- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sejarah Singkat "ESPRESSO" (Pecinta kopi masuk Gan!)


TS
Fallen.Angelo
Sejarah Singkat "ESPRESSO" (Pecinta kopi masuk Gan!)


-----------------------------------------------------------------------------------------
Halo sobat Kaskusers!!! 
Sudah hampir setengah tahun ane gak buat thread lagi nih
Harap maklum, sibuk banget kerja dan make ID yang lain
Sekarang ane mau bahas tentang kopi lagi nih
, tapi kopi yang lebih (katanya) modern
, yaitu espresso! 
Sebelumnya bagi yang masih awam dengan kopii, bisa kunjungi thread-thread ane
:
Kopi Indonesia : Bagaikan Tikus Mati di Lumbung Padi
(Hot Thread of the Month April & Nominasi Hot Thread of the Years 2013)
Benarkah Ada Biji Kopi yang Berwarna Putih? (Hot Thread 11 Juny)
13 Manfaat Kafein Yang Belum Agan Ketahui (Hot Thread 26 Juny)
Monggo dibaca
So.... let's check this out!

Hmm... Pesan Espresso aja deh Mbak...
Yahuhu! Sebelum membahas sejarahnya, ane mau cerita tentang pandangan pertama ane kepada espresso
, jangan ente kira pada saat first impressionane ke "dia" berjalan mulus yak
. Dan hal yang ane alami ini, ane yakin banget, pasti ente semua juga pernah merasakannya 
Okay, ceritanya pada tahun 2002-an ane ada janjian sama cewek Gan, dia kordinator EO...
. Bule campuran gitu deh pokoknya, sebut aja namanya Jessica
, ngebahas tentang ngadain acara pensi musik sekolah gitu deh. Jadi do'i itu dulunya tinggal di Seattle, Amerika Serikat bagian barat. Nah, ternyata dia baru dapat info bahwa, kedai kopi kebanggaan kotanya, Starb*cks Coffee, baru buka di Indonesia, tepatnya di Jakarta. Nah, ane janjian ketemuan di Starb*cks pertama di Indonesia yaitu Starb*cks Plaza Indonesia, Senayan.
Kami janjian jam 3 sore, nah karena ane selalu tepat waktu
,
jadi ane datang Jam 3:10 sore
, untung aja dia datengnya jam 3:05 hehehe
. Nah, selang kita basa-basi sebentar datang lah pelayan kafe Sbux. "Jadi, mau pesan apa pak,Bu?", Busyet Gan! kepala ane kayak mau meledak, banyak banget nama-nama menu yang ane kagak ngerti Americano, Cappuccino, Espresso, Machiato, Frapucinno. Semuanya berakhiran huruf vokal "o"
. "Saya pesan Cappucinno, tapi steamnya jangan terlalu lama yah mbak." Ungkap Jessica. Busyet, ngomong opoooo si Jessica...
Secara Gan, pada tahun 2002 ane tuh masih SMA kelas 1 dan nubitol banget dah soal perkopian, biasa minum kopi juga di warkop, minum kopim*x sehabis ngadu winning eleven di rental ps1 wkwkwk
.
Karena ane Jaim dengan Jessica
, jadi ane males nanya-nanya ke mbak pelayan Sbux. Jadinya ane pesen yang paling murah deh = Espresso
. "Hmm... Pesan espresso saja deh Mbak" kata ane, lalu Mbak pelayannya membalas :"Oh, espressonya mau yang single atau double?". Mati gue, apa pula ini... Udah kayak main Badminton aja
, berhubung saat itu ane masih single, jadi ane pilih yang single aja... Sekalian ngasih kode ke Jessica gituloh 
Pesanan Jessica akhirnya datang, wuidih keren banget, malah ada gambarnya segala diatas cangkir kopi susu si Jessica. Gak lama berselang, minuman anepun datang
. Dan ternyata jauh dari ekspetasi ane Gan
, pesanan ane ternyata cuma kopi hitam & dikit banget
... Walaupun harus ane akui, aromanya sedap banget Gan
:, tapi kan ane mau juga yang ada gambar-gambarnya gituuuu :3.
Tanpa banyak cincong, langsung ane minum deh tuh espressonya Gan, ebusyet!, pahitnya kagak ketulungan Gan!!!!!!
. Muka ane langsung merah gitu Gan, yakali ada minuman kayak gini. Terus Jessica malah ketawain Ane Gan
. "Malu bertanya, pahit rasanya...".-Ungkap Jessica.

