Ia bukan seekor serigala muda maupun dewasa. Namun raut wajahnya menunjukan bahwa ia sudah melewati banyak hal menyakitkan dan menyedihkan, sorot matanya menunjukan bahwa ia tidak takut apapun, dan gerak tubuhnya memperlihatkan bahwa ia sudah siap menghadapi segala hal. Ia bersiap untuk bertahan hidup, menyerang, bahkan mati.

Kedua kakinya lumpuh sejak lahir. Ia sanggup berjalan, namun tidak selancar yang lainnya. Ia sanggup berlari, namun membutuhkan usaha dua kali lebih keras untuk dapat melakukannya. Sekujur tubuhnya dipenuhi luka dari banyak pertarungan, jantungnya pun mengalami kelainan sehingga selalu berdetak lebih kencang, menyisakan nafas yang berat dan menyakitkan di setiap hembusnya.

Serigala itu sudah kenyang menghadapi siksaan kehidupan, ia bisa saja memilih mati meloncat dari tebing, atau bunuh diri dengan mendatangi kawanan singa. Tapi sebaliknya, ia tetap mencoba untuk bertahan hidup, walaupun sebenarnya ia sudah tidak lagi dapat menikmati hidup. Ia bahkan lupa kapan terakhir kali merasakan lezatnya daging rusa yang berhasil ia buru. Lidahnya sudah mati rasa, hatinya sudah luluh lantak, dan tubuhnya sudah menolak untuk mengikutinya.

Namun ia tetap mencoba berdiri, dan berjalan, melewati hari demi hari, berharap waktu dapat menyembuhkan lukanya, dan dapat menemukan tempat untuk pulang.

Waktu bergulir, dan tahun pun berganti. Dunia tidak pernah mengingat, bahwa pernah ada seekor serigala lumpuh yang lahir, dan mencoba bertahan hidup di dalamnya. Sama seperti sang serigala, yang tidak pernah mengingat, betapa dunia pernah begitu kejam terhadapnya. Ia sudah melupakan semuanya, karena hanya dengan cara itu ia bisa menyembuhkan lukanya.

Sang serigala tersungkur di bawah sebuah pohon besar, dengan tak kurang dari sepuluh anak panah menempel di tubuhnya. Tidak ada air mata yang keluar, tidak ada raungan yang terdengar, tidak ada rasa sakit sedikitpun, karena ia sudah melupakan semuanya. Raut wajahnya menunjukan bahwa ia sudah melewati banyak hal menyakitkan dan menyedihkan, sorot matanya menunjukan bahwa ia tidak takut apapun, dan gerak tubuhnya memperlihatkan bahwa ia sudah siap menghadapi segala hal.

Ia sudah bersiap menghadapi segala kemungkinan sejak lama. Bahkan kemungkinan terburuk sekalipun.






Keep on going. Chances are you get what you are looking for, or you get a lifetime journey that last forever.