Pernah mikir gak, kalo ada yg salah dengan sistim pendidikan saat ini ?

Yaitu tidak adanya pengakuan ketika kita lolos tingkatan pendidikan tertentu. Contohnya, dari kelas 1 - 6 SD hanya ada 1 ijazah yg diakui secara nasional. Yaitu ketika LOLOS kelas 6 saja, sedangkan apabila hanya lolos kelas 1-5 tidak ada pengakuan resmi yang diterima secara nasional.

Sama halnya saat SMP, SMA, dan Perguruan tinggi, yang diakui hanya ketika lolos kasta tertingginya.

Nah yang paling parah yaitu saat mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Ketika hanya lolos semester 1-5 saja, sama sekali enggak ada bukti seperti sertifikat atau ijazah. Sehingga munculah istilah drop out yang bermakna sangat jelek dan kasar. Tidak menggunakan istilah lolos semester 5 disertai sertifikat. Jadi ketika mengenyam pendidikan dari semester 1-5 itu hangus begitu saja seolah tidak pernah kuliah diperguruan tinggi tersebut.

Padahal belum tentu juga pencari kerja membutuhkan keahlian semester 6-8. Toh nanti lulusan semester 5 dan 8 mendapat pelatihan kerja yang sama. Belum tentu juga hasil kerja lulusan semster 8 lebih bagus dari semester 5.

[Quote=]Misalkan ada sebuah lowongan pekerjaan dengan kriteria minimum SMA atau sederajat.
Kita daftar pakai ijazah SMA dengan nilai memuaskan. Ditambah sertifikat pernah belajar di Universitas kedokteran Indonesia, tapi cuman sampai semester 6 doang sebagai bahan pertimbangan. [/quote]


Jadi gimana gan, perlu gak kalau sistem pendidikan saat ini ada pengakuan seseorang telah mengenyam pendidikan pada kelas tertentu ? Bukan hanya ijazah pada kelas tertingginya ?

Yuk mari kita sharing dan bertukar pikiran secara santai di The Lounge. Daripada nggak ada kerjaan dan nulis status tidak jelas di medsos.


Ijazah tertinggi aja yang dibawa gan, gak usah semuanya...
Maksud ane bukan tiap grade atau tiap tahun gitu dapat ijazahnya, tapi ketika kita merasa tidak mampu untuk naik grade atasnya atau merasa cukup ilmunya dan berhenti di grade tertentu. Kita minta sertifikat ke universitas.