Bermain musik gamelan bagi sebagian orang memang asing,sehingga tak banyak yang bisa menguasainya jika tak serius belajar. Bahkan bagi sebagian anak-anak Indonesia, gamelan hanya sesuatu yang pernah dibaca dan didengar saja, tapi tak pernah menyentuhnya.

Namun hal itu tak berlaku bagi Siswa JIS, karena sejak di Sekolah Dasar (Elementary School) mereka diajarkan dan wajib belajar Gamelan dari kelas 1 sampai kelas 5 SD.

Jadi tidak heran, apabila disetiap acara-acara besar di JIS seperti Peringatan Hari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), saat wisuda, dan menjelang libur Panjang anak-anak bule ini dengan lihai-nya memainkan musik gamelan Jawa.

Mereka begitu menikmati memainkan dan membunyikan alat musik gamelan seperti : Kendhang, Demung, Saron, Peking, Gong, Kempul dan alat lainnya. Suara yang dihasilkan oleh permainan murid-murid JIS tidak kalah dengan yang dihasilkan oleh pemain Gamelan yang sudah profesional.

Membawa nuansa khas Jawa dengan dengan gamelan.

Ketika sebagian anak-anak Nusantara menganggap gamelan sebagai budaya “Jadul” atau ketinggalan jaman, jsuteru siswa-siswi JIS begitu bangga saat mereka mampu memainkan alat musik tradisional khas Jawa Tengah itu secara lihai.

Bahkan, guna melengkapi suasana khas Jawa, mereka juga belajar mengiringi dengan lagu-lagu khas Jawa Tengah. Ketika mereka menyenandungkan lagu Jawa Tengah dengan cengkoknya, diiringi pula dengan alunan suara gamelan bersahutan, seolah suasana Jakarta berubah jadi nuansa Kraton di Yogyakarta atau Solo.

Selain sebagai mata pelajaran wajib, Gamelan juga merupakan ekstrakulikuler. Seminggu sekali para siswa belajar gamelan melalui ekstrakulikuler selama 1 Jam.

Sekolah Jakarta Intercultural School (JIS) mengajarkan siswa dan siswi nya untuk selalu mencintai budaya indonesia dan selalu melestarikan budaya Indonesia salahsatunya bermain Gamelan.

Sumber : https://kabarterbaik.wordpress.com/2...ari-siswa-jis/