Kaskus

Entertainment

ristabethesdaAvatar border
TS
ristabethesda
Berpikir dan Merenung Kembali tentang Dunia
Aku berpikir dunia ini sudah dipenuhi dengan kepalsuan. Banyak yang tertipu dengan pesona dunia hingga mengorbankan segala cara untuk keuntungan diri sendiri. Tidakkan mereka berpikir apa ujung kehidupan ini.

Kepalsuan yang paling dicari saat ini adalah kepalsuan materi. Polesan materi yang berlimpah dikagumi semua orang. Entah baik atau buruk cara mendapatkannya, yang tampak adalah yang utama. Menjadi kaya dianjurkan, tapi menjadi pesolek dengan kekayaan adalah kehinaan. Jika nilai manusia hanya diukur dengan materi maka ini sungguh tak adil. Pernahkan terbayang bagaimana sulitnya hidup seorang anak yatim? Dia harus memegang bara dalam kesendirian, menghadapi hari esok yang belum tentu datang. Dia memang tak punya uang, namun perjuangan hidupnya adalah sebuah pencapaian.

Hidup yang baik dinilai dari proses yang baik. Seringnya manusia ingin cepat mendapatkan materi yang berlimpah, hingga akhirnya mereka harus mengorbankan keluarga, sahabat, alam, dan Tuhan. Ada sebuah kesimpulan yang menarik. Prosesnya tidak baik, namun hasilnya banyak. Prosesnya baik, justru hasilnya sedikit. Disinilah letak kekuatan dan kemantapan hati untuk memilih jalan hidup. Untuk mendapatkan hasil yang berlimpah dengan cara yang baik biasanya diperlukan perjuangan yang tidak mudah dan kadang memang harus sedikit demi sedikit. Semua itu agar manusia bisa belajar apa arti sebuah proses dan ketika sudah sampai di puncak mereka tidak akan menjadi pesolek.

Adakalanya suatu ketika manusia diberkahi dengan banyak materi. Disaat itu biasanya mereka berlomba-lomba ingin menunjukkan apa yang telah dicapai. Hati yang lemah kemudian timbul kesombongan. Jika tidak hati-hati maka manusia akan terjatuh pada sifat ini. Namun, jika bisa memahami dan belajar maka pada hakikatnya materi yang diterima hanyalah sarana agar manusia bisa lebih bermanfaat untuk orang lain. Hatilah yang pada akhirnya akan memilih, apakah cukup menjadi manusia pesolek, atau menjadi manusia yang berguna bagi semesta alam.

Pada tingkatan tertentu materi tiada berarti tanpa tahta. Manusia kemudian berlomba-lomba mencari tahta agar memiliki derajat yang lebih tinggi di antara manusia lainnya. Motivasi tahta terkadang juga hanya untuk menambah pundi-pundi materi. Tahta adalah pemimpin. Seseorang yang pada hakikatnya memikul beban yang paling berat karena harus menanggung manusia lainnya. Dia bertanggung jawab atas kehidupan yang lain. Namun, jika kita lihat di masa ini, banyak pemimpin yang kehilangan jiwa kepemimpinannya. Kebutuhan untuk memimpin sudah digantikan dengan kebutuhan untuk menambah kekayaan dan kekuasaan. Pemimpin seperti inilah yang akan mempercepat kehancuran sebuah bangsa. Dia sebenarnya tidak membutuhkan kepemimpinan, yang ia butuhkan hanyalah pengakuan ketinggiannya. Inilah kepalsuan tahta yang terjadi.

Beginilah dunia kita. Esensi nilai kehidupan yang bermartabat dan bermanfaat sudah mulai menipis. Apakah kita juga sama dengan mereka. Seharusnya tidak!.

Sumber: www.amovart.com
0
1.8K
22
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan