ga ada yang suka sama dia, orangnya ga seru. Walaupun gue tahu Tasya tertarik sama otak dia yang super pinter. Ya, dia sangat amat pintar, saking pinternya Dekan fakultas MIPA sampai les privat aljabar sama dia. Gokil. Sedangkan Komar, hmm.... entahlah, dia punya banyak teman cewek yang kece-kece tapi udah lama banget ngejomblo dan masih betah aja. Gue sempat mikir kalau Komar itu homo, sampai akhirnya gue nemu ratusan film bokep dari berbagai negara di laptop dia. Gue akhirnya yakin dia normal. Komar punya prinsip pacaran sekali seumur hidup dan langsung nikah.
Anyway, kehadiran dua orang tipe menawan ini sangat terasa saat sebuah kelompok berkumpul. Kalau mereka tidak ada rasanya ada yang kurang, suasana terasa beda. Misalnya.
Quote:
Gue dan sahabat-sahabat gue ngumpul malam mingguan di cafe tempat biasa kita nongkrong. Saat itu Komar ga bisa ikut ngumpul karena acara keluarganya.
Chika : Ah, ga seru nih ga ada Komar, empet mata gue liatin kalian berdua, muka kok kaya becekan pasar tradisional.
Gue : Lah? Lu mah gitu. Kaya yang mukanya kaya lantai Grand Indonesia aja lu.
Didi : Tau nih, belagu banget nih anak, muka lu tuh, kaya jalanan baru diaspal. Panas!
Tasya : Tapi emang kurang seru ya kalau Komar ga ada.
Gue : Iya sih. Eh, ga ada yang Chek In di Path nih?
Chika : Ogah ah, ga ada Komar, ga ada dia ntar yang nge-Love path gue sepi.
Didi : Kampret!
Chika : Ah, ga seru nih ga ada Komar, empet mata gue liatin kalian berdua, muka kok kaya becekan pasar tradisional.
Gue : Lah? Lu mah gitu. Kaya yang mukanya kaya lantai Grand Indonesia aja lu.
Didi : Tau nih, belagu banget nih anak, muka lu tuh, kaya jalanan baru diaspal. Panas!
Tasya : Tapi emang kurang seru ya kalau Komar ga ada.
Gue : Iya sih. Eh, ga ada yang Chek In di Path nih?
Chika : Ogah ah, ga ada Komar, ga ada dia ntar yang nge-Love path gue sepi.
Didi : Kampret!
Gue sejujurnya juga ngerasa ada yang kurang kalau ngumpul ga ada Komar, dia yang diasanya kita ledekin, dia juga yang suka ngasih nasihat-nasihat bijak yang kadang ga penting. Jadi ya, sepi kalau ga ada dia.
Tipe kedua yang selalu ada didalam persahabatan adalah si Asik. Tipe ini adalah tipe orang yang asik, seru, ceplas-ceplos, kocak dan cuek. Tipe ini biasanya juga orang yang kreatif, penuh inisiatif dan punya pergaulan luas. Tipe ini didalam kelompok gue adalah Didi dan Chika. Didi adalah seorang mahasiswa jurusan Teknologi Ilmu Komunikasi, satu jurusan dengan gue. Didi adalah orang yang sangat gaptek, dia pernah punya tugas bikin makalah tentang perkembangan media di dunia, dan dia bikinnya pakai power point..... Dasar bego. Didi adalah orang yang sangat menyenangkan, supel dan mudah akrab sama orang. Dia juga sangat lucu, celetukan celetukan Didi selalu berhasil membuat orang tertawa. Wajahnya tidak ganteng, malah bisa dikatakan absurd, namun karena banyolannya banyak yang suka sama dia. Si kampret sok kecakepan ini adalah yang mantannya paling banyak diantara kami berlima, kampret emang. Sedangkan Chika adalah mahasiswi Ekonomi yang sangat cerdas. Gadis berjilbab ini juga punya banyak keahlian, seperti fotography, dancing, dan Chika juga jago olahraga. Chika adalah tempat curhat kami, walaupun kalau kami curhat sering dimaki-maki sama dia. Chika adalah orang yang ceplas-ceplos, nyablak dan suka ngomentarin apapun.. ya, apapun. Pernah kami lagi makan di rumah makan Padang, Sederhana, Chika ngomentarin salah satu orang disana. Chika bilang “ini mas-mas batiknya kok warnanya norak banget ya? Mau makan kok ya pake batik kayak mau kondangan.” “Itu pelayan Sederhana, bego” celetuk Didi, Chika terdiam sejenak kemudian berkata “Oh,.. ya.... tetep aja norak”.
Tipe kedua ini akan membuat ngumpul terasa hambar dan garing, kebanyakan tipe inilah yang membuat suasana lebih hidup dan pembicaraan jauh lebih menyenangkan. Misalnya,
Quote:
Beberapa minggu yang lalu kami ngumpul hanya bertiga, gue, Tasya dan Komar. Chika sedang ada acara sama kelompok fotographynya dan Didi lagi mutusin pacarnya dan hari itu juga mau langsung nembak gebetannya dan nyari selingkuhan barunya.
