Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

n4z1Avatar border
TS
n4z1
Temui Jokowi, Elite PKS Jelaskan Akun Siluman di Medsos Bukan Punya Partai
Temui Jokowi, Elite PKS Jelaskan Akun Siluman di Medsos Bukan Punya Partai

emoticon-Entahlah


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada pesan tersendiri yang ingin disampaikan elite Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kepada kadernya saat menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Senin kemarin.

PKS hendak menunjukkan, meskipun partai oposisi, tetapi silaturahim dan hubungan baik dengan pemerintah tetap harus dijaga.

"Ini pesan kepada kader kami untuk menjunjung tinggi ahlakul karimah, karena pertemuan ini murni silaturahim, tidak ada transaksi politik mengenai menteri dan sebagainya," kata Wakil Sekjen PKS Mardani saat dihubungi, Selasa (22/12/2015).


Ke depannya, lanjut Mardani, PKS akan tetap menjadi mitra kritis bagi pemerintah. PKS akan mengkritik berbagai kebijakan pemerintah yang tidak tepat, tetapi tentunya dengan cara-cara yang santun dan sesuai.

Mardani pun berharap kader-kader di PKS juga bisa mengkritik Jokowi dengan santun. Dia menyadari adanya sejumlah akun di media sosial mengatasnamakan kader PKS yang kerap mengkritik Jokowi dengan keras.

Namun, dia memastikan bahwa akun-akun tersebut tidak bergerak di bawah kontrol DPP PKS.

"Dari awal akun-akun itu tidak ada yang mengembangkan. Di PKS itu, kita jemaah tarbiah, enggak boleh fitnah, apalagi hate speech," ucap Mardani.


Selain Mardani, pertemuan kemarin antara lain diikuti oleh Presiden PKS Sohibul Iman, Ketua DPP PKS Almuzammil Yusuf, Bendahara Umum Mahfudz Abdurrahman, Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga Wirianingsih, serta Ketua Bidang Pekerja, Petani, dan Nelayan (BPPN) Ledia Hanifah Amalia.

Adapun Presiden Jokowi bertemu seorang diri, tak diwakili oleh Menteri Sekretaris Negara atau Sekretaris Kabinet.

Penulis : Ihsanuddin <<<=== ini bukan Ichsanuddin Noorsy lho ya.

http://www.tribunnews.com/nasional/2015/12/22/temui-jokowi-elite-pks-jelaskan-akun-siluman-di-medsos-bukan-punya-partai

============

Salim Segaf Al-Jufri itu faksi keadilan yang basah di sejahtera


yusuf supendi. Merdeka.com

Merdeka.com - Yusuf Supendi masih mengingat peristiwa 16 tahun lalu ketika mendirikan Partai Keadilan hingga bermetamorfosa menjadi Partai Keadilan Sejahtera. Namun bila melihat partai yang berlandaskan dakwah itu kini terjerumus dalam rasuah dia menolak keras kembali ikut bergabung.

"Gua ogah. Kalo kata orang betawi itu ogah udah paling susah," cetus Yusuf Supendi.

Dengan sorotan mata yang tajam Yusuf Supendi terlihat masih gusar ketika disinggung mengenai kepemimpinan Partai Keadilan Sejahtera sekarang ini. Di bawah komando Sohibul Iman sebagai presiden dan Salim Segaf Al-Jufri sebagai ketua dewan syuro, dia meragukan dua faksi dalam tubuh partai bakal hilang.

Berikut wawancara wartawan Merdeka.com Muhamad Agil Aliansyah dengan Yusuf Supendi saat ditemui di kediamannya di Jalan Kalisari Lapan, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Senin (9/11).

Benarkah ada dua faksi di Partai Keadilan Sejahtera ?

Sebenarnya begini. Kalo dibagi itu ada 4. Itu faksi besarnya keadilan dan kesejahteraan. Namun dari dua ini yang pertama yang disebut dengan kubu bahkan di kalangan kader itu disebutnya genk. Ini kader sebutnya genk pragmatis.

Berapa jumlahnya ?

Ini sangat kecil. Jumlahnya sakitar 20 persen. Kemudian yang kedua, genk yang mengkritisi kelompok yang pragmatis itu. Ini genk keadilan. Jumlahnya kecil. Kemudian yang ketiga kelompok cuek. Dia enggak peduli dengan partai yang penting dia sesama kader ada pertemuan dengan kadernya. Dia enggak tahu urusan di luar partai. Dia enggak mau tahu. Kemudian yang ke empat itu adalah kelompok idealis jumlahnya mayoritas tetapi diam. Kemudian itulah di antaranya melahirkan Salim menjadi Ketua Majelis Syuro. Kemudian presidennya Muhammad Sohibul Iman.

Nah ini yang bersebrangan dengan keadilan ?

Enggak dengan kesejahteraan dong. Jadi intinya ada dua. Keadilan dan kesejahteraan. Nah keadilan ini dibagi 3. Yang cuek, yang melawan kesejahteraan yang melawan secara pragmatis diinternal yang ketiga idealis dan ini mayoritas. Cuma mereka sampai saat ini masih lebih melihat momentum untuk bergerak.

Berarti pimpinan yang sekarang ?

Kalo saya sih. Salim ini adalah orang keadilan tapi nyemplung di kesejahteraan 10 tahun. Jadi Dubes 4 tahun lebih. Jadi menteri lima tahun. Sekarang sudah tidak ada apa-apa mau mengusung keadilan. Maka saya ditanya bagaimana dengan ketua majelis syuro sekarang ? maka saya jawab seperti itu, jadi kalo Salim itu adalah keadilan yang nyemplung yang basah dikesejahteraan selama 10 tahun. Tak ubahnya seperti menegakkan benang basah yang sudah kusut.

Sejak kapan faksi itu terbentuk ?

Permasalahan yang inti itu sebenarnya sumber permasalahan itu ketika Pemilu 2004. Bahwa 70 persen anggota majelis syuro mencalonkan Amien Rais. 20 persen mencalonkan Wiranto. Tujuh setengah persen abstain. Dua setengah persen memilih Hamzah Haz. Kemudian diduga kuat Hilmi Cs itu karena dia ketua akhirnya memilih Wiranto. Hal ini saya kritisi karena ini melanggar. Pertama melanggar anggaran dasar keputusan dewan syuro mengikat. Kemudian mengkhianati keputusan anggota majelis syuro yang 70 persen itu.

Dasar bapak mengkritisi individu itu ?

Ya memang saya punya permasalahan individu secara kelembagaan beda kan. Jadi saya mengoreksi sejumlah senior yang tidak sejalan dengan anggaran dasar. Pokoknya di dalam anggaran dasar dijelaskan bahwa ketua majelis syuro harus full time harus penuh waktu tidak boleh bisnis termasuk berbisnis yang pemilik partai. Dalam rangka menjaga kehormatannya dalam rangka hal-hal yang negatif itu tidak boleh bisnis sementara waktu. Nah sementara ketua majelis syuro diduga terlibat dengan bisnis daging sapi itu kan. Kemudian beberapa kali Hilmi itu dipanggil ke KPK terkait sapi. Itu jelas melanggar.

Tapi sesuai di anggaran dasar dan rumah tangga partai yang dilakukan Pak Hilmi itu gimana ?

Definitif kongkrit. Pasalnya saya lupa.

Itu dasarnya bapak mengkiritisi?

Tidak sejalan dengan anggaran dasar, aturan main.
http://www.merdeka.com/khas/salim-segaf-al-jufri-itu-faksi-keadilan-yang-basah-di-sejahtera.html

==========

Tambahan penegasan :



Nah, sekarang mari kita bersama-sama menarik kesimpulan.
PKS bilang, yang suka menghujat dan mencaci maki Jokowi itu bukan kadernya.
Prabowo bilang, yang suka menghujat dan mencaci maki itu bukan kadernya.
Lha, piye iki? Koq panasbung seperti anak terlantar yang gak diakui sana-sini. Koq seperti habis manis sepah dibuang. Setelah bertempur habis-habisan di sosmed, lantas dicampakkan begitu aja bagai sekuntum mawar yang sudah habis sarinya dihisap aduka.

Point kedua di trit ini, benar kan seperti yang biasa ane bilang? PKS tuh ada 2 faksi. Faksi yang adil itu bagian yang susah-susah dan habis-habisan membangun PKS. Yang sejahtera itu yang terima bersih dan kenyang dan gendutin diri sendiri. Kasihan pendiri partai ini, susah payah mendirikan partai, eh didepak semena-mena, padahal itikadnya baik, mengingatkan. Dasar antek-antek di partainya sudah mabuk harta dan syahwat duniawi, ya dicuekin aja himbauan tersebut.

Ini buat tambahan baca-baca, bagus-bagus beritanya. Buat mengingatkan aja :
https://www.google.co.id/?gws_rd=ssl...+jusuf+supendi

Hehehehehehe......... emoticon-Ngakak (S)
0
7.7K
97
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan