Keinginan ini langsung ane sambut karena pernah merasakan sebuah perkedel yang paling enak seantero dunia akhirat . Letaknya ada sekitar 180 kilometer dari Jakarta yakni di sebuah warung kecil di Pangalengan.

Gayung bersambut, om titaniumtears,dgmt, dan Vesuvianite menyambit baik ide ini. Tapi om titanium mengingatkan yang bisa merasakan perkedel ini hanya mereka yang datang dengan hati yang ikhlas.

Akhirnya kami memutuskan untuk datang mengunjungi pangalengan pada tanggal 12 Desember 2015. Kami berangkat sekitar pukul 02.30 dari meeting point terakhir di Tambun.

Dari Jakarta, ada lima orang yang berangkat. Mereka adalah Yopin, Mikoo, Ningangningnong, budz178 dan ane sendiri.

Di bandung, sudah ada Vesuvianite, titaniumtears, dan juga agan dmgt yang sudah menunggu. Tanpa ba bi bu abis ketemu di butik Harry Lam, kita langsung cuss ke rumah om Titaniumtears buat numpang taro motor

sehabis naro motor dan semua sudah masuk kedalam mobil, langsung berangkat pangalengaaaan

Perjalanan ke Pangalengan ternyata cukup lama, kita baru sampai jam 11 malam. Sampai pangalengan ada yag langsung mandi, ada yang setor hajar, ada yang cuci alis aja :

Kita lanjutkan ke pagi hari. Pagi hari jam 4 tim berangkat ke menuju TKP yang sudah dikencingin sebelumnya (baca:ditandain).

Tim sampe jam 5 lebih dikit di TKP. dan whoooooooooaaaaaaaaa

hamparan kebon teh luaaaas ada di hadapan kita. Kalo udah begini ga inget lagi teman, hajaaaaar, habisin shutterr















Akhirnya jam 9 selesailah kita pepotoan. Karna perut lapar akhirnya kita memutuskan untuk moto lagi biasanya kalo dah moto lupa ama lapar


tapi ternyata spot selanjutnya yang dituju tidak terlalu menarik karena sudah berubah sejak tahun 90 *yaiyalah

Akhirnya kita menuju tujuan utama. PERKEDEEEEEEEEL

Dengan baju compang camping penuh tanah merah, dan celana robek sehabis perang perjalanan ke tukang pergedel pun dimulai. Perjalanan dari lokasi terakhir ke perkedel sekitar 45 menit.


Kita sampai di warung pinggir jalan itu Sekitar pukul 11 siang. Langsung masuk tanpa ba bi bu, liat di etalase




Akhirnya kita protes ke ibu empunya warung. Ibu warung mengatakan kalau datang diatas jam 9 perkedelnya pasti habis karena perkedel ini merupakan pusaka bagi seribu umat yang ada di Pangalengan.

Jadi tinggal pilih dapat perkedel atau mau foto pagi-pagi. Jawabannya mudah, perkedel lebih diatas segala-galanya.

Apalah arti semua foto-foto yang harus bikin bangun jam 4 pagi dan jalan dalam kondisi mata 5 watt tanpa makan perkedel.



Jika pilihannya seperti ini, dalam ajakan ke Pangalengan berikutnya pasti kita pilih Perkedel, persetan dengan foto-fotonya.

terimakasih teman-teman semua yang sudah menemani jalan-jalan di akhir minggu kemarin, Segera agendakan pangalengan lagi