Original Posted By mona►Coba belajar sejarah dikit, title haji di indonesia itu ada sejak jaman kolonial belanda, jaman dulu org2 dibedakan tingkatan strata sosial nya berdasarkan kedudukan di gubermen kolonial belanda, mulai dr gubernur jendral yg tertinggi sebagai wakil sri ratu belanda, raja2 jawa yg setingkat di bawah gub jend, bupati, wedana, dan seterusnya sampai golongan pegawai gubermen yg paling bawah, dan golongan paling bawah lagi ya rakyat jelata

Jaman itu org yg sanggup berhaji dianggap org yg terpilih (bayangin aja perjalanan haji butuh waktu 6 bulan perjalan doang, butuh biaya yg tidak sedikit) dan ketika selesai berhaji akan dianggap org terpandang dan menaikkan strata sosialnya di masyrakat. Kenaikan strata sosial ini bisa dianggap sama kenaikan tingkat pendidikan di jaman itu (jaman kolonial tdk semua masyarakat bs mendapatkan pendidikan) wajar karena naik haji itu pengalaman spiritual yg pasti org yg berhaji mendapat ilmu2 selama perjalanan dan lebih mengenal dunia yg lebih luas.

Nah gubermen hindia belanda yg ga mau org2 yg pulang haji ini menyebarkan ilmunya ke masyarakat biasa akhirnya membuat peraturan setiap org pulang haji wajib mendaftarkan titel "haji" ke gubermen hindia belanda dan menabahkan kata "haji" ke depan nama org tersebut. Tujuannya adalah lebih mudah mengontrol pergerakan org2 ini.
Dan untuk lebih mudah mengenal para haji ketika muncul dimuka umum diwajibkan untuk mengenakan kopiah putih. Bahkan ketika akan bepergian seperti menggunakan kereta, para haji ini wajib membeli tiket kereta kelas 1 yg harganya lebih mahal dan setingkat dengan kelas para org2 belanda totok atau bupati

Nah itu alasan kenapa cuma di indonesia ada titel "haji"

Soal kenapa sampe sekarang masi dipake ya wajar aja karena emang udh turun temurun dari nenek moyang jaman penjajahan dulu, tp kalo soal tingkah laku org2 yg titel nya "haji" tapi kelakuan ga seperti org yg sudah haji itu sih salah org nya sendiri

*captain fly away