- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
SILVER LIFE


TS
zirkonium13
SILVER LIFE
SILVER LIFE
"langit hanyalah sebuah misteri dan langit hanyalah ilusi keindahan semata
note:fiction story
SYNOPSIS
gadis itu mengatakannya dengan tatapan kosong seolah dunia ini telah berakhir tapi anehnya ia tersenyum dengan penuh sesal saat itu aku pun tidak mengerti sama sekali apa yang ia rasakan tapi satu hal yang aku tahu aku mengenal dia walaupun dia hanya hadir dalam mimpiku setiap hari.
tepat 1 tahun kemudian aku memulai tahun pertamaku di SMA swasta terbaik di jakarta
semua berjalan lancar aku memiliki teman-teman baru ,dan aku merasakan suasana baru tapi ada satu hal yang selalu mengganjal perasaan ku selama ini siapa dia yang selalu hadir di mimpi
CHAPTER 1
HIGHSCHOOL ANTI MAINSTREAM
"hari ini begitu panas"ucap vincent sambil membuka baju sekolahnya
"ntahlah yang terpenting aku lelah dan bosan"ucap evan dengan nada tanpa harapan. sudah 1 minggu lebih semenjak tahun pertama sekolahku di mulai dan pada saat ini kami bertiga sedang nongkrong di warung langganan baru kami.
"hey thom sedang apa kau"evan berbicara dengan nada yang cukup membuyarkan lamunanku."kau sedang melamuni si luna ya hahaha"ucapnya lagi
jika aku pikir luna adalah sosok wanita yang sempurna bagi kalangan remaja. dia menarik, rupawan,pintar dan selalu menjadi kebanggaan guru-guru di sekolah sudah sewajarnya menjadi pasangan luna adalah impian semua murid di sekolah ini namun yang jadi masalahnya dia selalu bersikap dingin kepada siapa saja tapi ntahlah aku pikir dia sering tersenyum.
"diam bawel aku hanya memikirkan apa yang seharusnya kita lakukan sekarang"ucapku dengan sedikit kesal
"tidak usah anggap dia serius thom hahaha"ucap vincent sedikit memprovokasi
"gawat kita sudah telat masuk 5 menit nih aku malas kena marah guru itu".ucap evan cukup tegang
sebenarnya guru matematika kami itu baik tapi karena hanya kami bertiga yang selalu mengacau pelajaran guru tersebut akhirnya kami berakhir dengan selalu dimarahi guru tersebut
"selamat siang bu"seluruh kelas menatap tajam kepada kami
"apakah kita buronan polisi thom?"tanya evan sedikit takut
"evan,vincent kalian menghadap ruang guru habis pelajaran ibu sekarang !"bentak guru tersebut
"dan kamu thom"dengan tatapan dingin seketika menusuk tulang belulangku
di benakku timbul sebuah pertanyaan apakah aku akan kena skorsing atau apakah aku mendapatkan hal yang lebih buruk...
"aada apa buu"tanyaku sedikit grogi
"selamat kamu mendapatkan nilai ulangan tertinggi di kelas"
seketika seluruh kelas nampak tak percaya dengan perkataan tersebut.
sudah sewajarnya seperti itu jika di pikir-pikir
sebelumnya selama seminggu aku selalu bolos pelajaran dan selalu dipanggil guru BP secara bergilir
"maksudnya bu"tanyaku sedikit heran
"nilai mu dan luna kemarin saat ujian pertama matematika,kalian yang tertinggi dengan nilai 94 dan 85 sedangkan rata-rata temanmu mendapatkan nilai di bawah 50"
apa?tunggu dulu saat sebelum ujian aku hanya bermain game dan nongkrong seperti biasanya dan saat ujian seingatku hanya mengisi secara asal - asalan
apakah aku sejenius ini?tidak mungkin karena aku selalu mendapatkan ranking terkecil sejak SD.
"thom lu kok bisa tinggi gitu nilainya"bisik vincent
"aku juga engga tau cen"bisikku kepada vincent
"sudah - sudah silakan kalian duduk ibu akan melanjutkan materi pembelajaran"ucap bu guru dengan sedikit lemas
"baik bu"kami serentak menjawabnya
di benakku masih timbul pertanyaan pertanyaan tentang nilai tertinggi yang aku dapatkan apakah aku curang saat mengisi ujian?itu tidak mungkin karena aku selalu cuek dengan sekitar saat ujian..
secara tidak sadar handphone ku bergetar terus menerus
",thom
"
"apa - apaan sms ini"teriakku secara tiba-tiba
"ada apa thom?bisakah kamu tidak mengganggu kami saat pembelajaran sedang berlangsung?"ucap bu guru sedikit kesal
"maaf bu"ucapku sambil mematikan handphoneku
"oke kita lanjut lagi".
40 menit berlalu cukup membosankan
dan bel jam pelajaran berakhir sudah dibunyikan.
"anak,-anak minggu depan ibu lanjut lagi dengan materi yang sama ibu harap kalian belajar dengan giat seperti thom"ucap bu guru sambil tersenyum
"iya bu"kami sekelas menjawab
saat kami bertiga ingin pulang seketika claudia menghampiri kami sambil berlari dengan ceria
"hey thom kok bisa ya kamu mendapatkan nilai setinggi itu kamu nyontek ya"celoteh claudia
claudia,dia cukup menarik,menawan dan dia juga anak dari kepala sekolah sekolahan ini
"mana mungkin lagian waktu itu aku selesai pertama"ucapku sedikit menggerutu
"ayolah aku hanya bercanda hahaha"ucap claudia tersenyum
"sampai bertemu besok lagi thom"ucapnya sambil berlari kearah teman-temanya
"oh iya sampai jumpa"ucapku dengan senyuman kecil diwajahku
"hey cen aku mau ketoilet dulu kamu duluan saja kasihan si evan sendirian di sana"
"okey thom aku duluan ya bye"ucap vincent dengan melambaikan tangannya
"hati-hati cen"
dan seketika kelas hening ,sunyi dan damai tapi ada satu hal yang membuat diriku risih.
"thom"ucap luna sambil tersenyum mesra"hey luna belum pulang?"ucapku sedikit santai menurutku aneh saja luna yang sehari-harinya bersekolah memasang wajah dingin dan jarang berbicara kepada setiap orang tiba-tiba dia menyapaku dengan sangat antusias ada apa gerangan?
"anu thom apakah kamu bisa pulang bersamaku"
"hah seriusan lun?"
"tidak usah thom kalau kamu hari ini sibuk aku bisa pulang sendiri"ucapnya dengan nada sedih
"maaf lun bukannya aku menolak ajakkanmu tapi aneh saja kamu kan belum pernah kenal aku selama satu minggu ini apa tujuan utamamu sebenarnya?"
ucapku dengan nada detektif
"sebenarnya"ucap luna
"ada apa lun"
tiba - tiba luna berlari keluar kelas dengan berlinangan air mata aku pun merasa bersalah kala itu ntah apa yang ada di benakku waktu itu menolak ajakan wanita secantik luna?jangan bercanda tapi itu kenyataannya aku sudah menolak ajakannya.
"bodoh sekali diriku"gumamku sedikit menyesal
"hey thom kenapa dengan dirimu wajahmu pucat sekali apakah kau baik-baik saja"ucap vincent dengan khawatir
"aku baik-baik saja"ucapku
"ayolah thom kita kan teman apakah kami tidak kau anggap teman thom"ucap evan sedikit sedih
"bukan begitu van tapi kenyataannya aku baik-baik saja"ucapku
"baiklah kalau begitu tapi kalau ada masalah jangan sungkan bicara pada kami, kami siap membantu sesuai kemampuan kami"
"kalian"
aku pun merasa terharu mendengar perkataan itu tapi kalimat itu sepertinya sudah pernah aku dengar ntalah dimana aku mendengarnya dan yang terpenting kami bertiga berharap sampai kelulusan selalu bersama tanpa masalah
"langit hanyalah sebuah misteri dan langit hanyalah ilusi keindahan semata
note:fiction story
SYNOPSIS
gadis itu mengatakannya dengan tatapan kosong seolah dunia ini telah berakhir tapi anehnya ia tersenyum dengan penuh sesal saat itu aku pun tidak mengerti sama sekali apa yang ia rasakan tapi satu hal yang aku tahu aku mengenal dia walaupun dia hanya hadir dalam mimpiku setiap hari.
tepat 1 tahun kemudian aku memulai tahun pertamaku di SMA swasta terbaik di jakarta
semua berjalan lancar aku memiliki teman-teman baru ,dan aku merasakan suasana baru tapi ada satu hal yang selalu mengganjal perasaan ku selama ini siapa dia yang selalu hadir di mimpi
CHAPTER 1
HIGHSCHOOL ANTI MAINSTREAM
"hari ini begitu panas"ucap vincent sambil membuka baju sekolahnya
"ntahlah yang terpenting aku lelah dan bosan"ucap evan dengan nada tanpa harapan. sudah 1 minggu lebih semenjak tahun pertama sekolahku di mulai dan pada saat ini kami bertiga sedang nongkrong di warung langganan baru kami.
"hey thom sedang apa kau"evan berbicara dengan nada yang cukup membuyarkan lamunanku."kau sedang melamuni si luna ya hahaha"ucapnya lagi
jika aku pikir luna adalah sosok wanita yang sempurna bagi kalangan remaja. dia menarik, rupawan,pintar dan selalu menjadi kebanggaan guru-guru di sekolah sudah sewajarnya menjadi pasangan luna adalah impian semua murid di sekolah ini namun yang jadi masalahnya dia selalu bersikap dingin kepada siapa saja tapi ntahlah aku pikir dia sering tersenyum.
"diam bawel aku hanya memikirkan apa yang seharusnya kita lakukan sekarang"ucapku dengan sedikit kesal
"tidak usah anggap dia serius thom hahaha"ucap vincent sedikit memprovokasi
"gawat kita sudah telat masuk 5 menit nih aku malas kena marah guru itu".ucap evan cukup tegang
sebenarnya guru matematika kami itu baik tapi karena hanya kami bertiga yang selalu mengacau pelajaran guru tersebut akhirnya kami berakhir dengan selalu dimarahi guru tersebut
"selamat siang bu"seluruh kelas menatap tajam kepada kami
"apakah kita buronan polisi thom?"tanya evan sedikit takut
"evan,vincent kalian menghadap ruang guru habis pelajaran ibu sekarang !"bentak guru tersebut
"dan kamu thom"dengan tatapan dingin seketika menusuk tulang belulangku
di benakku timbul sebuah pertanyaan apakah aku akan kena skorsing atau apakah aku mendapatkan hal yang lebih buruk...
"aada apa buu"tanyaku sedikit grogi
"selamat kamu mendapatkan nilai ulangan tertinggi di kelas"
seketika seluruh kelas nampak tak percaya dengan perkataan tersebut.
sudah sewajarnya seperti itu jika di pikir-pikir
sebelumnya selama seminggu aku selalu bolos pelajaran dan selalu dipanggil guru BP secara bergilir
"maksudnya bu"tanyaku sedikit heran
"nilai mu dan luna kemarin saat ujian pertama matematika,kalian yang tertinggi dengan nilai 94 dan 85 sedangkan rata-rata temanmu mendapatkan nilai di bawah 50"
apa?tunggu dulu saat sebelum ujian aku hanya bermain game dan nongkrong seperti biasanya dan saat ujian seingatku hanya mengisi secara asal - asalan
apakah aku sejenius ini?tidak mungkin karena aku selalu mendapatkan ranking terkecil sejak SD.
"thom lu kok bisa tinggi gitu nilainya"bisik vincent
"aku juga engga tau cen"bisikku kepada vincent
"sudah - sudah silakan kalian duduk ibu akan melanjutkan materi pembelajaran"ucap bu guru dengan sedikit lemas
"baik bu"kami serentak menjawabnya
di benakku masih timbul pertanyaan pertanyaan tentang nilai tertinggi yang aku dapatkan apakah aku curang saat mengisi ujian?itu tidak mungkin karena aku selalu cuek dengan sekitar saat ujian..
secara tidak sadar handphone ku bergetar terus menerus
",thom

"apa - apaan sms ini"teriakku secara tiba-tiba
"ada apa thom?bisakah kamu tidak mengganggu kami saat pembelajaran sedang berlangsung?"ucap bu guru sedikit kesal
"maaf bu"ucapku sambil mematikan handphoneku
"oke kita lanjut lagi".
40 menit berlalu cukup membosankan
dan bel jam pelajaran berakhir sudah dibunyikan.
"anak,-anak minggu depan ibu lanjut lagi dengan materi yang sama ibu harap kalian belajar dengan giat seperti thom"ucap bu guru sambil tersenyum
"iya bu"kami sekelas menjawab
saat kami bertiga ingin pulang seketika claudia menghampiri kami sambil berlari dengan ceria
"hey thom kok bisa ya kamu mendapatkan nilai setinggi itu kamu nyontek ya"celoteh claudia
claudia,dia cukup menarik,menawan dan dia juga anak dari kepala sekolah sekolahan ini
"mana mungkin lagian waktu itu aku selesai pertama"ucapku sedikit menggerutu
"ayolah aku hanya bercanda hahaha"ucap claudia tersenyum
"sampai bertemu besok lagi thom"ucapnya sambil berlari kearah teman-temanya
"oh iya sampai jumpa"ucapku dengan senyuman kecil diwajahku
"hey cen aku mau ketoilet dulu kamu duluan saja kasihan si evan sendirian di sana"
"okey thom aku duluan ya bye"ucap vincent dengan melambaikan tangannya
"hati-hati cen"
dan seketika kelas hening ,sunyi dan damai tapi ada satu hal yang membuat diriku risih.
"thom"ucap luna sambil tersenyum mesra"hey luna belum pulang?"ucapku sedikit santai menurutku aneh saja luna yang sehari-harinya bersekolah memasang wajah dingin dan jarang berbicara kepada setiap orang tiba-tiba dia menyapaku dengan sangat antusias ada apa gerangan?
"anu thom apakah kamu bisa pulang bersamaku"
"hah seriusan lun?"
"tidak usah thom kalau kamu hari ini sibuk aku bisa pulang sendiri"ucapnya dengan nada sedih
"maaf lun bukannya aku menolak ajakkanmu tapi aneh saja kamu kan belum pernah kenal aku selama satu minggu ini apa tujuan utamamu sebenarnya?"
ucapku dengan nada detektif
"sebenarnya"ucap luna
"ada apa lun"
tiba - tiba luna berlari keluar kelas dengan berlinangan air mata aku pun merasa bersalah kala itu ntah apa yang ada di benakku waktu itu menolak ajakan wanita secantik luna?jangan bercanda tapi itu kenyataannya aku sudah menolak ajakannya.
"bodoh sekali diriku"gumamku sedikit menyesal
"hey thom kenapa dengan dirimu wajahmu pucat sekali apakah kau baik-baik saja"ucap vincent dengan khawatir
"aku baik-baik saja"ucapku
"ayolah thom kita kan teman apakah kami tidak kau anggap teman thom"ucap evan sedikit sedih
"bukan begitu van tapi kenyataannya aku baik-baik saja"ucapku
"baiklah kalau begitu tapi kalau ada masalah jangan sungkan bicara pada kami, kami siap membantu sesuai kemampuan kami"
"kalian"
aku pun merasa terharu mendengar perkataan itu tapi kalimat itu sepertinya sudah pernah aku dengar ntalah dimana aku mendengarnya dan yang terpenting kami bertiga berharap sampai kelulusan selalu bersama tanpa masalah


anasabila memberi reputasi
1
2.2K
23


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan