- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Menteri yang pernah membredel media ternyata media nya pernah dibredel


TS
sarwowow
Menteri yang pernah membredel media ternyata media nya pernah dibredel
salam sejahtera agan sekalian
Sambil menunggu instruksi dari bapak pencendol ane mau ceritaken sesosok menteri dari pada jaman orde baru. berbagai julukan melekat padanya yang terkenal adalah beliau di samakan dengan sosok Brutus dari roma karena apa yang dilakukan beliau. Beliau lahir di Patianrowo, Nganjuk, Jawa Timur, 7 Februari 1939, politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan Indonesia pada masa Orde Baru, dan Ketua MPR pada masa pemerintahan BJ Habibie. Dia pernah menjabat sebagai Ketua Persatuan Wartawan Indonesia, dan kemudian menjadi Menteri Penerangan di bawah pemerintahan Soeharto.
Beliau adalah warga sipil pertama yang pernah mencapai prestasi gemilang hingga bisa menjabat sebagai ketua umum golkar pada masa orde baru. Pada masa nya beliau berhasil memengaruhi hasil pemilihan umum (Pemilu) melalui apa yang disebut sebagai "Safari Ramadhan". Sebagai Ketua Umum DPP Golkar, Beliau dikenal pula sebagai pencetus istilah "Temu Kader". Terakhir, ia menjabat sebagai Ketua DPR/MPR periode 1997-1999 yang mengangkat Soeharto selaku presiden untuk masa jabatannya yang ke-6.
Beliau merupakan salah satu orang yang mengusulkan agar Soeharto kembali menjabat sebagai presiden untuk periode 1998-2003 sebelum pelaksanaan Sidang Istimewa MPR. Beliau berusaha meyakinkan dengan memberikan data-data bahwa rakyat masih menginginkannya menjadi presiden dan tidak ada calon lain yang pantas menduduki jabatan itu. Karena penjelasan beliau, Soeharto mau kembali dicalonkan.Namun dua bulan kemudian beliau pula memintanya turun ketika gerakan rakyat dan mahasiswa yang menuntut reformasi tampaknya tidak lagi dapat dikendalikan.
Siapa beliau?,
Beliau adalah Bapak Harmoko. Sekitar tahun 90-an, ramai kasus pembredelan tiga media oleh Presiden Soeharto melalui menteri penerangan kerena memberitakan ada dugaan mark-up dalam pembelian kapal perang Jerman Timur. Bahkan kala itu, di tiga media tersebut ikut terseret nama Menristek BJ Habibie dan Menteri Keuangan Marie Muhammad. Keduanya dituding turut mempunyai andil melakukan mark-up. Entah bagaimana selanjutnya kemudian ramai pemberitaan ada dugaan mark up hingga membuat harga armada militer ini membengkak berkali-kali lipat. Masalah ini lantas diberitakan tiga media yakni majalah Tempo, tabloid DeTik, dan majalah Editor. Karena dianggap memprovokasi isu, tiga media ini kemudian dibredel.
Bahkan Tempo pernah dua kali dibredel. Setelah mengalami pembredelan pertama pada 1982, majalah Tempo kembali mengalami pembredelan pada 21 Juni 1994. Pembredelan dilakukan oleh pemerintah, melalui Menteri Penerangan saat itu, Harmoko. Majalah Tempo yang terbit 7 Juni 1994 mengkritik pembelian 39 kapal perang bekas dari Jerman Timur seharga USD 12,7 juta menjadi USD 1,1 miliar. Sepekan sebelumnya, majalah Tempo mengungkapkan pelipatgandaan harga kapal bekas sebesar 62 kali lipat.
Beliau adalah menteri penuh kontroversi pada masa orde lama yang isunya seputar perihal SIUPP dan Saham kosong untuk keluarga beliau yang dengan rinci beredar di Internet dengan judul 'Harmoko"dewa pers", mirip papa minta saham yang ramai beberapa waktu lalu. Entah benar apa tidak. Siapa yang tahu.
Dalam sebuah wawancara beliau mengatakan bahwa pahit rasanya untuk mebredel media. Karena beliau menyatakan bahwa media nya juga pernah dibredel pada orde lama. Namun penulis mencari referensi literatur yang terpercaya belum diketemukan. Jika agan ada yang punya sumber terpercaya bisa di share buat nembah artikel ini.
SEKIAN
Sambil menunggu instruksi dari bapak pencendol ane mau ceritaken sesosok menteri dari pada jaman orde baru. berbagai julukan melekat padanya yang terkenal adalah beliau di samakan dengan sosok Brutus dari roma karena apa yang dilakukan beliau. Beliau lahir di Patianrowo, Nganjuk, Jawa Timur, 7 Februari 1939, politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan Indonesia pada masa Orde Baru, dan Ketua MPR pada masa pemerintahan BJ Habibie. Dia pernah menjabat sebagai Ketua Persatuan Wartawan Indonesia, dan kemudian menjadi Menteri Penerangan di bawah pemerintahan Soeharto.
Beliau adalah warga sipil pertama yang pernah mencapai prestasi gemilang hingga bisa menjabat sebagai ketua umum golkar pada masa orde baru. Pada masa nya beliau berhasil memengaruhi hasil pemilihan umum (Pemilu) melalui apa yang disebut sebagai "Safari Ramadhan". Sebagai Ketua Umum DPP Golkar, Beliau dikenal pula sebagai pencetus istilah "Temu Kader". Terakhir, ia menjabat sebagai Ketua DPR/MPR periode 1997-1999 yang mengangkat Soeharto selaku presiden untuk masa jabatannya yang ke-6.
Beliau merupakan salah satu orang yang mengusulkan agar Soeharto kembali menjabat sebagai presiden untuk periode 1998-2003 sebelum pelaksanaan Sidang Istimewa MPR. Beliau berusaha meyakinkan dengan memberikan data-data bahwa rakyat masih menginginkannya menjadi presiden dan tidak ada calon lain yang pantas menduduki jabatan itu. Karena penjelasan beliau, Soeharto mau kembali dicalonkan.Namun dua bulan kemudian beliau pula memintanya turun ketika gerakan rakyat dan mahasiswa yang menuntut reformasi tampaknya tidak lagi dapat dikendalikan.
Siapa beliau?,
Spoiler for jeng jeng:
Beliau adalah Bapak Harmoko. Sekitar tahun 90-an, ramai kasus pembredelan tiga media oleh Presiden Soeharto melalui menteri penerangan kerena memberitakan ada dugaan mark-up dalam pembelian kapal perang Jerman Timur. Bahkan kala itu, di tiga media tersebut ikut terseret nama Menristek BJ Habibie dan Menteri Keuangan Marie Muhammad. Keduanya dituding turut mempunyai andil melakukan mark-up. Entah bagaimana selanjutnya kemudian ramai pemberitaan ada dugaan mark up hingga membuat harga armada militer ini membengkak berkali-kali lipat. Masalah ini lantas diberitakan tiga media yakni majalah Tempo, tabloid DeTik, dan majalah Editor. Karena dianggap memprovokasi isu, tiga media ini kemudian dibredel.
Bahkan Tempo pernah dua kali dibredel. Setelah mengalami pembredelan pertama pada 1982, majalah Tempo kembali mengalami pembredelan pada 21 Juni 1994. Pembredelan dilakukan oleh pemerintah, melalui Menteri Penerangan saat itu, Harmoko. Majalah Tempo yang terbit 7 Juni 1994 mengkritik pembelian 39 kapal perang bekas dari Jerman Timur seharga USD 12,7 juta menjadi USD 1,1 miliar. Sepekan sebelumnya, majalah Tempo mengungkapkan pelipatgandaan harga kapal bekas sebesar 62 kali lipat.
Beliau adalah menteri penuh kontroversi pada masa orde lama yang isunya seputar perihal SIUPP dan Saham kosong untuk keluarga beliau yang dengan rinci beredar di Internet dengan judul 'Harmoko"dewa pers", mirip papa minta saham yang ramai beberapa waktu lalu. Entah benar apa tidak. Siapa yang tahu.
Dalam sebuah wawancara beliau mengatakan bahwa pahit rasanya untuk mebredel media. Karena beliau menyatakan bahwa media nya juga pernah dibredel pada orde lama. Namun penulis mencari referensi literatur yang terpercaya belum diketemukan. Jika agan ada yang punya sumber terpercaya bisa di share buat nembah artikel ini.
SEKIAN
0
3K
21


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan