Original Posted By Baratayudha17...
CIREBON, KOMPAS.com – Penyaluran kredit korporasi oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk di industri minyak dan gas (migas) meroket didorong program kelistrikan 35.000 megawatt (MW).
Sepanjang 2014, kredit yang disalurkan di industri migas mencapai Rp 5,2 trilliun atau 70 persen dari target yang sebesar Rp 7,7 triliun.
Sementara itu, hingga 30 November 2015 ini, outstanding kredit industri migas BRI sudah mencapai Rp 11,2 triliun atau 65 persen dari target full year sebesar Rp 17,2 triliun.
Senior Vice President of BRI Oil, Gas, and Energy Desk, Amam Sukriyanto menuturkan, seiring dengan pencanangan program kelistrikan 35.000 MW, bank pelat merah itu pun merambah sektor ketenagalistrikan.
“Jadi ada beberapa PLTU, PLTG, PLTMH, dan PLTA yang kita biayai, sehingga ini juga membantu mendongkrak portofolio kami di oil, gas, and energy,” kata Amam dalam media gathering SKK Migas di Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (19/12/2015).
Amam mengatakan, kredit industri migas termasuk dalam kredit korporasi di mana besaran pinjamannya yaitu di atas Rp 50 miliar. Realisasi penyaluran kredit industri migas per 30 November 2015 mencapai Rp 11,2 triliun, di mana komposisi pinjaman ke proyek kelistrikan mencapai 40 persen atau sekitar Rp 6,72 triliun.
Amam mengatakan, apabila kondisi bisnis migas tahun depan belum kembali normal, maka BRI akan lebih fokus untuk mengucurkan kredit ke proyek-proyek kelistrikan. Meski begitu, BRI tetap akan menjaga rasio kredit macet di bawah satu persen.
“Kebetulan demand sangat tinggi, negara sedang semangat untuk menambah kapasitas. Dan kebetulan banyak yang diundang pemain swasta. Sehingga kita juga percaya diri bahwa dengan kondisi sekarang, energi (kelistrikan) akan menjadi bisnis yang bagus,” ucap Amam.
Crottt dimarih...
Berikut pendapat RR yg kemudian tenggelam.....
Menurut dia, jika target pembangunan listrik tetap dipaksakan hingga 35 ribu MW, maka akan justru merugikan keuangan PLN. Rizal mengatakan, jika proyek pembangkit listrik 35 ribu MW dipaksakan rampung dalam lima tahun, maka PLN akan mengalami kelebihan pasokan listrik yang tidak terpakai sebanyak 21.331 MW pada saat beban puncak sebesar 74 ribu MW pada 2019.
Akibatnya, PLN harus menanggung biaya Rp 10.76 milyar pada 2019. "Padahal, kebutuhan sampai 2019 pada beban puncak hanya 74.525 MW. Maka akan ada kapasitas yang idle sebesar 21.331 MW. Sesuai aturan yang ada, PLN harus membeli listrik yang dihasilkan swasta. Inilah yang saya maksudkan bisa membuat PLN bangkrut," katanya.
Hal senada juga dikatakan Direktur Utama PLN Sofyan Basyir. Menurut dia, sesuai ketentuan yang ada PLN diharuskan membeli 72 persen dari listrik yang diproduksi swasta. Ketentuan itu berlaku baik untuk listrik yang digunakan PLN maupun tidak digunakan.
"Dengan hitung-hitungan ini, ada kewajiban PLN untuk membeli listrik swasta sebesar tidak kurang dari 10,763 miliar dolar Amerika per tahun," kata dia.
rizal-ramli-pangkas-proyek-listrik-jk-keukeh-35-ribu-mw
Adapun penyebaran alokasi listrik dari proyek 35 ribu megawatt ini yakni Jawa-Bali : 18.697 MW, Sumatera: 10.090 MW, Sulawesi : 3.470 MW, Kalimantan : 2.635 MW, Nusa Tenggara : 670 MW, Maluku : 272 MW, Papua : 220 MW.
Proyek 35mw overkill(60% di Jawa) yg didanai dr duit utang.. jd ingat kota2 hantu di Cina, pembangunan yg tidak menjaga stabilitas ekonomi, hny akn mnciptakan proyek dgn hasil yg diragukan manfaatnya...... yg jelas hrs dibayar adlh hutangnya