Pasti sobat kaskuser juga banyak merasakan hal yang sama seperti ane kan? Sewaktu pertama kali datang ke kafe, dan bingung mau pesan apa, jadinya pesan minuman yang paling murah
. 

Menelusuri jejak-jejak awal espresso bukanlah perkara gampang. Memahami perkembangan dan penyempitan makna espresso sedikit banyak akan membantu kita memahami lebih baik mengenai apa itu espresso. Espresso. Kata ini sekarang sering diidentikkan dengan kafe. Hampir setiap kali ketika kita pergi ke kafe, ada menu espresso di situ. Bahkan hampir semua minuman berbasis kopi seperti cappucinno, frappe, dan cafe latte, menggunakan campuran espresso dalam pembuatannya. Namun, tahukah Anda bahwa espresso yang kita minum sekarang bukanlah espresso yang diminum oleh orang Italia pada awal 1900-an?
Apa espresso itu sebenarnya? SCAA (Specialty Coffee Association of America), organisasi yang membawahi kopi spesialti di Amerika, mendefinisikan single espresso sebagai:
Definisi ini cukup ketat karena mengatur berbagai parameter yang ada dalam pembuatan espresso, seperti volume, waktu, tekanan, bahkan tampilan visual dan penyajiannya. Tetapi, espresso yang dikenal oleh dunia pertama kalinya boleh jadi sangat berbeda oleh apa yang didefinisikan SCAA tersebut. Mari kita kembali sejenak ke tahun 1906, ketika mesin espresso pertama kali diciptakan.
Pada 1906 di Milan, Luigi Bezzera dan Desiderio Pavoni memperkenalkan “cafeé espresso”, yaitu kopi yang dibuat secara cepat (express). Ketika sebelumnya dibutuhkan waktu sekitar 4 menit untuk menyeduh kopi, dengan mesin ciptaan mereka menyeduh kopi hanya membutuhkan waktu sekitar 1 menit atau kurang. Kapasitas mesin ini pun terhitung luar biasa: mencapai 1.000 cangkir kopi per jam! Hanya saja, mesin espresso saat itu menyeduh kopi dengan menggunakan uap panas yang tentunya bersuhu sekitar 100oC dan bertekanan rendah, sekitar 1,5-2 atm. Tentu sangat jauh berbeda jika kita bandingkan dengan definisi SCAA tadi.
Para pembuat mesin espresso pertama ternyata menyadari kekurangannya: bahwa suhu air yang dihasilkan terlalu tinggi, sehingga membuat rasa espresso menjadi getir. Solusi yang terpikirkan saat itu adalah menaikkan tekanan saat ekstraksi, sehingga bisa didapat suhu yang lebih rendah, yang pastinya tidak akan membuat kopi terasa gosong. Namun pencarian ini ternyata berlangsung lama, dan baru dipecahkan setelah Perang Dunia II oleh Achille Gaggia.
Mesin yang dibuat Gaggia adalah tipe lever, yang menggunakan piston dan tuas untuk memberikan tekanan air sebesar 8-10 atm. Silinder yang dilalui piston haruslah kecil agar barista mampu menarik tuas dengan cukup mudah, sehingga membatasi volume air untuk ekstraksi menjadi sekitar 60 ml. Inilah yang kemudian menjadi “dasar standard” espresso modern. Hal penting lain dari ciptaan Gaggia ini adalah crema, yang baru muncul ketika kopi diberi tekanan tinggi. Untuk meyakinkan konsumennya, Gaggia menamakan produknya sebagai “caffe crème”. Ia mengatakan kepada konsumennya bahwa kopi yang dihasilkan dengan alatnya memiliki kualitas yang tinggi, sehingga menghasilkan “krim atau krema” di atasnya. Padahal sesungguhnya pada saat itu, ia belum mengerti betul signifikansi dan karakteristik dari krema itu sendiri. Sungguh taktik pemasaran yang brilian!

Seiring berjalannya waktu, popularitas mesin ciptaan Gaggia semakin berkembang, hingga akhirnya mengalahkan tipe mesin ciptaan Bezzera. Espresso yang muncul seperti pada awal 1906 itu sendiri akhirnya punah lantaran semua kafe memilih untuk menggunakan mesin Gaggia. Di sinilah terjadinya pergeseran definisi espresso, di mana caffe crème pada akhirnya disebut sebagai espresso.
Kesimpulannya, espresso yang kita minum sekarang sebetulnya adalah caffe creme, bukan espresso “asli” yang diperkenalkan oleh Bezzera dan Pavoni pertama kali. Lalu masih bisakah kita mencicip espresso “asli” itu? Tentu. Jika ingin mencobanya, Anda bisa membuat kopi dengan menggunakan moka pot. Prinsip kerja moka pot cukup sama dengan mesin espresso Bezzera tahun 1906, di mana ekstraksi menggunakan uap dan tekanannya hanya mencapai 1.5-2 atm.

Sudah hampir setengah tahun ane gak buat thread lagi nih

Harap maklum, sibuk banget kerja dan make ID yang lain

Sekarang ane mau bahas tentang kopi lagi nih



Sebelumnya bagi yang masih awam dengan kopii, bisa kunjungi thread-thread ane

Kopi Indonesia : Bagaikan Tikus Mati di Lumbung Padi
(Hot Thread of the Month April & Nominasi Hot Thread of the Years 2013)
Benarkah Ada Biji Kopi yang Berwarna Putih? (Hot Thread 11 Juny)
13 Manfaat Kafein Yang Belum Agan Ketahui (Hot Thread 26 Juny)
Monggo dibaca

So.... let's check this out!

Quote:
Quote:

Hmm... Pesan Espresso aja deh Mbak...
Yahuhu! Sebelum membahas sejarahnya, ane mau cerita tentang pandangan pertama ane kepada espresso



Okay, ceritanya pada tahun 2002-an ane ada janjian sama cewek Gan, dia kordinator EO...


Kami janjian jam 3 sore, nah karena ane selalu tepat waktu

jadi ane datang Jam 3:10 sore



Secara Gan, pada tahun 2002 ane tuh masih SMA kelas 1 dan nubitol banget dah soal perkopian, biasa minum kopi juga di warkop, minum kopim*x sehabis ngadu winning eleven di rental ps1 wkwkwk

Karena ane Jaim dengan Jessica




Pesanan Jessica akhirnya datang, wuidih keren banget, malah ada gambarnya segala diatas cangkir kopi susu si Jessica. Gak lama berselang, minuman anepun datang




Tanpa banyak cincong, langsung ane minum deh tuh espressonya Gan, ebusyet!, pahitnya kagak ketulungan Gan!!!!!!








Pasti sobat kaskuser juga banyak merasakan hal yang sama seperti ane kan? Sewaktu pertama kali datang ke kafe, dan bingung mau pesan apa, jadinya pesan minuman yang paling murah


Quote:
Sejarah Espresso
Quote:

Menelusuri jejak-jejak awal espresso bukanlah perkara gampang. Memahami perkembangan dan penyempitan makna espresso sedikit banyak akan membantu kita memahami lebih baik mengenai apa itu espresso. Espresso. Kata ini sekarang sering diidentikkan dengan kafe. Hampir setiap kali ketika kita pergi ke kafe, ada menu espresso di situ. Bahkan hampir semua minuman berbasis kopi seperti cappucinno, frappe, dan cafe latte, menggunakan campuran espresso dalam pembuatannya. Namun, tahukah Anda bahwa espresso yang kita minum sekarang bukanlah espresso yang diminum oleh orang Italia pada awal 1900-an?
Apa espresso itu sebenarnya? SCAA (Specialty Coffee Association of America), organisasi yang membawahi kopi spesialti di Amerika, mendefinisikan single espresso sebagai:
Quote:
“Espresso adalah 45 ml minuman yang disajikan dari 7-9 gr kopi dengan air bersuhu 88o-92oC dan tekanan 9 atmosfir, di mana tingkat kehalusan bubuk kopi diatur sedemikian rupa sehingga waktu ekstraksi sekitar 22-28 detik. Ketika diseduh, espresso akan mempunyai viskositas seperti madu hangat dan minuman yang dihasilkan akan memiliki krema (crema) berwarna kuning keemasan. Espresso biasanya disiapkan secara spesifik dan disajikan langsung ke konsumen.”
Definisi ini cukup ketat karena mengatur berbagai parameter yang ada dalam pembuatan espresso, seperti volume, waktu, tekanan, bahkan tampilan visual dan penyajiannya. Tetapi, espresso yang dikenal oleh dunia pertama kalinya boleh jadi sangat berbeda oleh apa yang didefinisikan SCAA tersebut. Mari kita kembali sejenak ke tahun 1906, ketika mesin espresso pertama kali diciptakan.
Pada 1906 di Milan, Luigi Bezzera dan Desiderio Pavoni memperkenalkan “cafeé espresso”, yaitu kopi yang dibuat secara cepat (express). Ketika sebelumnya dibutuhkan waktu sekitar 4 menit untuk menyeduh kopi, dengan mesin ciptaan mereka menyeduh kopi hanya membutuhkan waktu sekitar 1 menit atau kurang. Kapasitas mesin ini pun terhitung luar biasa: mencapai 1.000 cangkir kopi per jam! Hanya saja, mesin espresso saat itu menyeduh kopi dengan menggunakan uap panas yang tentunya bersuhu sekitar 100oC dan bertekanan rendah, sekitar 1,5-2 atm. Tentu sangat jauh berbeda jika kita bandingkan dengan definisi SCAA tadi.
Para pembuat mesin espresso pertama ternyata menyadari kekurangannya: bahwa suhu air yang dihasilkan terlalu tinggi, sehingga membuat rasa espresso menjadi getir. Solusi yang terpikirkan saat itu adalah menaikkan tekanan saat ekstraksi, sehingga bisa didapat suhu yang lebih rendah, yang pastinya tidak akan membuat kopi terasa gosong. Namun pencarian ini ternyata berlangsung lama, dan baru dipecahkan setelah Perang Dunia II oleh Achille Gaggia.
Mesin yang dibuat Gaggia adalah tipe lever, yang menggunakan piston dan tuas untuk memberikan tekanan air sebesar 8-10 atm. Silinder yang dilalui piston haruslah kecil agar barista mampu menarik tuas dengan cukup mudah, sehingga membatasi volume air untuk ekstraksi menjadi sekitar 60 ml. Inilah yang kemudian menjadi “dasar standard” espresso modern. Hal penting lain dari ciptaan Gaggia ini adalah crema, yang baru muncul ketika kopi diberi tekanan tinggi. Untuk meyakinkan konsumennya, Gaggia menamakan produknya sebagai “caffe crème”. Ia mengatakan kepada konsumennya bahwa kopi yang dihasilkan dengan alatnya memiliki kualitas yang tinggi, sehingga menghasilkan “krim atau krema” di atasnya. Padahal sesungguhnya pada saat itu, ia belum mengerti betul signifikansi dan karakteristik dari krema itu sendiri. Sungguh taktik pemasaran yang brilian!
Quote:

Seiring berjalannya waktu, popularitas mesin ciptaan Gaggia semakin berkembang, hingga akhirnya mengalahkan tipe mesin ciptaan Bezzera. Espresso yang muncul seperti pada awal 1906 itu sendiri akhirnya punah lantaran semua kafe memilih untuk menggunakan mesin Gaggia. Di sinilah terjadinya pergeseran definisi espresso, di mana caffe crème pada akhirnya disebut sebagai espresso.
Kesimpulannya, espresso yang kita minum sekarang sebetulnya adalah caffe creme, bukan espresso “asli” yang diperkenalkan oleh Bezzera dan Pavoni pertama kali. Lalu masih bisakah kita mencicip espresso “asli” itu? Tentu. Jika ingin mencobanya, Anda bisa membuat kopi dengan menggunakan moka pot. Prinsip kerja moka pot cukup sama dengan mesin espresso Bezzera tahun 1906, di mana ekstraksi menggunakan uap dan tekanannya hanya mencapai 1.5-2 atm.
Jadi, mau minum espresso atau caffe creme?
Hargai Thread TS dengan BATA.
Terima kasih
Terima kasih

Diubah oleh Fallen.Angelo 15-09-2017 03:39
0
46.9K
Kutip
368
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan