calasstafhiaAvatar border
TS
calasstafhia
Sang Pilot dan Pesawat Kertasnya
Deru pengemudi langit, yang melayang, mereka yang terbang pada penjuru gelombang yang pasang
Bersama . . .
Kunang-kunang menebar rerintik air di angkasa, denganku terjaga, di selasar hutan-hutan kaca
Tengah terjaga, bersama angin yang menerbangkan jiwanya
Selamanya, untuk nanti yang selamanya
.
Pelangi tak berwarna, di antara gumam serigala hipotermia
Di antara . . .
Sajak-sajak Hortensia, dia yang layu pada kebun-kebun prosa
Memilih diam mereka saat berbicara, memilih sepi mereka kala berkata
Ia dan sejuta himne Senja di ujung batas kota
Menyapa, akan dunia dengan segenap hening yang ada

Berbisik kepadaku . . .
Para hantu, yang seorang diri di rimba bersalju
Terdiam sekian lama, aku dan sang perahu, di selembar kertas putih itu
Lumba-lumba tanpa nyawa mengelilingi sang suara, oleh jemari biola tergeletak di sisi beringin renta
Bernyanyi, mereka bernyanyi pada air mata para pilot di lantai samudra
Di sana selamanya . . .
Dan selamanya dengan ratusan origami lainnya

Lelap purnama di sepanjang ombak terlupa
Ia di sana, tetap ada kala hujan menampakkan bayangnya
Seuntai cahaya mercusuar tua, bersenandung tuk dirinya, ia bersenandung di landas pacu dermaga udara
Berkata, ia di antara matinya
'Akan semua hal terindah, tak kan pernah ada, tak kan ada walau tuk sejenak kita sapa.'
Aku tahu akan itu semua, akan kata yang pernah ia baca

Nisan para pujangga, berterang mereka kerlip sejuta kejora
Tercipta mereka di sana, di angan musim bunga, melukis awan jingga dengan setetes tangis sang hawa
Bersama . . .
Aku dan semua, dan cerita riak gelombang Utara

Bayang hujan kembali menyapa jiwanya di sana
Terlupa, namun masih ada tuk menyemai pilu dirinya
Menggenggam siluet angan suar yang mati sekian lama
Seuntai cahaya berkata, untuk aku dan untuk semua
Akan himne Senja dan nyanyian sukma lainnya
.
Helai-helai sayap di angan tertinggi
Pada detak nadi arloji, merelung waktu tuk langkah kaki yang pergi
Purnama terjaga di sudut air matanya
Sekian lama, tuk sekian lama mereka yang berdiam dalam hening tercipta
Di sana selamanya, oh selamanya dengan asa jiwa-jiwa lainnya

Sang biola bersama dirinya, untuk sang hawa bersama lumba-lumba tak bernyawa
Melagukan sajak-sajak langit Senja, sekian lama untuk sekian lamanya
Oh melayanglah para pengemudi langit di aquarium udara
Melayanglah semua . . .
Oleh cahaya kunang-kunang di selasar angkasa
Angin yang menerbangkan jiwanya tuk semua
Di hutan-hutan kaca, aku yang terjaga untuk membaca kisah terlupa
Selamanya di sana . . .
Pada mimpi para pilot dan pesawat kertasnya




Sabtu, 2 Januari 2016
by: Orkestra Bisu
0
1.3K
6
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan