Seperti yang kita ketahui kalau pertanian di Indonesia itu adalah sebuah mayoritas, mungkin semakin lama semakin tidak ada (mungkin) , kali ini saya mau coba membahas fakta pertanian di Indonesia yang baru saya ketahui hahahaha.. yuk mulai
1. Petani Beras di Indonesia sebagian besar adalah petani subsisten bukan petani komersil
Spoiler for :
Petani subsisten adalah petani yang memproduksi komoditas sekaligus konsumen atas komoditas tersebut contoh, agan petani beras, agan akan menjual beras yang dipunya setelah kebutuhan berasnya sudah terpenuhi. Akibatnya jumlah komoditas yang tersedia di pasar tergantung sama surplusnya petani tersebut. Nah masalahnya nih petani gak peduli dengan jumlah produksinya yang penting kebutuhan dia terpenuhi.
Berbeda dengan petani komersil kalau petani komersil dia akan mengusahakan pertaniannya untuk keuntungan.
Coba bandingkan jumlah petani produktif yang usianya 15-24 tahun dengan jumlah petani lainnya, selain itu kebanyakan petani itu cuman lulusan SD (yang sudah tua ya) akibatnya penerapan teknologi jadi sangat sulit karena selain sulit memahami, mereka cenderung bertani dengan cara memupuk dan menggunakan pestisida. (korban revolusi hijau)
sumber http://st2013.bps.go.id/st2013esya/b...let/at0000.pdf
3. Aslinya makan apa kok dikasih beras?
Spoiler for :
Ini murni hasil pemikiran saya, coba kita pikir dulu pasSD belajar kalau papua makanan pokoknya sagu, dan NTT atau NTB makanan pokoknya kalau gak salah jagung, lah sekarang coba kita lihat yang disubsidi beras terus, akibatnya mereka jadi makan beras terus menerus, yang ujung-ujungnya malah menambah permintaan beras, padahal gak semua daerah di Indonesia bagus untuk tanam beras, contoh kalau di NTT atau NTB komoditas yang paling bagus ditanam jagung, ya biarkan mereka menanam jagung, jangan menanam beras.
4. Rata-rata luas yang digarap petani sempit (petani gurem)
Spoiler for :
Akibatnya banyak gan, kalau sempit ya hasilnya sedikit, berbeda kalau di australia kan 1 petani bisa memegang 1 hektar, sedangkan disini 1 hektar dipegang sama banyak petani, akibatnya? anggap aja komoditas itu menghasilkan keuntungan 10 juta kalau di australia itu jadi milik 1 petani kalau disini ya gak tahu dah..
5. Penyuluh pertanian
Spoiler for :
Selain kita kekurangan penyuluh pertanian, ternyata kita juga mengalami masalah gan, yaitu kita butuh regenerasi penyuluh pertanian. Penyuluh pertanian merupakan bagian terpenting karena dia adalah ujung tombak pelayanan dari pemerintah, kalau dia gak ada ya bisa bayangkan petani pasti akan menanam secara asal-asalan dan semaunya sendiri.
6. Padahal banyak orang terkaya di Indonesia berasal dari Pertanian
Spoiler for :
Susilo Wonowidjojo dengan jumlah kekayaan senilai USD$3,7 miliar dollar AS. Perusahaan – Gudang Garam, posisi ke-295 dunia. Gudang Garam rokok -> tembakau
Lim Hariyanto Wijaya Sarwono jumlah kekayaan yang dimiliki sekitar USD$ 2,2 miliar dollar AS, company – Bumitama Agri Ltd, posisi ke-723 dunia. -> Sawit
Tambahan dari Kaskuser
Quote:
Original Posted By l2s►kalo menurut analisa ane sebagai petani muda indonesia,, cuma satu permasalahannya, dan itu urgent sekali,,, yaitu "beda daerah pertanian, beda pula ilmu bertaninya",,, dan itu juga ane alamin,,,
contoh kecil saja,,,
ane bertani di daerah malang selatan, waktu itu tanaman CABE, dan selalu mengalami masalah daun keriting,,,, terus kita mendatangkan pemateri dari dinas pertanian, waktu itu ada salah satu narasumber dari daerah malang utara (daerah perbukitan)... setelah di jelaskan bla bla bla untuk menaggulangi masalah daun keriting, kita terapkan dan hasilnya nihil,, tetep keriting,,,, jadi bisa di simpulkan,, beda daerah beda pula cara bertaninya,,, jadi kalo bisa ada penelitian di setiap daerah pusat pertanian, untuk memaksimalkan hasil panen,,,
demikian komen saya, terimakasih
Pengusaha rokok engga bisa dibilang kaya dari pertanian, karena mereka produsen rokok, bukan penghasil tembakau. Ngomongin rokok engga cuma tembakau doang. Petani tembakaupun masih jauh dari kata sejahtera karena rantainya untuk bisa ke pabrik rokok cukup panjang.
Umumnya petani di Indonesia petani penggarap dan subsisten itu, jarang ada petani yang punya lahan sendiri sampai berhektar hektar, beda dengan di negara maju yang petaninya bisa punya lahan berpuluh puluh hektar dan dikerjain sendirian. Dan kebanyakan petani sini masih pake petode tradisional, ya wajar aja karena lahannya kecil kecil yang masih mungkin dibajak pake kerbau.
Gw sempet heran waktu liat ada dealer John Deere di Indonesia lengkap dengan traktor traktornya yang gede gede... Mungkin konsumennya pengusaha sawit kali ya...