Kaskus

Story

arizgaulzAvatar border
TS
arizgaulz
Perjuangan Cinta Sejati
Malam semakin dingin. Angin berhembus keras menyapu seisi hutan. Mengamuk markas elf dengan keberingasanya yang luar biasa. Udara semakin tidak bersahabat mungkin kecuali untuk sang penguasa elemen angin. Di dalam markas sederhana beratap hijau dengan sedikit hiasan nan indah itu meringkuklah seorang wanita dalam dekapan seekor kucing besar yang tertidur. Kucing besar berjenis harimau tepatnya. Wanita itu tidak tidur seperti harimaunya. Matanya terbuka dan masih berkilat hidup. Ia sesekali mengibaskan rambut hitamnya yang menjuntai membentuk tirai di wajahnya. Saat tirai rambut itu tersingkap nampak muka cantik sang wanita, berkulit putih bening seperti hamburan cahaya bulan purnama. Sebuah mutiara kecil bertengger di dahinya, menambah kecantikannya.

Dian Aryani Begitulah sang wanita ini dipanggil. Kiprahnya dalam membantai musuh dari pihak LVD sangat terkenal. Itulah mengapa, ia menyandang gelar yang sangat luar biasa,. Sang pendeta bulan, yang berkat dan perlindunganya selalu diandalkan para ksatria di medan juang.

Kini, wajah sang Pendeta bulan nampak muram. Bulan purnama indah di kedua iris matanya laksana tersapu awan mendung hebat yang bergelayut erat. Sangat erat. Ingatanya melayang jauh, menembus batas-batas waktu yang telah berlalu. Memorinya bertualang, menuju masa silam yang dirasanya lebih luas dari pada samudra angkasa di atas dunia.

Hari itu. Saat takdir membawanya berjumpa dengan seorang Elf muda, di puncak bukit saat senja. Elf muda itu putra tertua Fayde sang Nabi Penjaga. "Robi" begitulah Elf muda tampan itu dipanggil. Selembar kain hitam menyelubungi kedua matanya yang konon buta. Telinganya meruncing sempurna keatas, kulitnya putih eksotis, rambutnya pirang panjang tergerai melewati punggungnya yang berotot. Wajahnya selalu nampak muram. Dan dia suka sekali memandang langit senja di sore hari.

Suatu hari Dian memergokinya sedang berbaring di rerumputan, menatap langit yang telah kemerahan. Cahaya matahari yang keemasan menyoroti sisi tubuhnya yang bertelanjang dada.

"Eh –" sontak suara Dian tertahan saat melihat ada lelaki asing tengah berbaring di sana. Tak ingin mengganggu, ia segera memutar haluan dan hendak berbalik pergi. Sampai kemudian si Elf muda itu bangun dan berseru.

"Hei!"

'Siapa Elf ini?' Dian membatin.

"Siapa kau?" suaranya berat, terkesan membentak, tapi lemas.

"Aku Dian Aryani .Maaf mengganggu istirahatmu..."

Elf muda itu agak memicingkan mata melihat ada seorang wanita jelita membawa seikat tanaman obat ajaib di tanganya. "Kau... orang baru?" lirihnya.

"Eh? Bagaimana kau bisa tahu? Ya, aku baru saja pindah dari hutan lain...aku sedang mencari tanaman obat ajaib," ucap Dian pelan.

"Tentu aku tahu..." wajah si Elf muda memburam hebat, "Orang yang tinggal di hutan ini sejak dulu tidak ada yang tidak mengenalku, Elf pecundang nomor satu!"

Dian mendekat, sedikit membungkuk untuk menelaah wajah si Elf muda berkulit putih itu. Kata pecundang nomor satu bukanlah kata-kata yang nyaman untuk dia dengar. Maka, dengan suara lembut dia berujar.

"Siapa namamu?"

"Robi.."

Perkenalan yang mengubah semuanya.
Dian dan Robi. Robi dan Dian . Elf muda yang di cap pecundang oleh orang-orang se desa karena ketidakmampuanya mengendalikan energi. Hanya Dian yang mau dan mampu memahami sisi kelam hidup Robi. Ucapanya, ujaranya, nasehatnya, cerita-ceritanya, semua mengandung kelembutan dan ketulusan untuk kawan barunya itu.

Tanpa Dian sadari, ia mulai terpikat pada ketegaran Robi . Namun rasa itu ia tahan rapat-rapat di dalam hatinya. Ia simpan dalam salah satu ruang di hati terdalamnya. Ruang hati yang paling indah yang mengaksarakan segala diskripsi cinta. Dan rasa.

Suatu hari... Robi datang ke bukit seperti biasa, menemui Dian yang telah datang lebih awal. Hari itu, langit sangat indah. Bunga Bunga Mekar dan memancarkan warna-warna yang berkilau. Tanpa Dian ketahui, Robi telah menyiapkan suatu kejutan luar biasa untuknya. Sebuah gelang warna-warni, dengan aneka spektrum warna nampak berlari-lari di lintasan sirkularnya.

"Untukmu..." ucap Robi lembut, mengulurkan gelang indah itu.

"Benarkah?" Dian menjerit kecil, "Terimakasih Robi . Aku suka sekali!" suka ya??. Sangat suka. Siapa yang tidak suka menerima pemberian dari seorang yang sangat dicintainya? Hati Dian bersorak keras saat gelang itu melingkari pergelangan tangan rampingnya. Cantik sekali.

"Haha, itu peninggalan Ibu... adikku bahkan tidak tau kalau aku punya gelang peninggalan Ibu...". Saat itulah Dian mendongak, bagai mendengar sesuatu yang sangat asing.

"Kau punya adik?" tanya Dian heran. Selama ini bukankah Kau tidak pernah bercerita soal saudara-saudaramu? Robi nampak menggaruk kepalanya dengan gugup. Lalu, dengan nada suara riang yang terkesan dibuat-buat dia berjanji akan mengenalkan Dian pada adiknya.


BACA DI NEXT LAGI YA NANTI emoticon-Big Grin UPDATE SELALU KOK emoticon-Smilie

(y)
Diubah oleh arizgaulz 28-10-2015 07:57
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
2.4K
25
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan