- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
AYO BIASAKAN HIDUP BERFIKIR POSITIF


TS
barap
AYO BIASAKAN HIDUP BERFIKIR POSITIF
DNA : Pikiranmu Jadi Sumber Penyakit dan Kesembuhan
Dan pada kesempatan ini, saya akan mengutip hasil penelitian Kazuo Murakami, Ph.D (Profesor Genetika) dalam bukunya, “The Divine Message of DNA“, yang membuka tabir tersembunyi di dalam DNA, “prosesor”-nya sel-sel tubuh kita. DNA (DeoxyriboNucleic Acid) atau asam deoksiribonukleat merupakan asam nukleat yang berisi kode genetik yang berfungsi sebagai blue print (cetak biru) segala aktivitas kita terutama sel kita. Dengan informasi DNA, maka sel dan jaringan di kepala akan menumbuhkan rambut yang terus tumbuh, sedangkan bulu di alis akan tumbuh dengan panjang tertentu (hm..coba kalo bulu alis atau mata tumbuh terus), begitu juga sel jari, telinga, mata dan seterusnya. DNA menjadi fondasi pertumbuhan sel, menyusun dengan tepat protein dan molekul RNA, lalu membentuk jaringan, organ hingga tubuh kita. Dalam hal ini, DNA sangat mempengaruhi aspek fisik kehidupan kita. Sedangkan aspek fisik (lingkungan) turut mempengaruhi mental kita, begitu juga sebaliknya.
Pengaruh Pikiran Pada Kesehatan dan Penyakit Secara Ilmu DNA
Dalam buku “The Divine Message of DNA” (DM-DNA) yang telah diterbitkan Mizan dengan judul “Tuhan dalam Gen Kita“, dikatakan bahwa kode-kode genetik DNA memiliki karakteristik on (nyala) dan off (padam). Tiap orang memiliki DNA yang mengandung semua bakat sekaligus perintang (bukan bakat) yang terprogram dalam 70 triliun kombinasi kode gen. Artinya kode gen bakat piano dan anti-nya telah terprogram dalam gen kita. Hanya saja, apakah gen bakat kita cenderung atau sebaliknya antinya yang aktif (mirip mekanisme on-off pada sistem digital 0-1 atau biner). Begitu juga, gen kanker beserta antinya, gen tumor beserta antinya, gen cerdas beserta antinya, akan aktif atau tidak sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan [aspek lingkungan : makanan, lingkungan, suara, dst] dan pikiran. Begitu juga hipotesa graviton pasti memiliki antinya yakni anti-graviton.
Idealnya adalah kode gen positif yang aktif, sedangkan gen yang berbahaya dinonaktifkan. Dan berpikir positif merupakan kunci penting dalam mengaktifkan kode tersebut. Jika kita mengerti tentang sistem mikroprosesor atau mikrokontroller, maka kita akan mudah mengerti gen aktif sebagai high state (misalnya 5 volt DC) dan gen non-aktif sebagai low state (misalnya 0 volt DC). Dalam hal ini, berpikir positif merupakan “tombol” untuk mengaktifkan gen-gen positif dan memadamkan kode gen negatif, dan sebaliknya berpikir negatif menjadi “tombol” untuk mengaktifkan gen negatif dan memadamkan gen positif. Berbagai kasus dan penelitian diungkapkan secara rinci di buku Kazuo Murakami, Ph.D tersebut.
Konsep pikiran positif dan negatif telah menjadi frasa yang sangat familiar di telinga kita yakni “berpikirlah positif“, atau “ambil sisi positif“. Berpikir positif hendakya disertai rasionalitas terlebih dalam mengambil suatu keputusan. Disis lain, sejak kecil sebagian dari kita lebih banyak mendapat porsi informasi negatif daripada positif. Kita cenderung mudah mengingat hal-hal negatif ketimbang hal positif yang kita alami atau peroleh. Terlebih dalam kondisi buruk, kita akan sulit untuk berpikir positif.
Sumber:
https://nusantaranews.wordpress.com/2009/03/08/sakit-atau-sehat-datang-dari-pikiran-percayakah/comment-page-2/
Dan pada kesempatan ini, saya akan mengutip hasil penelitian Kazuo Murakami, Ph.D (Profesor Genetika) dalam bukunya, “The Divine Message of DNA“, yang membuka tabir tersembunyi di dalam DNA, “prosesor”-nya sel-sel tubuh kita. DNA (DeoxyriboNucleic Acid) atau asam deoksiribonukleat merupakan asam nukleat yang berisi kode genetik yang berfungsi sebagai blue print (cetak biru) segala aktivitas kita terutama sel kita. Dengan informasi DNA, maka sel dan jaringan di kepala akan menumbuhkan rambut yang terus tumbuh, sedangkan bulu di alis akan tumbuh dengan panjang tertentu (hm..coba kalo bulu alis atau mata tumbuh terus), begitu juga sel jari, telinga, mata dan seterusnya. DNA menjadi fondasi pertumbuhan sel, menyusun dengan tepat protein dan molekul RNA, lalu membentuk jaringan, organ hingga tubuh kita. Dalam hal ini, DNA sangat mempengaruhi aspek fisik kehidupan kita. Sedangkan aspek fisik (lingkungan) turut mempengaruhi mental kita, begitu juga sebaliknya.
Pengaruh Pikiran Pada Kesehatan dan Penyakit Secara Ilmu DNA
Dalam buku “The Divine Message of DNA” (DM-DNA) yang telah diterbitkan Mizan dengan judul “Tuhan dalam Gen Kita“, dikatakan bahwa kode-kode genetik DNA memiliki karakteristik on (nyala) dan off (padam). Tiap orang memiliki DNA yang mengandung semua bakat sekaligus perintang (bukan bakat) yang terprogram dalam 70 triliun kombinasi kode gen. Artinya kode gen bakat piano dan anti-nya telah terprogram dalam gen kita. Hanya saja, apakah gen bakat kita cenderung atau sebaliknya antinya yang aktif (mirip mekanisme on-off pada sistem digital 0-1 atau biner). Begitu juga, gen kanker beserta antinya, gen tumor beserta antinya, gen cerdas beserta antinya, akan aktif atau tidak sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan [aspek lingkungan : makanan, lingkungan, suara, dst] dan pikiran. Begitu juga hipotesa graviton pasti memiliki antinya yakni anti-graviton.
Idealnya adalah kode gen positif yang aktif, sedangkan gen yang berbahaya dinonaktifkan. Dan berpikir positif merupakan kunci penting dalam mengaktifkan kode tersebut. Jika kita mengerti tentang sistem mikroprosesor atau mikrokontroller, maka kita akan mudah mengerti gen aktif sebagai high state (misalnya 5 volt DC) dan gen non-aktif sebagai low state (misalnya 0 volt DC). Dalam hal ini, berpikir positif merupakan “tombol” untuk mengaktifkan gen-gen positif dan memadamkan kode gen negatif, dan sebaliknya berpikir negatif menjadi “tombol” untuk mengaktifkan gen negatif dan memadamkan gen positif. Berbagai kasus dan penelitian diungkapkan secara rinci di buku Kazuo Murakami, Ph.D tersebut.
Konsep pikiran positif dan negatif telah menjadi frasa yang sangat familiar di telinga kita yakni “berpikirlah positif“, atau “ambil sisi positif“. Berpikir positif hendakya disertai rasionalitas terlebih dalam mengambil suatu keputusan. Disis lain, sejak kecil sebagian dari kita lebih banyak mendapat porsi informasi negatif daripada positif. Kita cenderung mudah mengingat hal-hal negatif ketimbang hal positif yang kita alami atau peroleh. Terlebih dalam kondisi buruk, kita akan sulit untuk berpikir positif.
Sumber:
https://nusantaranews.wordpress.com/2009/03/08/sakit-atau-sehat-datang-dari-pikiran-percayakah/comment-page-2/
Diubah oleh barap 07-01-2016 15:19
0
1.7K
21


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan