- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Gerbong Eksekutif Lenyap, DPRD Siap Panggil Kepala PT KAI


TS
japek
Gerbong Eksekutif Lenyap, DPRD Siap Panggil Kepala PT KAI
Quote:

TRANSPORTASI: Sejumlah penumpang menikmati kelas ekonomi AC KA Siliwangi Jurusan Sukabumi - Cianjur di Stasiun KA Sukabumi, selasa (5/1). Foto:ikbal/radarsukabumi
Ditiadakannya kelas eksekutif Kereta Api Siliwangi dan Pangrango menuai kritikan dari berbagai pihak. Kritikan tersebut muncul pasca Wakil Walikota Sukabumi, Achmad Fahmi memposting status tentang pertanyaan masalah kereta api. Keterlambatan laju Sukabumi – Bogor yang diakibatkan adanya perbaikan rel. PT KAI juga mengeluarkan kebijakan soal pembelian tiket.
“Selama Januari menurut PT KAI masih bisa dilakukan online. Kelak tiket hanya dijual langsung di loket. Pembagian kelas-kelas ditiadakan per 1 Januari (sesuai instruksi dari pusat), jadi hanya ada kelas ekonomi saja. Demikian, semoga dimaklumi,” kutip Fahmi dalam akun Facebooknya, Senin (4/1).
Kritikan tersebut juga muncul dari para pengguna setia moda transportasi massal, seperti Batara Hamini. Menurutnya, kebijakan tersebut merupakan kebijakan keliru. “Kebijakan ini bukan kemajuan, tetapi menunjukkan kemunduran.
Ia juga berharap, Pemerintah Kota Sukabumi tidak hanya sebatas memaklumi, tetapi harus memperjuangkan aspirasi masyarakatnya agar kelas eksekutif dan layanan online tetap ada,” paparnya.
Politisi PDIP Kota Sukabumi, Rojab Asyari menyebutkan, pihaknya akan melakukan pemanggilan kepada pihak PT KAI yakni Kepala Stasiun Sukabumi terkait adanya perubahan kebijakan dihilangkannya kelas eksekutif.
“Hari ini kami akan memanggil pihak PT KAI untuk menjelaskan kenapa bisa terjadi adanya kebijakan baru tersebut,” ujar Rojab.
Pemanggilan itu pula akibat banyaknya keluhan dari masyarakat Kota Sukabumi yang menanyakan kepada anggota DPRD dihilangkannya kelas eksekutif. Terlebih, eksekutif juga harus mengetahui alasannya seperti apa. Jadi ketika ada masyarakat yang mengadu kita bisa memberikan penjelasan.
“Memang saat ini banyak yang mengadu dan mengeluh padahal keberadaan kelas eksekutif sangat terasa enaknya dalam perjalanan menuju Bogor atau sebaliknya. Ya tunggu saja besok penjelasan dari Kepala Stasiun Sukabumi,” katanya.
Sementara itu, Kepala Stasiun Sukabumi, Winata Kusuma membenarkan saat ini gerbong KA Siliwangi dan Pangrango semuanya kelas ekonomi AC dengan empat gerbong. Sedangkan kelas eksekutif ditiadakan.
“Per 1 Januari 2016 lalu, PT KAI menurunkan harga tiket KA Siliwangi jurusan Cianjur – Sukabumi dari Rp 20 ribu menjadi Rp 3 ribu per penumpang. Hal tersebut berpengaruh kepada ditiadakannya kelas eksekutif di KA Siliwangi dan Pangrango,”ujar Winata saat ditemui di ruang kerjanya, selasa (5/1).
Ia juga menambahkan, ditiadakannya kelas eksekutif di lintas Sukabumi – Cianjur itu merupakan KA perintis, KA tersebut mendapatkan subsidi public service obligatio (PSO). Artinya, penurunan harga tersebut setelah adanya penandatanganan kontrak penyelenggaraan kewajiban publik antara pemerintah dengan PT KAI. Jadi, setiap penumpang itu mendapatkan subsidi dari pemerintah yang nantinya dibayarkan ke PT KAI.
“Dalam aturannya di KA yang mendapatkan subsidi PSO ini harus memberlakukan satu kelas. Yaitu kelas ekonomi AC. Makanya kami mendapatkan instruksi untuk melepas kelas eksekutif,” ulasnya.
Mengenai banyak keluhan dari masyarakat mengenai tidak adanya kelas eksekutif, Winata mengaku tidak bisa berbuat apa-apa karena ini sudah menjadi kebijakan PT KAI pusat. Namun dirinya pun tidak tinggal diam terus memberikan laporan kepada PT KAI terkait keluhan dari masyarakat.
“Ya, saya sebagai KS tidak bisa berbuat apa-apa, tapi tetap keluhan masyarakat dijadikan laporan kepada PT KAI,” imbuhnya.
Dengan diberlakukan tarif murah KA Siliwangi tersebut animo penumpang untuk bepergian dari Sukabumi – Cianjur dan sebaliknya cukup meningkat. Dalam satu hari tiga kali pemberangkatan mencapai sekitar 700 penumpang. Apalagi kalau harus libur mencapai 800 hingga 900 penumpang.
Dengan harga tiket super murah ini, jumlah penumpang cukup signifikan. Sebelumnya yang harga tiket Rp 20 ribu, paling banyak 50 orang sekali pemberangkatan. Sekarang bisa mencapai 250 orang,” jelasnya.
Kendati harga tiket murah, Winata mengaku untuk fasilitas dan pelayanan tetap diutamakan. Masyarakat yang menggunakan KA Siliwangi ini tidak akan merasa rugi. Lantaran, pihak PT KAI tetap memberikan pelayanan maksimal. “Jangan khawatir terjadi seperti dulu, banyak penumpang yang berdiri dan padat. Pelayanan kita tetap seperti biasa malahan kita akan tingkatkan fasilitas dan pelayanannya,” janjinya.
Sedangkan untuk KA Pangrango Jurusan Sukabumi – Bogor tidak mengalami penurunan tarif, yakni masih seharga Rp 20 ribu per orang. Sedangkan untuk di hari libur, tarif naik menjadi Rp 25 ribu.
“KA Pangrango tidak mengalami perubahan harga tarif namun untuk kelas eksekutif juga sama ditiadakan, lantaran lintasan Cianjur – Sukabumi – Bogor menggunakan dua KA yang sama dengan berbagai lintasan. Untuk arah Cianjur – Sukabumi terus melanjutkan ke Bogor begitupun sebaliknya, dari Bogor – Sukabumi terus melanjutkan ke Cianjur,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu penumpang, Esih Suningsih mengatakan, dengan adanya penurunan tiket ini sangat membantu masyarakat untuk melakukan perjalanan ke luar kota terutama Sukabumi. Dengan KA perjalanan bisa lebih cepat dan di dalam perjalanan pun enak dan nyaman.
“Saya sekeluarga sengaja ingin mencoba kereta dengan tiket murah ini. Saya hanya numpang selewat ikut botram di Stasiun Sukabumi terus balik lagi deh. Dengan uang Rp 6 ribu, saya bisa bolak balik. Ya tentunya murah banget,” ungkap warga Cianjur tersebut.
Dirinya berharap, PT KAI tidak lagi menurunkan harga tiket KA Siliwangi lagi. Esih meyakini seluruh lapisan masyarakat pasti merasa senang dengan tarif murah ini. Untuk ditiadakannya eksekutif, dirinya mengaku tidak merasa keberatan. Kelas ekonomi pun tidak kalah nyamannya dengan eksekutif.
“Ya sama-sama enak kok, ga ada eksekutif juga tidak masalah. Yang penting fasilitasnya bagus dan sampai ke tujuan dengan selamat,” tukasnya. (bal/t/ryl)
Sumber
Jadi dengan adanya PSO ini maka kelas eksekutif jadi menghilang....
Yang jelas ada hal yang seharusnya gak boleh dilakukan KAI yaitu pemberlakuan sistem go show untuk pembelian tiket kereta ini, mendingan tetap dibuat online juga, jadi yang mau beli di loket dan pesan jauh-jauh hari bisa dilayani semua
Diubah oleh japek 06-01-2016 11:12
0
4.6K
Kutip
35
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan