Kaskus

Entertainment

BeritagarIDAvatar border
TS
BeritagarID
Wawancara Luhut Binsar Pandjaitan: Saya akan mundur jika terbukti bersalah
Wawancara Luhut Binsar Pandjaitan: Saya akan mundur jika terbukti bersalah
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan dalam wawancara dengan Beritagar.id di kantor Kementerian Politik Hukum dan Keamanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Nomor 15, Jakarta Pusat, Jumat (11/12/2015). © Bismo Agung /Beritagar.id


Beredarnya rekaman skandal Freeport membuat keluarga Luhut terusik. Ia geram. Ia mengakui bertemu dengan bos Freeport, James R. Moffet.

Hampir sebulan Luhut Binsar Pandjaitan tenang-tenang saja dan masih membisu soal rekaman "Papa Minta Saham". Setiap mendengar berita itu ia cuek dan mengaku cuma ingin fokus menjalankan tugas sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan.

Tapi di satu titik ketenangannya hancur. Berita tersebut makin liar, tanpa henti dan memojokkan keluarganya. "Istri saya sampai menangis," ujarnya.

Jika menyangkut keluarga, ia nyatakan, hal itu akan bermuara pada satu kata: dignity (martabat). Luhut pun mau tak mau merasa wajib keluar dari zona nyaman dan memberi klarifikasi ke publik.

Ketika menggelar jumpa pers terkait polemik Freeport yang menyeret namanya di Kementerian Polhukam, Jakarta, Jumat sore (11/12/2015), Devi Simatupang, sang istri sampai ikut menemani. Itu sesuatu yang langka, karena hampir tak pernah.

"Selesai bicara (ke media), dia (istri) memeluk saya dan berkata: kamu masih seperti yang dulu," tuturnya, mengulang ucapan Devi.

Luhut tak bicara siapa berbohong dan yang benar ke media. Dia juga ogah mengomentari rekaman yang diduga suara Setya Novanto, Riza Chalid, dan Maroef Sjamsoedin--meski namanya disebut 66 kali. "Saya tidak mau masuk ke soal itu (rekaman)," katanya.

Emosi yang biasanya terkendali, sore itu berubah. Wajahnya merah, muncul urat-urat di sekitar dahi ketika disinggung nama Sudirman Said, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, dan Maroef Sjamsoeddin, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia.

"Biar sama-sama TNI, saya tidak kenal dia (Maroef). Apalagi dia berasal dari Angkatan Udara," kata Luhut.

Dia duduk tegak tanpa bersandar di balik meja kerjanya. Sementara Fajar WH, Heru Triyono, dan fotografer Bismo Agung dari Beritagar.id, mengambil tempat di seberangnya. Kami berbincang tak lama seusai jumpa media digelar.

Sebelum tanya jawab itu, Pemimpin Redaksi Beritagar.id Wicaksono juga sempat menemui Luhut untuk mendapatkan latar belakang peristiwa. Berikut perbincangan kami dengan lulusan terbaik AKMIL (Angkatan Militer) angkatan 1970 itu.

Anda telah memberi keterangan ke publik terkait polemik Freeport yang menyeret nama Anda. Sudah lega?
Tentu. Saya didukung keluarga untuk mengklarifikasi semua. Istri saya bahkan sampai menemani untuk jumpa media hari ini. Saya begitu dekat dengan istri dan anak-anak. Mereka terganggu dan merasa tidak nyaman. Padahal tadinya saya tidak peduli dengan polemik ini.

Dalam jumpa pers kenapa begitu emosional. Apa memang masalah rekaman itu benar-benar mengganggu keluarga?
Anda bertanya itu saja bisa membuat saya marah. Saya memang sudah marah. Hei, begini, kalau menyangkut harga diri saya, hati-hati kalian. Saya akan cari ke mana pun.

Awalnya Anda seperti tidak ingin masuk ke pusaran polemik ini. Tapi kemudian justru blak-blakan dengan menggelar konferensi pers. Apa motivasi Anda?
Benar. Saya awalnya tidak terlalu pusingin juga. Tapi ketika ada pengamat-pengamat mulai bicara begini begitu, oh, saya marah. Komunitas saya banyak, dan bertanya-tanya ke saya. Saya sampai ditelepon dan di SMS oleh mereka. Karena itu saya merasa terganggu. Salah satu yang menelepon tadi adalah Pak Mahfud MD (mantan Ketua Mahkamah Konstitusi-red.), dan dia menyampaikan baru kali ini melihat saya marah. Saya katakan saya juga ada batas kesabaran.

Dalam konferensi pers, Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) Kahar Muzakir, anggota MKD Ridwan Bae, dan Adies Kadir hadir. Siapa yang mengundang?
Mereka saya undang, dan memang semua anggota MKD saya undang. Tapi ada yang tidak bisa datang. Seperti Akbar Faisal, yang meminta maaf ke saya lewat telepon karena tidak bisa datang.

Saya mengundang mereka karena saya pikir mereka tidak memanggil saya ke MKD. Nah, ketika mereka ternyata memanggil saya, saya baru tahu belakangan, sehingga saya sudah terlanjur mengundang mereka ke jumpa pers.

Sumber: Beritagar.id
0
1K
2
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan