- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Doa Bersama untuk Salim Kancil, Menteri Marwan ke Lumajang


TS
tanahkelahiran
Doa Bersama untuk Salim Kancil, Menteri Marwan ke Lumajang
TEMPO.CO, Lumajang - Menteri Desa, Percepatan Desa Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Ja’far direncanakan menghadiri acara doa bersama dalam rangka peringatan seratus hari terbunuhnya Salim Kancil di Pantai Watu Pecak, Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Minggu, 3 Januari 2016. "Menteri Marwan datang siang ini," kata Abdullah Al Kudus, anggota tim advokasi Salim Kancil dan Tosan kepadaTempo, Minggu pagi ini.
Pria yang biasa disapa Aak itu mengatakan Marwan akan tiba di Lumajang sekitar pukul 11.00 WIB. "Rencana awalnya naik helikopter. Namun, karena dampak abu Bromo, akhirnya dilakukan perjalanan darat," ucap Aak. Karena itu, jadwal kegiatan istigasah dan tahlil seratus hari meninggalnya Salim Kancil akan agak molor, dari pukul 10.00 WIB menjadi sekitar pukul 12.00 WIB.
Di Pantai Watu Pecak, Minggu siang ini, Marwan akan ikut berdoa bersama dan melakukan penanaman pohon di pesisir selatan Kabupaten Lumajang. Marwan juga akan didampingi Pansus Pertambangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Timur dan Bupati Lumajang. Seperti diberitakan sebelumnya, pada Sabtu kemarin, di Pantai Watu Pecak digelar acara Festival Seni Pasir.
"Pembagian hadiah untuk juaranya akan langsung diberikan oleh Menteri Marwan," ujar Aak. Setelah menghadiri acara seratus hari meninggalnya Salim Kancil, Marwan akan bertemu dengan ratusan kepala desa di Pendapa Kabupaten Lumajang. PantauanTempo, banner ucapan selamat datang sudah terpasang di gerbang Pendapa Kabupaten Lumajang. Ratusan kursi juga ditata rapi di dalam pendapa tersebut.
Kasus pembunuhan Salim Kancil dan penganiayaan Tosan terjadi pada Sabtu pagi, 26 September 2015. Dua warga Desa Selok Awar-awar itu menjadi korban penyiksaan lebih dari 30 orang pro-penambangan pasir di Pantai Watu Pecak. Salim Kancil ditemukan tewas di jalan dekat makam desa setempat setelah sebelumnya sempat dijemput dari rumahnya dan disiksa di balai desa. Sedangkan Tosan mengalami luka serius serta sempat menjalani perawatan dan operasi di Rumah Sakit Saiful Anwar, Kota Malang.
Polisi telah menangkap dan menahan 38 tersangka terkait dengan kasus tersebut. Salah satunya Hariyono, Kepala Desa Selok Awar-awar. Selain diduga menjadi aktor intelektual pembunuhan Salim Kancil dan pengeroyokan Tosan, Hariyono diduga melakukan tindak pidanaillegal mining di Pantai Watu Pecak.
sumber: http://m.tempo.co/read/news/2016/01/...an-ke-lumajang
Pria yang biasa disapa Aak itu mengatakan Marwan akan tiba di Lumajang sekitar pukul 11.00 WIB. "Rencana awalnya naik helikopter. Namun, karena dampak abu Bromo, akhirnya dilakukan perjalanan darat," ucap Aak. Karena itu, jadwal kegiatan istigasah dan tahlil seratus hari meninggalnya Salim Kancil akan agak molor, dari pukul 10.00 WIB menjadi sekitar pukul 12.00 WIB.
Di Pantai Watu Pecak, Minggu siang ini, Marwan akan ikut berdoa bersama dan melakukan penanaman pohon di pesisir selatan Kabupaten Lumajang. Marwan juga akan didampingi Pansus Pertambangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Timur dan Bupati Lumajang. Seperti diberitakan sebelumnya, pada Sabtu kemarin, di Pantai Watu Pecak digelar acara Festival Seni Pasir.
"Pembagian hadiah untuk juaranya akan langsung diberikan oleh Menteri Marwan," ujar Aak. Setelah menghadiri acara seratus hari meninggalnya Salim Kancil, Marwan akan bertemu dengan ratusan kepala desa di Pendapa Kabupaten Lumajang. PantauanTempo, banner ucapan selamat datang sudah terpasang di gerbang Pendapa Kabupaten Lumajang. Ratusan kursi juga ditata rapi di dalam pendapa tersebut.
Kasus pembunuhan Salim Kancil dan penganiayaan Tosan terjadi pada Sabtu pagi, 26 September 2015. Dua warga Desa Selok Awar-awar itu menjadi korban penyiksaan lebih dari 30 orang pro-penambangan pasir di Pantai Watu Pecak. Salim Kancil ditemukan tewas di jalan dekat makam desa setempat setelah sebelumnya sempat dijemput dari rumahnya dan disiksa di balai desa. Sedangkan Tosan mengalami luka serius serta sempat menjalani perawatan dan operasi di Rumah Sakit Saiful Anwar, Kota Malang.
Polisi telah menangkap dan menahan 38 tersangka terkait dengan kasus tersebut. Salah satunya Hariyono, Kepala Desa Selok Awar-awar. Selain diduga menjadi aktor intelektual pembunuhan Salim Kancil dan pengeroyokan Tosan, Hariyono diduga melakukan tindak pidanaillegal mining di Pantai Watu Pecak.
sumber: http://m.tempo.co/read/news/2016/01/...an-ke-lumajang
0
765
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan