Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

andry..Avatar border
TS
andry..
Kalau Metr0mini di hapus saya enggak tau mau jadi apa..???

Pagi ini Ikin (33) ragu untuk berangkat bekerja, maklum saja, rekan-rekannya mengajak untuk mogok massal.

Namun, sopir metromini S 71 Blok M-Bintaro Kodam itu, tetap memilih untuk kerja. 

"Tadinya mau ikut mogok, cuma kepikiran anak, jadi saya putusin untuk tetap narik," ucap Ikin saat ditemui Kompas.com di Terminal Blok M, Jakarta, Senin (21/12/2015). 

Sebetulnya, Ikin juga ingin menunjukkan solidaritasnya dengan mogok massal bersama sopir metromini se-DKI Jakarta. 

Tetapi, sopir berbadan kurus ini, bingung lantaran harus memberikan uang jajan ketiga anaknya yang masih duduk di bangku SD. 

"Anak saya masih kecil-kecil, yang paling besar kelas tiga SD.

Kemudian yang kedua kelas dua dan si bontot masih kelas satu, jadi ya lumayan buat biaya sehari-hari," kata warga Bintaro, Jakarta Selatan itu. 

Meskipun bekerja sebagai sopir metromini, namun Ikin bercita-cita kelak bisa menyekolahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi. 

"Setinggi-tingginya, kalau bisa sampai jadi sarjana," kata Ikin. 

Namun, kehidupan ekonomi Ikin, kini dihadapkan oleh masalah baru. Metromini, kendaraan yang menjadi sumber penghasilannya rencananya akan dihapuskan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

 "Kalau metromini dihapus, saya juga enggak tahu mau jadi apa.

Soalnya pendidikan saya enggak tinggi," ucap lelaki yang sudah 10 tahun berprofesi sebagai sopir metromini ini. Ikin berharap, pemerintah bisa mengambil kebijakan yang tidak merugikan para sopir. 

"Ekonomi para sopir juga pas-pasan, jangan dibikin jadi mati.

Kita nafas sudah engap-engapan," ujar Ikin. Tak hanya Ikin, Mukti (40) ingin pemerintah tidak menyamaratakan semua sopir metromini.

Sebab, menurut dia, tidak semua sopir bertindak ugal-ugalan di jalan. 

"Pemerintah harusnya memeriksa satu per satu, jangan dirazia semuanya. Enggak ada etikanya kalau begitu," kata sopir metromini S 72 Blok M-Lebak Bulus itu. 

Selain itu, Mukti mengaku takut kehilangan pekerjaannya sebagai sopir metromini. Karena dia harus menghidupi istri dan kelima anaknya. 

"Yang punya pendidikan tinggi saja pada susah cari kerja. Apalagi saya yang enggak punya pendidikan," ujar Mukti
http://megapolitan.kompas.com/read/2....Mau.Jadi.Apa.

emoticon-Mewek emoticon-Mewek
0
3.9K
40
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan