[BUKAN GONIMAH]Rusia Tengah Memproduksi Pesawat Tempur Su-35 Untuk Indonesia
TS
Synaiderix
[BUKAN GONIMAH]Rusia Tengah Memproduksi Pesawat Tempur Su-35 Untuk Indonesia
Ilya Kramnik, seorang wartawan dari kantor berita Kramnik melaporkan bahwa saat ini, Rusia tengah memproduksi 60 pesawat tempur Su-35 untuk Indonesia, Vietnam dan Venezuela. Hal ini menegaskan bahwa Indonesia termasuk sebagai salah satu pengguna pesawat tempur canggih Su-35, pesawat ini merupakan penerus dari keluarga Su-30 yang kini digunakan oleh TNI AU.
Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++, didesain dari basis Su-30. Komsomolsk-on-Amur menciptakan pesawat ini untuk melakoni beragam misi, atau biasa disebut dengan multirole fighter. Kehadiran Su-35 menjadi jembatan menunggu kehadiran pesawat tempur generasi ke 5 Sukhoi PAK-FA T-50.
Keputusan untuk mengakusisi Su-35 terhitung tepat, lantaran pesawat ini dilengkapi dengan TVC (thrust vectoring control) membuat Su-35 mampu terbang di landasan yang sangat pendek. Selain itu aura deterens pesawat satu ini terhitung kuat, karena beragam teknologi yang rahasia tertanam di tubuh Su-35.
Terlepas dari segala kelebihannya, Su-35 juga menyimpan sejumlah kelemahan diantaranya adalah biaya operasional yang terhitung tinggi dan hanya mengakomodir 1 pilot. Sehingga proses pendidikan pilot Su-35 terhitung sulit, lantaran tidak tersedianya kursi bagi siswa. Selain itu radar Su-35 masih menggunakan radar Irbis-E PESA (Passive Electronically Scanned Array), berbeda dengan pesawat tempur Typhoon yang telah menggunakan radar AESA (Active Electronically Scanned Array)
Kantor berita Lenta.ru juga menjelaskan bahwa pemerintah Rusia tengah mengincar beberapa pembeli potensial, diantaranya adalah Tiongkok, Brazil dan Pakistan. Kemampuan manuver, sistem elektronik yang canggih, ditenagai mesin 1175 dan mampu menghilangkan emisi radar, membuat sejumlah negara tertarik membeli penempur berat ini.
Kemampuan teknis Su-35 tergolong mengagumkan karena sanggup terbang dengan kecepatan mach 2.25, dengan jarak tempuh mencapai 3.600 Km dan terbang setinggi 18 Km. Dilengkapi dengan rudal R-172, dan Kh-31 a/p, dan kemampuan daya angkut senjata jauh lebih besar dibandingkan Su-30, senjata pertahanan jarak dekat Su-35 adalah senapan mesin GSh-301 (Tempo.co)
Saat ditanya mengapa memilih SU-35 ketimbang F-16 viper:
Spoiler for kata menteri pertahanan keamanan:
Jakarta – TNI Angkatan Udara belum tertarik membeli pesawat tempur terbaru dari pabrikan Lockhead Martin, F-16 Viper. Angkatan Udara masih menanti Kementerian Pertahanan menyelesaikan perjanjian jual-beli pesawat tempur buatan Rusia, Sukhoi-35.
“Belum ada ketertarikan. Kami tetap pada Sukhoi-35. Selama ini juga belum ada tawaran ke kami karena itu domainnya Kemhan,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Dwi Badarmanto kepada CNN Indonesia, Kamis (8/10).
Pernyataan Dwi tersebut merupakan respon Angkatan Udara atas simulasi F-16 Viper yang diadakan Lockheed Martin secara terbuka di Jakarta, kemarin.
Randy Howard, Director Business Development F-16 pabrikan asal Amerika Serikat itu berkata, simulasi F-16 Viper merupakan momen yang tepat bagi perusahaannya untuk menunjukan perkembangan teknologi terhebat F-16. Indonesia menurutnya berkesempatan menjadi negara pertama yang mengoperasikan produk mereka itu.
F-16 Viper merupakan pesawat tempur jenis F-16 generasi keempat. F-16 Viper memiliki sistem radar terbaru, Scalable Agile Beam Radar.
Pesawat tempur yang mampu terbang dengan kecepatan maksimal 2.414 kilometer per jam ini juga dapat mencium gelombang listrik dari luar pesawat. Sensor F-16 Viper yang terhubung dengan program komputer memungkinkan pilot untuk langsung menavigasi secara otomatis.
Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert Orris Blake Jr. turut hadir pada simulasi F-16 Viper yang diselenggarakan dua pekan jelang pertemuan Presiden Joko Widodo dan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Ia mengatakan, teknologi yang dimiliki F-16 Viper akan membantu TNI AU memantau seluruh wilayah perairan Indonesia.
Sukhoi SU-35
“Saya yakin pesawat ini bisa membantu memodernisasikan kekuatan militer Indonesia,” tutur Blake.
Kemhan mulai menjajaki pembelian pembelian Sukhoi-35 dengan Rusia. Rencananya sebanyak satu skuadron pesawat tempur itu akan dibeli untuk menggantikan 16 F-5E Tiger II yang digunakan Skuadron Udara 14.
F-5E merupakan pesawat tempur buatan Northrop Co. Pesawat itu tiba di Landasan Udara Iswahjudi, Madiun, April 1980. Modernisasi F-5E Tiger II dilakukan 1995 oleh perusahaan penerbangan asal Belgia, Sociétés Anonyme Belge de Constructions Aéronautiques. (CNN Indonesia)
Minimalkan resiko embargo dan tingkatkan daya gentar
Anggota Komisi I DPR Salim Mengga, menyatakan, pembelian pesawat tempur Sukhoi Su-35 buatan Rusia untuk mengimbangi kekuatan pertahanan udara nasional.
Saat Sukhoi Su-27/30MKI dibeli Indonesia, Rusia melalui Rosoboronexport juga sempat menyatakan keinginannya untuk menerapkan transfer teknologi kepada Indonesia.
“Kita harus tingkatkan pertahanan kita untuk mengantisipasi konfik di kawasan Asia Tenggara, termasuk di Laut China Selatan,” kata politisi Partai Demokrat itu.
Pembelian Sukhoi Su-35 asal Rusia itu dikarenakan tidak serumit saat membeli pesawat tempur dari Amerika Serikat.“Kita cari arsenal yang resikonya rendah. Misalnya kita beli F-16, tapi dalam perjanjiannya kita tidak boleh digunakan untuk keamanan dalam negeri, terus untuk apa?” katanya.
“Jadi kita cari syaratnya yang ringan. Dengan Rusia tidak banyak resikonya. Kita pernah rasakan embargo, kita beli 25 unit, yang bisa dioperasikan hanya lima. Jangan kita ulangi lagi,” kata Mengga.
Ia menambahkan, dengan diperkuatnya angkatan udara dengan mempunyai pesawat tempur Sukhoi Su-35, tentunya akan membuat negara lain akan memperhitungkan Indonesia.
“Kita harus waspada, kalau kita lemah, bahaya bagi NKRI,” kata dia.
Oleh karena, kekuatan militer mutlak diperlukan meskipun Indonesia kuat dalam diplomasi.
“Kalau kita lelat, dalam waktu 10 tahun ke depan kita tertinggal dibanding negara lain, meskipun kuat diplomasi. Kekuatan militer mutlak buat kita, tidak bisa diabaikan,” kata Mengga. (kompas) http://www.militerhankam.com/2015/10...hoi-su-35.html
sekali lagi ini bukan GONIMAH. bangganya jd bangsa indonesia. ga kek bangsa di timteng sana yg bisanya cuma nyuri ini nyuri itu