Bandara selain menjadi tempat kita naik pesawat, juga menjadi tempat kita menunggu pesawat, sering kali kita memainkan handphone atau laptop ketika mengunggu pesawat. Tolak ukur layaknya sebuah bandara, dapat dilihat dari pelayanan penumpang, kualitas ruangan, dan teknologi yang digunakan. Ada beberapa bandara yang menerapkan teknologi lebih baik dari bandara lainnya, dari atap solar panel, penyaring karbon dioksida, hingga pelayan bandara yang menggunakan iPad. Berikut ini daftar bandara tercanggih di dunia.

Bandara yang terletak di Jerman ini memiliki pemancara wifi gratis hampir di setiap ruangan. Tidak hanya fasilitas bagi penumpang pesawat, bandara yang malayani 22 juta penumpang per tahunnya ini dilengkapi atap tenaga surya sebanyak 8400 panel surya yang dapat menghasilkan 2 megawatt energi listrik per tahun, tenaga sebesar itu dapat menyuplai listrik ke 600 rumah di Düsseldorf. Didalam bandara terdapat monitor besar yang menampilkan jumlah energi yang dihasilkan dan jumlah kadar karbon dioksida. Hal ini merupakan hasil kolaborasi Düsseldorf International dengan Grünwerke GmbH, panel surya (solar panel) ini merupakan yang terbesar di Jerman.

Banyak kritikus memuji Bandara Incheon yang terletak di ibukota Korea Selatan, Seoul, bahkan disebut-sebut sebagai bandara paling ideal di dunia. Dengan fasilitas seperti ruangan spa, musium dalam bandara, hingga fasilitas untuk membuat kerajinan tangan khas Korea. Tidak hanya untuk penumpang, bandara juga dilengkapi teknologi ‘ILS Cat-III B system’, yaitu teknologi yang menkombinasikan pencahayaan intensitas tinggi dan sinyal radio untuk membantu pesawat ‘melihat’ jalan ketika melakukan pendaratan, hal ini sangat membantu terutama pada saat cuaca buruk yang menyulitkan pilot melihat jalur landasan, mengurasi resiko ke kecelakaan pesawat ketika mendarat. Teknologi ini tergolong baru dan Incheon merupakan satu dari sedikit bandara di Asia yang pertama mengadopsi teknologi pendaratan ini.

Bandara negara terangga kita Singapura ini sempat disebut sebagai bandara terbaik di dunia oleh beberapa lembaga dunia. Bandara yang memakan biaya pembuatan 1,75 milyar Dollar Singapura ini memungkinkan anda melakukan pekerjaan selama menunggu pesawat, terdapat 550 point internet gratis menggunakan wifi. Untuk para pebisnis disediakan tempat gratis untuk cek email, mengetik dokumen, hingga fotokopi. Desain bandara ini banyak menggunakan kaca, hal ini digunakan untuk mengurangi konsumsi listrik dari lampu, dengan penampilan futuristik. Inovasi yang ditawarkan bandara ini yaitu kebun dalam ruangan, begitu anda masuk kedalam jangan heran jika melihat banyak pohon hijau didalam bandara.Terdapat juga sensor gerak yang dapat memainkan suara alam. Petugas bandara Changi juga banyak menggunakan gadget untuk memberikan informasi pada penumpang, jangan kaget jika anda melihat banyak petugas membawa iPad, mereka menggunakan iPad yang terhubung dengan data pusat untuk mencari info jadwal penerbangan dan pengumuman, tidak perlu lagi mondar-mandir mencari papan pengumuman atau bertanya orang lain. Menariknya tujuan terbang paling populer dari bandara ini yaitu Soekarno-Hatta, Jakarta.

Bandara di Amerika Serikat ini menerima hibah sebesar 5,1 juta Dollar pada 2007 dari Federal Aviation Administration untuk mengurangi gas emisi hasil buangan operasional. Hal ini berbuah manis, bandara ini didesain ulang untuk mengoptimalkan operasional dengan membuat sistem pengisian bahan bakar tanpa perantara. Terminal utara memiliki fasilitas untuk mengisi bahan bakar pesawat secara langsung tanpa dibutuhkan mobil perantara, otomatis mengurangi biaya bensin untuk mesin truk bahan bakar. Bandara ini diperkirakan menghemat energi hingga 418 ton karbon monoksida dan 409 ton ozon prekursor.

Shenzhen, kota di Cina yang berdekatan dengan Hong Kong ini memiliki status ‘special ecomonic zone‘ (zona spesial ekonomi). Dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi menarik para perusahaan asing untuk memiliki kantor di kota ini. Bahkan terdapat Shenzhen Software Park, sebuah lokasi yang khusus didedikasikan untuk pengembangan software, menjadikan kota ini bagaikan Silicon Valley di California, AS.Untuk masalah bandara Shenzhen Bao’an International Airport tidak kalah high-tech, didesain oleh kontraktor asal Italia Studio Fuksas, bandara ini meniru bentuk ikan pari. Dengan filosofi ikan pari “ikan yang bernapas dan merubah bentuknya sendiri, berubah bentuk menjadi seekor burung yang merayakan emosi dan fantasi penerbangan”. Desain atap berlubang-lubang ini didesain untuk mengurangi penggunaan lampu sehingga lebih hemat energi, lubang ini juga berguna untuk saluran udara. Kontraktor asal Italia yang mendesain bandara ini mengatakan bentuk bangunan begitu kompleks hingga Studio Fuksas perlu membuat software khusus untuk mendesain bandara melalui komputer sebelum dibangun.