A. Posisi Hutang Indonesia (Pemerintah Pusat) periode 2010 - 2015.

• Pinjaman sebesar : Rp. 746 Trilyun.
  
• Penerbitan Surat Berharga (SBN) sebesar : Rp. 2.329 Trilyun.
  Total : Rp. 3.075 Trilyun
  

Baik nominal maupun prosentase perkembangan dari tahun ke tahun, kedua kategori (sumber) hutang tersebut menunjukan peningkatan cukup signifikan. Selengkapnya, lihat tabel dan grafik.

SBN itu semacam sertifikat pengakuan hutang yang menyatakan bahwa Indonesia berhutang sebesar nilai tertentu kepada pemegang sertifikat.
Tempo hari pernah heboh pernyataan Presiden tentang Hutang dan Pinjam kan?
Maksud Jokowi, kalau kita ber-Hutang yang dimaksud beliau yang Kedua ini (SBN). Kepemilikan SBN bisa Indonesia ataupun Asing.
Kalau Pinjam artinya yang pertama diatas. Misalnya Pinjaman secara bilateral kita ke Cina, atau ke Jepang, atau ke Lembaga Keuangan Internasional (Multilateral) seperti WB, ADB, IDB, dll.

Nah, yang beli SBN kita dikelompokan kedalam 3 kategori:

1) Bank
2) Institusi Pemerintah
3) Non-Bank
Individu masuk kategori Non-Bank. Dan yang memiliki porsi terbanyak adalah Asing.



B. Rasio Hutang berdasarkan APBN
Ternyata sudah mencapai 51,2%. hohoho...
Secara bilateral, kita paling banyak berhutang ke Korea dan Jepang. Secara lembaga masih dipegang World Bank.



C. Posisi Hutang Berdasarkan Sektor Ekonomi.
Maksudnya hutang itu, digunakan di sektor mana saja.
Menurut data, sektor Jasa-Jasa adalah yang tertinggi. Kedua tertinggi adalah sektor Keuangan, Persewaan & Jasa Keuangan. Dan terendah adalah di sektor Perdagangan, Hotel & Restoran.
Selengkapnya, lihat grafik.


Infrastruktur yang katanya mau dibangun itu mungkin di dalam sektor Jasa-Jasa itu berupa : Jasa .... ah sudahlah.



D. Jatuh Tempo Pembayaran
Pemerintah harus membayar hutang pokok+bunga sebesar kurang lebih Rp.252 Trilyun di tahun ini (2016). 2015 lalu cuma sekitar Rp.15 Trilyun saja. Artinya, pemerintah harus ketat dalam budgeting. Jangan terlalu banyak belanja tahun ini, atau diperketat, harus bayar hutang banyak nih..
Gambarannya, silahken dilihat grafiknya.




SUMBER: Semua data bersumber dari Kemenkeu