Tasya : Sepi banget nih, pada diem semua. Asik sama hp aja nih kalian berdua. Ga seru!
Gue : Ga ada yang mau di omongin mau gimana, Sya.
Tasya : Kalian kurang seru sih, coba ada Chika atau Didi.
Komar : Yaudah, lu deh Sya, ada yang mau lu curhatin ga? Biar ada bahan pembicaraan nih.
Tasya : Males! Yaudah balik aja yuk, bosen nih. Mau update Path juga males, kita ga lengkap. Tau gini mending gue dirumah aja dah, bisa makan gratis.
Tasya : Sepi banget nih, pada diem semua. Asik sama hp aja nih kalian berdua. Ga seru!
Gue : Ga ada yang mau di omongin mau gimana, Sya.
Tasya : Kalian kurang seru sih, coba ada Chika atau Didi.
Komar : Yaudah, lu deh Sya, ada yang mau lu curhatin ga? Biar ada bahan pembicaraan nih.
Tasya : Males! Yaudah balik aja yuk, bosen nih. Mau update Path juga males, kita ga lengkap. Tau gini mending gue dirumah aja dah, bisa makan gratis.
Seperti itu lah yang terjadi kalau kedua kampret itu ga ada, ga ada yang ngebanyol, ga ada yang marah-marah. Sepi.
Tipe terakhir adalah Si Kurang Penting, maksudnya adalah manusia tipe ini dalam pergaulannya tidak punya banyak impact. Ada atau tidak ada dia akan terasa sama saja, ga ada yang kurang ga ada yang lebih. Tipe ini biasanya adalah orang yang biasa-biasa aja, ga ganteng tapi juga ga jelek. Mereka juga ga pinter, tapi juga ga bego-bego amat, mereka ga lucu tapi juga ga garing. Ya, serba nanggung, jadi tidak ada yang bisa diingat tentang orang ini. Gue adalah orang ini didalam persahabatan gue, gue sering ngerasa ga begitu penting bagi mereka. Kadang gue merasa kalau gue ga ada, mereka juga gabakalan kangen sama gue. Misalnya,
Quote:
Sebulan yang lalu mereka ngumpul dan gue ga ikutan karna gue lagi ga enak badan. Gue Cuma dirumah main-main hp, buka instagram, buka twitter, buka path gitu terus, sampai baterai hp gue abis. Ketika gue buka path, ada update-an yang bikin hati gue agak panas.
Chika : Ketawa-ketiwi sore bersama mereka yang tersayang with Didi, Komar and Tasya At Mc Donald.
KENAPA? KENAPA GUE KAYAK GA DIANGGAP????? KAMPREETTT!!!
Chika : Ketawa-ketiwi sore bersama mereka yang tersayang with Didi, Komar and Tasya At Mc Donald.
KENAPA? KENAPA GUE KAYAK GA DIANGGAP????? KAMPREETTT!!!
Bukan Cuma itu doang, gue juga sering dilupain kalau gue dan sahabat-sahabat gue ketemu teman-teman SMA yang lain. Seolah anak-anak satu SMA Cuma inget sama empat teman gue, ga pernah ada yang nanyain kabar gue. Bahkan saat pembentukan panitia reuni angkatan keempat sahabat gue diajakin jadi panitia, tapi gue ga diajakin, kampret. Masih ada lagi yang lebih nyebelin, waktu kita pergi buka bersama angkatan SMA, kami dateng barengan, masuk ruanganpun barengan. Kalian tau kan kalau ada acara kayak gini pasti ada MC sok asik yang nyambut tamu-tamu yang datang.
“Selamat datang Ibu Yus, guru bahasa Inggris kita tercinta”
“Selamat datang Roni, Ade, Eca, silahkan mengisi tempat duduk”
“Selamat datang Tasya, Chika, Didi dan Komar, silahkan langsung mencari tempat untuk duduk”
Tasya, Chika, Didi, Komar, lah? Gue ga dipanggil, gue ga disambut. Kampret. Gue liat anak-anak lain pada nyapa sahabat-sahabat gue, tapi ga ada yang nyapa gue. Langkah gue terhenti, hati gue berkata “segitu ga pentingkah gue?”. Gue ingin balik pulang aja, tapi ga enak sama sahabat-sahabat gue. Gue terpaksa jalan kedepan nyamperin sahabat-sahabat gue yang udah duduk di meja. Gue masih bete, kenapa sih gue ga pernah dianggap penting? Apa Cuma gue yang diginiin? Kenapa harus ada orang seperti gue. Pikiran-pikiran itulah yang sering berteriak didalam kepala gue.
NEXT : Bagian II : Gue, Keluarga, Cinta
Mohon komentarnya agan-agan semua.

semoga tulisan ini menyenangkan untuk dibaca hehe
Diubah oleh aankarita 12-01-2016 16:03


anasabila memberi reputasi
1
2.1K
Kutip
11
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan