Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

zitizen4rAvatar border
TS
zitizen4r
Setahun Dipimpin Jokowi, Jumlah Orang Miskin Tambah 780.000 & Utang Rp 466-T
Setahun Dipimpin Jokowi, Jumlah Orang Miskin Tambah 780 ribu
NBC Indonesia 1/05/2016

Setahun Dipimpin Jokowi, Jumlah Orang Miskin Tambah 780.000 & Utang Rp 466-T

NBCIndonesia.com - Badan Pusat Statisttik (BPS) Indonesia mencatat jumlah penduduk miskin Indonesia sebanyak 28,51 juta jiwa atau 11,13 persen dari total penduduk sampai September 2015. Angka tersebut naik 780 ribu jiwa atau 2,81 persen dibandingkan jumlah orang miskin pada periode yang sama di 2014 sebanyak 27,73 juta jiwa.

Uniknya, Kepala BPS Suryamin lebih senang membandingkan jumlah penduduk miskin pada September 2015 dengan Maret 2015 yang disebutnya terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebanyak 80 ribu jiwa.

Ia mengatakan penurunan jumlah penduduk miskin selama enam bulan tersebut merupakan indikator pulihnya perekonomian masyarakat dari dampak pencabutan subsidi harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium pada November 2014 silam.

“Setelah harga BBM naik tentu ada upaya bantuan sosial untuk kesehatan dan pendidikan serta bantuan raskin. Sehingga angka kemiskinan selama Maret hingga September menurun,” jelas Suryamin dalam konferensi pers di kantor pusat BPS, Jakarta, Senin (4/1).

Ia juga menyebut inflasi yang relatif rendah sangat membantu penurunan jumlah penduduk miskin selama 2015. Turunnya sejumlah komoditas pangan dan bahan makanan juga menjadi faktor penurunan jumlah penduduk miskin tersebut.

Salah satunya adalah penurunan harga eceran beras nasional di 2015. Suryamin mencatat harga beras eceran turun 0,92 persen dari harga Rp 13.089 per kilogram (kg) pada Maret 2015 menjadi Rp 12.968 per kg pada September 2015. Selain beras, harga minyak goreng juga tercatat turun 2,8 persen.

“Harga kelapa sawit (Crude Palm Oil) juga sedang turun dan ini juga jadi bagian konsumsi masyarakat menengah ke bawah, jadi sangat membantu,” jelasnya.

Garis kemiskinan selama periode Maret-September 2015 naik sebesar 4,24 persen yaitu dari Rp 330.776 per kapita per bulan pada Maret 2015 menjadi Rp 344.809 per kapita per bulan pada September 2015.

Peranan komoditas makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas non makanan.

Secara demografi, jumlah penduduk miskin paling banyak mendominasi di pulau Jawa, Tercatat sebanyak 15,31 juta jiwa penduduk miskin tersebar di pulau Jawa.

Sementara sisanya tersebar di Sumatera sebesar 6,31 juta jiwa, Bali dan Nusa Tenggara 2,18 juta jiwa, pulau Sulawesi 2,19 juta jiwa, Maluku sebanyak 1,53 juta jiwa, dan Kalimantan 0,99 juta jiwa.(CNN Indonesia)
[NBCIndonesia.com]
http://www.nbcindonesia.com/2016/01/...lah-orang.html


Setahun Jalan, Jokowi-JK Tambah Utang Rp 466,04 Triliun
Realisasi utang periode Januari-November 2015 mengalami peningkatan 17,86 persen
Rabu, 30 Desember 2015

Setahun Dipimpin Jokowi, Jumlah Orang Miskin Tambah 780.000 & Utang Rp 466-T
Jokowi-Jusuf Kalla. (Foto: Ist) Jokowi-Jusuf Kalla. (Foto: Ist)

JAKARTA, JITUNEWS.COM - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyatakan bahwa program Nawacita pemerintahan Jokowi-JK dalam satu tahun masa kerja masih sangat jauh dari harapan. Buktinya realisasi utang periode Januari-November 2015 mengalami peningkatan 17,86 persen bila dibanding periode November 2014.

Ekonom dari Indef Eko Listianto mengatakan, program Nawacita Jokowi-JK sudah jauh dari harapan dalam setahun ini. Pasalnya, total utang pemerintah bertambah menjadi Rp 466,04 triliun per Januari-November 2015 atau naik 17,86 persen dari periode yang sama tahun lalu.

"Realisasi utang ini kita mengalami pembengkakkan hampir dua kali lipat jika kita banding 2014 yang hanya meningkat 9,82 persen atau sebesar Rp 233,28 triliun," ujar Eko, dalam acara Diskusi Akhir Tahun dengan tema "Catatan Akhir Tahun INDEF: Retorika Nawacita", di Kantor INDEF, Jakarta Selatan, Rabu (30/12).

‎Pada saat utang mengalami peningkatan, tapi penerimaan pajak lebih rendah. Hal tersebut terlihat perbedaan yang signifikan, sehingga nantinya membuat risiko fiskal sendiri.

Realisasi penerimaan pajak hingga akhir November 2015 baru mencapai 68,2 persen atau sebesar Rp 1.015,6 triliun. Pencapaian penerimaan pajak sangat merosot bila dibanding dengan November 2014 yang mencapai 80,2 persen dari target APBN-P 2014 sebesar Rp 1.246,1 triliun.

"Peningkatan utang, sama sekali belum ada evaluasi. Ini warning betul. Kita sebenarnya tidak mempersoalkan utang, tapi kita harus pikirkan peningkatan utang itu harus bisa meningkatkan penerimaan negara. Pemerintah ini harus betul-betul menanggapi masalah utang ini," ucapnya.
http://www.jitunews.com/read/27957/s...466-04-triliun

----------------------------

Revolusi mental tenan!

emoticon-Berduka (S)
0
1.1K
12
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan