Direktur Hulu Migas ESDM, Djoko Siswanto beberapa waktu lalu tertangkap kamera sedang bersantai diatas jet pribadi ditemani dengan pramugari cantik.

Selidik punya selidik, jet pribadi mewah itu adalah milik salah seorang bos perusahaan Migas.

Yang aneh, liburan Djoko Siswanto dengan Bos Migas ini terjadi setelah dikeluarkannya putusan Blok Masela memakai Kilang Apung (FLNG).

Wah ada yang sedang merayakan keberhasilan nih… hehehe

Selamat ya Pak Djoko.

Tapi sangat disayangkan, pejabat negara bukannya kerja untuk Indonesia, beliau malah bekerja untuk untungkan asing.

Beberapa waktu lalu tentu publik masih ingat kan, bagaimana kita semua harap-harap cemas pengolahan LNG di Blok Masela gunakan kilang apung (FLNG) atau kilang darat (OLNG).

keputusan memakai Kilang Apung merupakan sebuah langkah yang merugikan negara dan terlalu menguntungkan asing. Sebab, Kilang Apung tidak memberi kontribusi pada pembangunan daerah. Para pengamat menyebutkan bahwa kilang apung tidak memiliki multipliers effect.

Menurut Direktur Archipelago Solidarity Foundation, Engelina Pattiasina, Pembangunan kilang terapung hanya menguntungkan investor semata, tetapi tidak memperhatikan dampak ekonomi bagi masyakat Maluku. Padahal jika pengolahan LNG menggunakan kilang darat, Menko Maritim Rizal Ramli mengatakan, Kilang Darat akan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar, serta membuka peluang munculnya kota-kota pelabuhan baru serupa Balikpapan.

Jadi sudah jelas kan, kenapa saya sangat menyayangkan Blok Masela gunakan kilang apung. sudah untungkan asing, masyarakat sekitar tidak dapat menikmati efek positif dari proyek pemerintah di daerahnya.

Tapi apa mau dikata, Kilang Apung lah yang dipilih untuk olah LNG.

Selamat pak Djoko Siswanto untuk keberhasilannya, semoga plesir naik jet pribadi Bos Perusahaan Migas dan ditemani oleh pramugari cantik berujung menyenangkan. hehehe