Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

nandazakAvatar border
TS
nandazak
SAGU ADALAH KITA
selamat pagi/siang/sore/malam gan. di thread sederhana ane ini ane mau promosiin makanan pokok asli orang nusantara gan. yaitu sagu. so semoga info ane bermanfaat

Bukan Beras, Ini Makanan Asli RI
Sejak Zaman Kerajaan


Sorong - Ternyata, beras bukanlah makanan asli
Indonesia meskipun beras saat ini masih menjadi
makanan pokok masyarakat Indonesia dan bisa
membuat gaduh saat harga tinggi.
Menurut Peneliti Sagu Indonesia, Prof. Nadirman
Haska, sagu ternyata telah ada dan menjadi
makanan pokok penduduk nusantara jauh sebelum
beras masuk ke Indonesia saat dibawa oleh orang
India, beberapa abad silam.
Hal ini dibuktikan oleh relief atau pahatan di Candi
Borobudur tentang palma kehidupan yakni ada nyiur
(kelapa), lontar, aren dan sagu. Candi Borobudur
merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Budha
di Indonesia
"Sagu itu makanan asli Indonesia. Itu terpahat jelas
di relief Candi Borobudur. Saat kerajaan Hindu
masuk, orang India bawa beras ke sini," Kata
Nadirman Lokasi Pabrik Sagu Perhutani di Distrik
Kais, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat,
Kamis ( 31/12/2015).
Secara Antropologi, masyarakat Jawa menyebut
beras dengan istilah sego dan masyarakat Sunda
menyebut beras dengan sebutan sangu. Sego atau
sangu dalam bahasa sesungguhnya ialah sagu.
"Dari awal kita sebelum makan nasi, kita sudah
makan sagu," Ujarnya.
Fakta sejarah itu tak lepas dari cadangan pohon
sagu alami yang bisa menjadi sumber karbohidrat
alternatif, pengganti beras. Indonesia memiliki 1,4
juta hektar (ha) lahan sagu yang tersebar di hutan
tropis Sumatera, Kalimantan, Maluku hingga Papua.
Namun, Papua dan Papua Barat menyimpan
cadangan 1,2 juta ha.
Sayangnya, baru 5% cadangan sagu yang
dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat dan
produk olahan makanan. Padahal, sagu bisa diolah
menjadi makanan lezat seperti siomay, mpek-
mpek, bakso hingga papeda.
"Dari sagu yang ada di Indonesia, 95% merupakan
sagu yang tumbuh alami," tambahnya.
Lanjut Nadirman, Jepang dinilai sebagai negara di
dunia yang peduli dan bersemangat meneliti tentang
kasiat sagu. Kondisi bukan tanpa sebab. Tentara
Jepang saat kalah berperang di Indonesia, ada yang
melarikan diri ke hutan di daerah Halmahera,
Maluku. Di sana, Tentara Jepang mampu bertahan
hidup di tengah hutan hampir 35 tahun hanya
mengandalkan makanan dari sagu.
"Saat ditemukan tahun 1982, dia (Tentara Jepang)
sudah hidup di dalam Hutan di Halmahera selama
35 tahun," tutur Nadirman.
Selain itu, Jepang paham bila sagu bakal menjadi
produk pangan alternatif di tengah terbatasnya dan
menurunnya stok pangan dunia seperti beras di
akhir abad 21.
"Akhir abad 21, sagu menjadi salah satu alternatif
sumber pangan Indonesia. Indonesia sendiri bisa
menjadi pemasok sagu terbesar di dunia, kata
Nadirman
(feb/hns)
http://m.detik.com/finance/read/2015...zaman-kerajaan

Kisah di Balik Pembangunan Pabrik
Sagu Terbesar RI di Papua Barat


Sorong - Perum Perhutani telah membangun
pabrik sagu modern dan terbesar di Indonesia
senilai Rp 112 miliar yang berlokasi di Distrik
Kais, Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua
Barat. Pabrik yang perencanaan
pembangunannya dimulai pada 2012 itu, akan
diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi)
besok, 1 Januari 2016.
Ada berbagai cerita menarik dibalik upaya Perum
Perhutani membangun pabrik sagu di pedalaman
Kabupaten Sorong Selatan itu. Berbagai
penolakan dan perlawanan dari masyarakat
sekitar sempat terjadi. Belum lagi, lokasi pabrik
berada di pedalaman Papua Barat yang terisolir
dan tak ada akses jalan serta kepungan hewan
liar seperti buaya.
Berkaca pada situasi tersebut, Perhutani yang
telah menerima penugasan di sektor pangan
pada 29 Februari 2012 oleh Menteri Badan Usaha
Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, tak langsung
buru-buru melakukan pembangunan fisik.
Perhutani bersama tim melakukan pendekatan
secara intens bekali-kali selama 2 tahun, setelah
itu baru proses konstruksi. Tujuannya ialah
membangun pondasi sosial di masyarakat.
"Kita lakukan pendekatan ke semua elemen di
Kais selama 2 tahun. Kita ingin bangun pondasi
sosial yang kokoh sehingga semua (warga lokal)
di sini jaga karena mereka (penduduk lokal)
punya rasa memiliki terhadap pabrik," kata
General Manager Perhutani, Papua, Ronald Guido
Suitela di Pabrik Sagu Perhutani, Kais, Sorong
Selatan, Kamis (31/12/2015).
Ronald sendiri terlibat dari proses survei
pendahuluan hingga pabrik rampung dan siap
diresmikan Presiden Jokowi. Saat survei, Ronald
dan tim melakukan pemetaan kondisi di Kais,
termasuk situasi sosial.
Tim Perhutani berkali-kali melakukan dialog dan
mendengarkan masukan warga. Alhasil,
perencanaan dan pendirian pabrik sagu yang
mampu memproduksi 30.000 ton tepung sagu per
tahun ini juga mengakomodasi ide dan kebutuhan
warga.
"Terakhir, kita kokohkan bangunan sosial itu
bernama Lembaga Masyarakat Desa Hutan
(LMDH). Mereka strukturnya berasal dari
penduduk lokal. Bahkan, LMDH dilantik oleh
Bupati Sorong Selatan disamakan dengan Kepala
UPT dan Kepala Dinas. Setelah dilantik, kita bawa
ke Lampung dan Pengalengan untuk dilatih,"
tambahnya.
LMDH yang diketuai oleh mantan kepala
kampung di Kais ini, selanjutnya menjadi wadah
komunikasi antara Perum Perhutani sebagai
pemilik pabrik dan warga lokal. Komunikasi dibuat
satu pintu. Selain itu, penentuan karyawan lokal
yang bekerja di pabrik hingga harga sagu yang
bakal dijual di pabrik juga dibahas antara warga
dan LMDH.
"Kita nggak layani orang per orang. Kita layani
LMDH," ujarnya.
Ronald mengatakan pendekatan ke warga tidak
berjalan mulus. Ia mengaku saya dihadang warga
yang membawa tombak, parang, dan panah saat
melakukan pendekatan.
"Saya pernah dihadang pakai parang, tombak,
panah. Saya awalnya diadili tapi setelah
berproses saya malah dipuja-puja warga,"
kelakarnya.
Bukan hanya mengajak warga berdialog,
pendekatan juga dilakukan dengan berbaur.
Ronald mengaku harus berbicara, makan,
berperilaku layaknya penduduk lokal agar bisa
diterima masyarakat. Apalagi ia berpegangan ke
niat baik. Baginya, pendekatan dengan penduduk
Papua lebih mengutamakan hati.
"Bangun Papua harus pakai hati bukan otak. Kita
hari ini bisa akali orang Papua tapi besok. Kita
akan diakali bahkan diganggu," jelasnya.
Setelah persoalan sosial bisa ditangani, proses
pembangunan atau konstruksi baru dimulai pada
awal 2014. Selama konstruksi, komunikasi antara
Perhutani dan warga terus dijalin melalui fasilitas
LMDH. Alhasil, proyek pembangunan pabrik
dilindungi warga lokal dan tak pernah ada boikot
dengan jalan pemalangan.
Proses konstruksi juga melibatkan puluhan
tenaga kerja lokal. Akhirnya, proyek ini bisa
tuntas 31 Desember 2015. Pabrik sagu mulai
beroperasi menggiling batang sagu ukuran 1
meter (tual). Kapasitas terpasang pabrik mampu
mengolah 6.000 tual dan menghasilkan 100 ton
tepung sagu kering.
Saat pabrik mulai beroperasi, penduduk lokal bisa
menjadi pekerja hingga pemasok tual sagu
(batang sagu ukuran 1 meter). Ronald
menjelaskan, penduduk bisa tebang 1 pohon
selama 1 hari. 1 pohon bisa hasilkan 10-12 tual.
"Katakanlah 1 tual dihargai Rp 10.000 (harga tual
dan hak ulayat) maka dia bisa terima Rp 120.000
per hari. Bagaimana bila dalam 1 keluarga ada 3
orang yang produktif. Dia juga bisa berternak babi
dengan memanfaatkan pakan dari limbah sagu,
kemudian bisa usaha madu hutan di sekitar
pabrik. Mereka juga bisa pagi kerja setelah itu
cari sagu," tutur Ronald
(feb/hns)
http://m.detik.com/finance/read/2015.../3108105/1036/

Papua Punya Lahan Sagu 1,2 Juta
Hektar, Baru 5 % Dimanfaatkan


Sorong - Tanaman sagu tersebar di seluruh dunia.
Persebaran tanaman sagu alam dan budidaya di
dunia totalnya seluas 2,2 juta hektar. Dari total itu,
sebanyak 1,4 juta hektar berada di Indonesia.
Ternyata, 1,2 juta hektar dari luas pohon sagu
berada di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.
Tanaman sagu sendiri bisa diolah menjadi bahan
makanan berkarbohidrat setara nasi hingga
singkong.
"1,4 juta hektar lahan sagu ada di Indonesia. Itu 1,2
juta hektar ada di Papua dan Papua Barat," ujar Ahli
Sagu dari Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT), Prof. Nadirman Haska saat
ditemui di lokasi Pabrik Sagu Perhutani, Kais,
Kabupaten Sorong Selatan, Rabu (30/12/2015).
Sagu yang tersebar di Pulau Papua itu 95%
merupakan pohon sagu yang tumbuh secara liar,
sisanya merupakan tanaman budidaya warga. Dari
laham sagu yang ada, warga Papua baru
memanfaatkam sekitar 5%.
Dalam 1 hektar itu bisa menghasilkan batang sagu
siap olah 6-7 ton per tahunnya. Bila lahan sagu
alam itu dikonversi ke lahan perkebunan maka
produktivitasnya bisa meningkat tajam.
"Dikonversi jadi kebun bisa hasilkan 25 ton per
tahun per hektar," Sebutnya.
Selama ini, Indonesia baru memiliki pabrik sagu
skala industri besar sebanyak 3 unit. Dari
catatannya, pabrik sagu di Kais, Kabupaten Sorong
Selatan, Provinsi Papua Barat, memiliki kapasitas
terbesar saat ini, karena mampu menghasilkan
tepung sagu 100 ton per hari atau sampai 30.000
ton per tahun.
"Di Indonesia yang skala kecil banyak ada sekitar
78 pabrik kecil. Kapasitasnya hanya 5-20 ton per
hari. Kalau yang besar ada 3 yakni Sampoerna,
ANJ, sama Perhutani. Terbesar ya masih
Perhutani," Lanjutnya.
(feb/hns)
http://m.detik.com/finance/read/2015.../3107764/1036/


Papeda disajikan dengan kuah kuning dan ikan
tude bakar.

papeda

Papeda dipadu dengan ikan kuah kuning.

Papeda adalah makanan berupa bubur sagu
khas Maluku dan Papua yang biasanya disajikan
dengan ikan tongkol atau mubara yang dibumbui
dengan kunyit . Papeda berwarna putih dan
bertekstur lengket menyerupai lem dengan rasa
yang tawar. Papeda merupakan makanan
yang kaya serat, rendah kolesterol dan cukup
bernutrisi.
Sejarah
Di berbagai wilayah pesisir dan dataran rendah
di Papua, sagu merupakan bahan dasar dalam
berbagai makanan. Sagu bakar, sagu
lempeng, dan sagu bola, menjadi sajian yang
paling banyak dikenal di berbagai pelosok Papua,
khususnya dalam tradisi kuliner masyarakat
adat di Kabupaten Mappi, Asmat, hingga Mimika.
Papeda merupakan salah satu sajian khas
sagu yang jarang ditemukan. Antropolog
sekaligus Ketua Lembaga Riset Papua, Johszua
Robert Mansoben, menyatakan bahwa papeda
dikenal lebih luas dalam tradisi masyarakat adat
Sentani dan Abrab di Danau Sentani dan Arso,
serta Manokwari .
Variasi menu
Pada umumnya, papeda dikonsumsi bersama
dengan ikan tongkol. Namun, papeda dapat
juga dikombinasikan dengan ikan gabus, kakap
merah , bubara, hingga ikan kue. Selain kuah
kuning dan ikan, bubur papeda juga dapat
dinikmati dengan sayur ganemo yang diolah dari
daun melinjo muda yang ditumis dengan bunga
pepaya muda dan cabai merah.
Manfaat kesehatan
Dalam 100 gram sagu, terkandung energi
sebesar 209 kkal, protein 0,3 gram, karbohidrat
51,6 gram, lemak 0,2 gram, kalsium 27 miligram,
fosfor 13 miligram, dan zat besi 0,6 miligram. [5]
Selain itu di dalam Tepung Sagu juga terkandung
vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,01
miligram dan vitamin C 0 miligram. [5]
Berdasarkan kandungan-kandungan tersebut,
sagu bermanfaat sebagai sumber utama
karbohidrat atau makanan pokok, mengatasi
pengerasan pada pembuluh darah, mengatasi
sakit pada ulu hati, dan perut kembung. Selain
itu, kandungan indeks glikemik yang rendah
pada sagu membuatnya aman untuk dikonsumsi
oleh penderita diabetes melitus . Tingginya
kadar serat dalam sagu berperan sebagai pre-
biotik, menjaga mikroflora usus , meningkatkan
kekebalan tubuh, mengurangi resiko terjadinya
kanker usus , mengurangi resiko terjadinya
kanker paru-paru , mengurangi resiko
kegemukan atau obesitas serta memperlancar
buang air besar. Mengonsumsi Papeda
secara rutin dipercaya mampu menghilangkan
penyakit batu ginjal karena sifat Papeda yang
dapat berperan sebagai pembersih organ-organ
di dalam tubuh manusia. Bagi yang sering
merokok,dianjurkan juga mengkonsumsi
makanan khas Papua yang satu ini karena dapat
secara perlahan membersihkan paru-paru.
Komersialisasi
Papeda merupakan makanan yang eksotis dan
unik sehingga mulai dicari oleh petualang kuliner.Kini, papeda dapat ditemukan di beberapa
restoran di Jakarta. Salah satu restoran yang
menyediakan papeda sebagai menunya adalah
Restoran Yougwa di kawasan Kelapa Gading
yang merupakan cabang dari Restoran Yougwa
cabang Danau Sentani, Jayapura .
Diubah oleh nandazak 31-12-2015 07:14
0
2.5K
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan