Pemda DKI Jakarta kembali menggusur paksa pemukiman warga di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (12/1/2015). Padahal proses hukum gugatan warga akan surat penggusuran ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) masih berlangsung dan belum diputuskan.

Tidak hanya itu, penggusuran warga Bukit Duri ini juga kembali diwarnai kekerasan. Alldo Fellix Januardy, salah seorang pengacara publik Lembaga Bantuan hukum (LBH) Jakarta, menjadi korban pemukulan yang dilakukan oleh Satpol PP dan Polisi.

Kejadian bermula saat Camat Tebet beserta puluhan anggota Satpol PP dan Polsek Tebet datang ke Bukit Duri. Kemudian, sekitar pukul 07.00 WIB, terjadi dialog yang alot antara warga dengan pihak Camat, Satpol PP, dan Polisi.

“Camat, Satpol PP, dan Polisi bersikukuh ingin menggusur warga. Sedangkan warga menolak digusur dengan alasan sedang melakukan audiensi dengan DPRD dan proses hukum di PTUN,” kata Alldo menceritakan kronologi pemukulan dirinya.

Saat itu, Aldo selaku pengacara berusaha memediasi diskusi yang berlangsung dan berposisi memihak warga. “Saya ingatkan bahwa Polisi, Satpol PP, dan Camat harus menghargai proses hukum,” ujar Alldo.

Lantaran pernyataan itu, 5 orang anggota Satpol PP dan Polisi langsung mengeroyok dan memukuli Alldo. Bahkan, Camat Tebet Mahluddin dan Kapolsek Tebet Kompol Nurdin turut memukul.

Akibat kekerasan tersebut, Alldo mengalami luka-luka di bagian kepala. “Kacamata yang saya pakai lensanya pecah di sisi kiri,” ujarnya. Alldo juga ditarik menjauhi lokasi dan diancam akan ditangkap jika berbicara.

LBH Jakarta sendiri mengecam penggusuran paksa dan tindakan kekerasan tersebut.

http://www.berdikarionline.com/pengg...arta-dipukuli/

https://www.facebook.com/bantuanhukumorid/