Dua buah lokomotif tua menambah koleksi museum kereta api Ambarawa, Jawa Tengah. Dua lokomotif dengan nomor seri DD55-12 dan CC200-15, Jumat (4/12/2015) pagi telah tiba di Ambarawa.


Keduanya didatangkan dari Depo Cirebon, Jawa Barat yang kemudian dikirim ke Depo Stasiun Poncol Semarang dan selanjutnya digeser ke Ambarawa dengan menggunakan tiga truk tronton roda seribu.

Proses pemindahan lokomotif dari atas truk tronton ke rel kereta menggunakan tiga buah crane besar. Proses ini diperkirakn akan memakan waktu cukup lama lantaran kondisi jalan pedesaan yang sempit hingga menutupi akses jalan dari dua arah.

Perlu diketahui sebelumnya lokomotif seri CC200 merupakan jenis lokomotif diesel elektrik pertama di Indonesia yang dipesan oleh Bung Karno pada tahun 1953. Lokomotif buatan General Electric Amerika Serikat ini didatangkan untuk secara perlahan menggantikan lokomotif uap yang semakin menua. lokomotif ini mampu melaju hingga kecepatan maksimum 100km/jam dengan total keseluruhan ada 27 unit lokomotif seri CC200.

photo by Ryan Aditiya

Khusus untuk lokomotif seri CC200-15 masih akan memerlukan beberapa perbaikan agar bisa dioperasikan. Rencananya, perbaikan akan dilakukan di depo atau bengkel kereta api stasiun Ambarawa.

Sedangakan untuk lokomotif seri DD55 sebenarnya bukanlah lokomotif tua asli yang dimiliki Indonesia. DD55 merupakan lokomotif impor bekas dari perusahaan Kanagawa Rinkai Tetsudo di Jepang yang didatangkan oleh Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan awal tahun 2006. Sebelumnya lokomotif ini pernah dimiliki JNR (Japan National Railway) dengan seri DD13. Di Indonesia lokomotif ini ditempatkan di Gudang Perkeretaapian Kemenhub di Jatibarang, Jawa Barat, untuk keperluan proyek pembangunan jalur kereta api ganda Bekasi - Cirebon. Di negera asalnya lokomotif ini digunakan untuk langsiran dan layanan jarak pendek dengan kecepatan maksimal 70km/jam.



Dengan kedatangan dua lokomotif ini, maka koleksi museum kereta api Ambarawa bertambah menjadi 28 buah, yakni terdiri dari 21 lokomotif uap sebagai benda pajang Museum dan 7 lokomotif yang bisa beroperasi.

Ketujuh lokomotif aktif tersebut itu terdiri dari 3 lokomotif uap dan 4 lokomotif diesel. Rencananya, lokomotif ini akan ditempatkan di daerah Tuntang sebagai maskot lokomotif yang masuk dalam kategori modern. Sedangkan yang di Ambarawa dikhususkan untuk kereta uap saja.