Agan Pengen Hidup Bahagia? Stop Lakukan Hal-Hal Berikut Ini!
TS
pongkergondhez
Agan Pengen Hidup Bahagia? Stop Lakukan Hal-Hal Berikut Ini!
Prolog
Quote:
Sebelum masuk ke inti pembahasan thread kali ini, ane pengen cerita. Kemaren ada temen ane yang nanya "Gan, tolong tanyain Koes Plus dong.” “Nanya apaan?” jawab ane. “Tolong tanyain, gimana caranya hidup senang walaupun tak punya uang?” Itu mah pertanyaan ngawur namanya! Hehehe.
Jadi begini saudara-saudara kaskuser sekalian. Tahukah Agan? Bahwa selama berabad-abad manusia selalu berjuang untuk 2 hal, yaitu kekayaan dan kebahagiaan. Namun, sebagian besar manusia tak mendapatkan keduanya. Apalagi menurut penelitian Universitas Carnegie Mellon, sejak 1983 hingga 2009, tingkat stress selalu meningkat. Nah lho, ngeri nggak tuh? Jangan-jangan Agan juga termasuk yang sedang stress lagi, becanda hehehe. Jangan baper yaaa…
Ngomong-ngomong soal kebahagiaan, kira-kira apakah yang kita kerjakan sehari-hari untuk mendapatkan kebahagiaan? Apakah kita bekerja, menjemput rezeki dan berjuang kesana-kemari untuk kebahagiaan? Kalau iya, sudahkah kita sekarang bahagia? Silakan jawab dalam hati.
Menurut ane, apa yang telah disampaikan oleh Universitas Carnegie Mellon benar adanya. Ane sendiri pun mengakui, ane pernah mengalami yang namanya tidak bahagia. Makin hari, makin keras bekerja, eh tapi kok nggak bahagia-bahagia. Ane berpikir, pasti ada yang salah nih.
Setelah berpikir sekian lama, merenung, dan berguru kesana-kemari, ternyata ane melakukan beberapa kesalahan yang membuat ane tidak bahagia. Mungkin problem Agan juga sama seperti ane, maka dari itu ane putuskan buat bagikan di artikel ini.
Spoiler for BAHAGIA:
Dan inilah hal-hal yang otomatis merampas kebahagiaan kita:
Spoiler for a:
a. Menyesali Masa Lalu
Yak, kalau kata anak muda jaman sekarang, belum move on namanya. Jangan heran kalau banyak orang yang galau karena belum move on. Ya karena itu tadi, gagal move on memang otomatis membuat kita tersiksa.
Sekarang begini, coba Agan pikirkan semua hal yang Agan sesali di masa lalu yang seharusnya tidak menimpa Agan. Ane berani jamin, seketika pasti Agan galau. Kebahagiaan Agan sekonyong-konyong terampas begitu saja.
Spoiler for b:
b. Mengkhawatirkan Masa Depan
Khawatir akan masa depan yang belum pasti datangnya, sudah pasti merampas kebahagiaan, nah lho hehehe. Inilah yang paling membuat ane tersiksa dan yang paling merampas kebahagiaan ane selama ini, yaitu ane terlalu khawatir akan masa depan.
Padahal kalau dipikir-pikir, hidup yang kita jalani sekarang adalah masa depan dari masa lalu kita, iya to? Coba kita lihat dan rasakan, ternyata kita nggak kenapa-kenapa to sekarang? Lalu kenapa kita harus khawatir? Think!
Spoiler for c:
c. Tidak Sabar Menjalani Proses
Selanjutnya yang tak kalah bikin galaunya, yaitu kadang kita tak sabar atau terlalu terburu-buru dalam menjalani proses. Padahal, semua hasil yang ingin kita capai memerlukan proses yang harus kita jalani. Sebetulnya akar permasalahannya simple, yaitu kita telalu membebaskan pikiran kita melayang kemana-mana, termasuk ke masa depan.
Hebat ya pikiran? Bisa melintasi ruang dan waktu hehehe. Sebetulnya boleh saja memikirkan masa depan, tapi jangan terlalu sering. Semua hal yang berlebihan selalu meninggalkan efek samping, Termasuk dalam berlebihan mikir masa depan. Dampaknya apa? Hilanglah kebahagiaan.
Bagaimana Solusinya?
Spoiler for a:
a. Berdamai Dengan Diri Sendiri
Ada beberapa hal yang harus kita lakukan untuk memperoleh kebahagiaan, dan salah satunya ialah berdamai dengan diri sendiri. Inilah seni yang harus kita miliki dalam hidup. Sadarilah bahwa yang namanya khawatir dan penyesalan itu sifat alamiah manusia. Sadarilah bahwa kita ini terikat dalam banyak variabel rumit yang mengharuskan kita menjalani proses.
Sudah, tak apa-apa, kita akui saja, semua yang kita rasakan ini manusiawi. Yang kita perlukan hanyalah berdamai dengan itu semua. Katakan saja “Ya Allah, saya akui saya khawatir akan masa depan, tapi saya ingin jadi orang yang berhasil Ya Allah. Aku ikhlaskan dan aku pasrahkan kepadaMu”.
Ketika Agan khawatir akan masa depan, coba katakan kalimat di atas. Intinya kita menyadari bahwa yang kita rasakan ialah wajar dialami oleh manusia. Setelah itu, coba rasakan ada sensasi “plong” di dalam dada.
Spoiler for b:
b. Hidup Di Masa Sekarang
Ada 2 hal yang otomatis menyiksa kita, yaitu menyesali masa lalu dan mengkhawatirkan masa depan. 2 hal itu tadi sudah pasti merampas kebahagiaan. Lalu solusinya gimana? Hiduplah di masa sekarang. Jika ada PAST dan FUTURE, maka hiduplah dalam PRESENT. Dalam bahasa inggris, kata “present” juga dimaknai sebagai “hadiah”, jadi berbahagialah kita jika dapat hidup di masa sekarang, itu juga berarti kita mendapatkan hadiah hehehe.
Yang perlu kita sadari, pikiran itu sifatnya tidak mau berhenti, ia akan terus aktif bergerak, ke masa lalu, maupun masa depan. Nah, inilah yang harus kita kendalikan, jangan buat dia liar, jinakkanlah. Lalu bagaimana caranya agar pikiran tidak liar? Sadarilah seutuhnya kehadiran kita sekarang. Sadari bahwa kita sedang berada di tempat ini, dan rasakan nafas kita seolah-olah kita pengamat pasif dari tubuh kita. Rasakan sensasi menarik dan mengeluarkan nafas.
Spoiler for c:
c. Sadar Bahwa Kita Memiliki Tuhan Yang Maha Kaya
Lebih lanjut. Ini yang paling penting untuk kita sadari, kita punya Tuhan Yang Maha Kaya! Ane pernah lihat sebuah meme comic yang memperlihatkan seorang pedagang yang di gerobak dagangannya bertuliskan “Bagaimana bisa saya takut miskin, sedangkan saya adalah hamba dari Tuhan Yang Maha Kaya”. Saya seketika hening melihatnya. Ane berpikir “Iya ya, kenapa aku harus khawatir? Aku kan punya Allah Yang Maha Kaya”. Lalu hilanglah galau seketika hehehe.
Spoiler for d:
d. Menikmati Proses
Menikmati proses juga bagian dari hidup di masa sekarang. Kalau kita tidak bisa mengakses PRESENT, maka kita tidak akan pernah bahagia dan menikmati perjalanan. Jalani saja, hasil akhir atau output itu bukan ranahnya kita, tapi itu sudah ranahnya Tuhan. Kita hanya terjebak dalam variabel proses, namun tidak untuk hasil. Hasil mutlak hak Tuhan yang mengatur.
Spoiler for e:
e. Bersandar Sepenuhnya Kepada Tuhan
Sekali lagi ane jelaskan, inilah puncak kebahagiaan dan kenikmatan menjadi seorang hamba dari Tuhan. Yaitu kita bisa sepenuhnya bersandar kepadaNya tanpa takut kekurangan dan tanpa merasakankekhawatiran. Ingat, di artikel “Anda Percaya Tuhan? Bullshit!” ane sudah bilang bahwa Tuhan bikin alam semesta saja enteng, apalagi ngurusin hidup kita, kecil mah hehehe.
Jadi, dari semua hal yang sudah kita jabarkan di atas, bisa kita mengambil kesimpulan bahwa, sebenarnya kebahagiaan itu letaknya “di dalam” bukan “di luar”. Untuk bahagia, kita sendirilah yang memutuskan, kapan kita mau bahagia. Sekarang? Atau besok? Atau mungkin Lusa? Terserah, yang jelas kita yang memilihnya.