Kaskus

News

politicusAvatar border
TS
politicus
Cadangan Devisa Naik Karena Utang
Bukannya mencari cara untuk menaikkan ekspor dan menurunkan impor - supaya cadangan devisa naik dengan cara benar - ehhhh para penguasa bangsa ini malah sibuk dengan urusan reshuffle jilid II. Dasar, penguasa kemaruk jabatan.

Hari Jumat, (8/1/15) BI mengeluarkan data posisi cadangan devisa akhir Desember 2015 berada di posisi US$ 105,9 milar. Artinya, dalam satu bulan ada kenaikan devisa US$ 5,7 miliar. Kenaikan tersebut kelihatan sangat baik, karena selama 10 bulan cadangan devisa terus mengalami penurunan.

Tapi, jangan senang dulu karena menurut BI kenaikan cadangan devisa berasal dari penarikan utang luar negeri Pemerintah dan diterbitkannya obligasi global Indonesia. Jadi kenaikan cadangan devisa akibat kenaikan utang jangka panjang berdenominasi dolar AS Pemerintah, bukan karena meningkatnya ekspor. Kalau begitu caranya, nenek- nenek juga bisa.

Pemerintah kalap menarik utang luar negeri untuk menambal defisit anggaran. Maklum, defisit anggaran membengkak karena pendapatan dari sektor pajak hanya mencapai 85% dari target. Karena Pemerintah tidak mau menurunkan pengeluarannya, tidak ada cara lain selain menambah utang.

Naiknya cadangan devisa sekilas membuat rasio cadangan devisa berbanding utang luar negeri jangka pendek membaik. Tapi itu semua adalah rekayasa keuangan. Bila cara seperti ini terus dilakukan, dipastikan capat atau lambat bom waktu utang luar negeri akan meledak.

Pada hari yang sama BI juga mengeluarkan data tentang Survey Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) triwulan IV 2015. Hasilnya, kembali SKDU mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Sektor pembawa turun SKDU adalah sektor pertambangan dan pengalian.

Tidak hanya itu, menurut BI, kapasitas produksi perusahaan triwulan III tahun 2015 di Indonesia tinggal 75,23%. Atau, turun 0,13% dibandingkan triwulan sebelumnya. Sudah cukup lama kapasitas produksi perusahaan di Indonesia mengalami penurunan. Pantas saja jumlah pengangguran terus meningkat. Berdasarkan data BPS, pengangguran bulan Agustus 2015 berjumlah 7,56 juta jiwa. Padahal bulan Februari tahun sama, jumlah pengangguran berjumlah 7,45 juta jiwa.

Kembali ke cadangan devisa, dengan posisi terakhir cadangan devisa Indonesia. BI mengklaim bahwa cadangan devisa tersebut masih aman, Karena dapat membiayai 7,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri, atau di atas standar kecukupan internasional.

Nyatanya, rasio cadangan devisa dengan PDB Indonesia terburuk diantara negara-negara utama ASEAN. Bulan Juni 2015 cadangan devisa kita masih berjumalah US$ 108 miliar. Pada saat itu, rasio antara cadangan devisa dengan PDB sebesar 13%. Bandingkan dengan Filipina yang mencapai 29% atau Malaysia 33% dan Thailand 40%. Jelas kita jauh tertinggal. Dapat dipastikan rasio cadangan devisa dibandingkan PDB sekarang semakin memburuk.

Celakanya, cadangan devisa juga akan semakin terkuras karena Pemerintah harus melakukan import beras. Maklum, program swasemba beras Pemerintah Jokowi gagal total. Bagaimana tidak mau gagal, bila metodologi perhitungan produksi dan stok beras saja ga jelas seperti itu.

Bukannya mencari cara untuk menaikkan ekspor dan menurunkan impor –supaya cadangan devisa naik dengan cara benar– ehhhh para penguasa bangsa ini malah sibuk dengan urusan reshuffle jilid II. Dasar, penguasa kemaruk jabatan.(*)


http://indonesianreview.com/daniel-r...k-karena-utang
0
2.1K
22
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan