(Vibiznews – Commodity) – Pada akhir perdagangan di bursa Nymex dini hari tadi harga emas bukukan penurunan yang cukup signifikan, terbesar dalam tiga minggu belakangan (29/11). Melorotnya harga emas disebabkan oleh pesimisme yang masih menggayuti para pelaku pasar mengenai penyelesaian konsep anggaran di AS.

Pada akhir perdagangan di COMEX New York hari ini harga emas berjangka AS untuk kontrak pengiriman bulan Februari mengalami penurunan tajam sebesar 1.5% dan ditutup pada posisi 1718.80 dolar per troy ons. Penurunan tersebut merupakan yang terbesar sejak tanggal 2 November.

S&P GSCI Spot Index dari 24 komoditas mengalami penurunan sebesar 1.4% pada perdagangan tadi malam. Pasar masih khawatir mengenai progress perbincangan kongres dan pemerintah AS mengenai arah kebijakan untuk menghindari jurang fiskal tahun depan.

Erskine Bowles, co-chairman dari komisi fiskal tahun 2010 Presiden Obama, menyatakan bahwa kesepakatan dengan kongres untuk menghindari jurang fiskal mungkin tidak akan tercapai hingga akhir tahun ini.

Harga emas spot juga bernasib sama dengan emas berjangka AS. Emas spot di London tampak mengakhiri perdagangan di teritori negatif 1719.35 dolar per troy ons, membukukan penurunan sebesar 22.65 dolar dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan tadi malam harga emas spot sempat mengalami penurunan hingga ke posisi 1706.00 dolar per troy ons yang merupakan posisi terendah sejak tanggal 16 November lalu.

Analis Vibiz Research memperkirakan bahwa pergerakan harga emas akan cenderung mengalami penurunan lanjutan. Kemungkinan aksi jual masih cukup terbuka terutama karena para pelaku pasar belum memperoleh keyakinan penuh bahwa jurang fiskal akan berhasil dihindari. Untuk saat ini harga emas masih akan mengalami pergerakan pada kisaran 1705 – 1730 dolar per troy ons,

http://commodity-academy.co.id/