Memberikan terlalu banyak materi, tanpa membuat siswa suka dengan belajar

Hal yang hanya berguna sesaat, tetapi tidak bisa membantu dalam jangka waktu yang panjang. Apa gunanya menyuruh siswa mendalami banyak sekali mata pelajaran kalau masih bingung dengan cita-citanya. Dan yang lebih ironis, siswa yang sudah yakin dengan cita-citanya tidak dibantu dalam meraihnya. Tetapi tetap disuruh membuang-buang waktu mereka dengan mendalami pelajaran yang tidak perlu.

“Give a man a truth and he will think for a day. Teach a man how to reason and he will think for a lifetime”
-Phil Plait

Solusinya disini adalah dengan membantu siswa mengetahui minat mereka dahulu, lalu dengan memfokuskan pelajaran yang ia suka, maka siswa pun akan menyukai belajar dengan mempercayai kalau itu akan berguna.

Untuk siswa yang belum menemukan minatnya, mereka akan diberikan pelajaran-pelajaran yang sama rata jam pelajarannya, disertakan pelajaran BK untuk terus menelusuri minat bakat mereka ada dimana.

Dengan seperti ini, seluruh mata pelajaran menjadi peminatan dan mata pelajaran wajibnya hanya ada 5, yaitu: Matematika (Logika), Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (Olah Bahasa), Sosial dasar (Sosial dan Kebudayaan), dan Pendidikan Agama. Juga materi dalam pelajaran wajib tidaklah berat, terutama Sosial Dasar yang ditujukan agar siswa dapat mengetahui keadaan dunianya lalu sadar akan tugas mereka dan Agama yang ditujukan untuk mengingatkan siswa kepada agamanya, dan sadar betapa pentingnya akan hal itu.

Nilai lebih dihargai daripada Pembelajaran

Ini adalah salah satu masalah yang cukup besar yang sangat sulit untuk dibenahi. Karena banyak orang yang melihat nilai sebagai penentu segalanya bagi seorang siswa. Padahal sekolah itu bukanlah sebuah karir yang hasilnya adalah nilai. Tapi hasilnya adalah sebuah mindset yang ingin terus maju, pantang menyerah, dapat menghargai orang lain, dan juga introspeksi diri. Terdengar remeh, tapi semua ini lebih penting daripada nilai yang tertulis di seluruh rapot dan ijasah yang kalian punya.

Solusi disini sama seperti dengan yang ada diatas. Karena hanya nilai yang ada di pelajaran yang mereka sukai yang dapat dilihat sebagai acuan. Juga dengan meningkatkan kualitas guru dan pembelajaran akan dapat meningkatkan kemampuan yang dibutuhkan siswa.

Terlalu Banyak Waktu yang Digunakan untuk Kepentingan Sekolah

Siswa memang masih harus diajarkan dan harus sadar pentingnya belajar. Tetapi sekolah tidak berhak mengambil waktu siswa terlalu banyak karena beberapa alasan:

1. Siswa perlu mencari tahu tujuan mereka sendiri
Dengan bantuan orang tua yang mengawasi perkembangan anaknya, siswa pelan-pelan sadar tentang kapasitas dan potensi mereka masing-masing.

2. Siswa mendalami pengetahuan yang berhubungan dengan cita-citanya
Terkadang sekolah saja tidak cukup, beberapa siswa ingin masuk lebih dalam ke apa yang mereka sukai. Dan dengan memberikan mereka waktu, akan lebih banyak prestasi yang bisa mereka raih.

3. Siswa butuh istirahat agar apa yang mereka pelajari dapat bermanfaat
Setelah mempelajari hal-hal seperti ini tentunya melelahkan. Alangkah baiknya jika jam istirahat bisa diatur dan siswa juga diberikan istirahat yang cukup.