- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Pascaserangan San Bernardino, Warga AS Takut Mengaku Muslim


TS
buwas.sekale
Pascaserangan San Bernardino, Warga AS Takut Mengaku Muslim
Quote:
Pascaserangan San Bernardino, Warga AS Takut Mengaku Muslim
Reuters, CNN Indonesia Minggu, 13/12/2015 14:36 WIB

Ilustrasi (Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dengan air mata yang mengalir, anak perempuan Mohammad Halisi bertanya apakah di sekolah ia harus menyembunyikan fakta bahwa ia adalah seorang Muslim. Pekan lalu, sebanyak 14 orang tewas dalam pembantaian di fasilitas penyandang disabilitas di San Bernardino, California, Amerika Serikat.
Mengingat percakapan dengan si anak sambil menahan tangisnya sendiri, Halisi, 61, mengaku merasa frustrasi karena ia dan keluarganya harus menanggung akibat aksi yang dilakukan oleh "beberapa teroris idiot."
"Sampai-sampai Anda harus menyembunyikan siapa Anda," kata Halisi, di Komunitas Islam Masjid Corona-Norco, Jumat, (11/12).
"Anak-anak tujuh tahun tak bisa mengatakan mereka Muslim karena buruknya atmosfer kami," tambahnya.
Masjid itu hanya terletak sekitar 40 km di sebelah selatan San Bernardino, di mana pria keturunan Pakistan kelahiran AS, Syed Rizwan Farook, 28, bersama dengan istrinya, Tachfeen Malik, 29, melepas tembakan ke rekan kerja Farook yang sedang melangsungkan pesta Natal.
Malik telah menyatakan berbaiat kepada ISIS di Facebook tak lama sebelum serangan dan FBI yakin kedua orang itu sudah teradikalisasi sejak lama.
Muslim Amerika mengatakan mereka khawatir akan tindakan balasan, seperti yang terjadi pada mereka setelah serangan 9/11. Banyaknya insiden di masjid serta retorika anti-Muslim dalam seminggu belakangan menguatkan kekhawatiran mereka atas meningkatnya Islamofobia.
Pada Jumat, terjadi kebakaran di pintu masjid di Coachella Valley, Southern California. Pria berusia 23 tahun ditahan atas dugaan pembakaran dan menyulut kebencian, menurut laporan Los Angeles Times.
Seekor babi dilempar ke sebuah masjid di Philadelphia pada Senin lalu. Sebuah masjid si Jersey City, New Jersey, juga menerima sebuah surat yang berisi tulisan Muslim "setan" dan menyuruh mereka "kembali ke gurun."
Pada Sabtu kemarin, sekelompok orang berjumlah tak lebih dari sepuluh, beberapa menggunakan pakaian kamuflase dan senapan, berdiri di luar masjid di Richardson, Dallas, sambil memegang bendera Amerika.
Jangan menyerang Muslim
Pasca serangan San Bernardino, Presiden AS Barack Obama meminta warganya untuk tidak menyalahkan Muslim atas teror Paris dan San Bernardino, namun justru bekerja bersama mereka untuk memerangi ekstremisme.
Dekat San Bernardino, di Islamic Center Riverside, di mana Farook tadinya sering berkunjung, tak banyak jemaah yang datang karena mereka merasa tak aman.
"Karena ini terjadi sangat dekat dan karena masjid kami disebut-sebut, kami lebih merasakannya," kata seorang imigran asal Palestina yang mengenal Farook dan meminta namanya tak disebut.
Reuters, CNN Indonesia Minggu, 13/12/2015 14:36 WIB

Ilustrasi (Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dengan air mata yang mengalir, anak perempuan Mohammad Halisi bertanya apakah di sekolah ia harus menyembunyikan fakta bahwa ia adalah seorang Muslim. Pekan lalu, sebanyak 14 orang tewas dalam pembantaian di fasilitas penyandang disabilitas di San Bernardino, California, Amerika Serikat.
Mengingat percakapan dengan si anak sambil menahan tangisnya sendiri, Halisi, 61, mengaku merasa frustrasi karena ia dan keluarganya harus menanggung akibat aksi yang dilakukan oleh "beberapa teroris idiot."
"Sampai-sampai Anda harus menyembunyikan siapa Anda," kata Halisi, di Komunitas Islam Masjid Corona-Norco, Jumat, (11/12).
"Anak-anak tujuh tahun tak bisa mengatakan mereka Muslim karena buruknya atmosfer kami," tambahnya.
Masjid itu hanya terletak sekitar 40 km di sebelah selatan San Bernardino, di mana pria keturunan Pakistan kelahiran AS, Syed Rizwan Farook, 28, bersama dengan istrinya, Tachfeen Malik, 29, melepas tembakan ke rekan kerja Farook yang sedang melangsungkan pesta Natal.
Malik telah menyatakan berbaiat kepada ISIS di Facebook tak lama sebelum serangan dan FBI yakin kedua orang itu sudah teradikalisasi sejak lama.
Muslim Amerika mengatakan mereka khawatir akan tindakan balasan, seperti yang terjadi pada mereka setelah serangan 9/11. Banyaknya insiden di masjid serta retorika anti-Muslim dalam seminggu belakangan menguatkan kekhawatiran mereka atas meningkatnya Islamofobia.
Pada Jumat, terjadi kebakaran di pintu masjid di Coachella Valley, Southern California. Pria berusia 23 tahun ditahan atas dugaan pembakaran dan menyulut kebencian, menurut laporan Los Angeles Times.
Seekor babi dilempar ke sebuah masjid di Philadelphia pada Senin lalu. Sebuah masjid si Jersey City, New Jersey, juga menerima sebuah surat yang berisi tulisan Muslim "setan" dan menyuruh mereka "kembali ke gurun."
Pada Sabtu kemarin, sekelompok orang berjumlah tak lebih dari sepuluh, beberapa menggunakan pakaian kamuflase dan senapan, berdiri di luar masjid di Richardson, Dallas, sambil memegang bendera Amerika.
Jangan menyerang Muslim
Pasca serangan San Bernardino, Presiden AS Barack Obama meminta warganya untuk tidak menyalahkan Muslim atas teror Paris dan San Bernardino, namun justru bekerja bersama mereka untuk memerangi ekstremisme.
Dekat San Bernardino, di Islamic Center Riverside, di mana Farook tadinya sering berkunjung, tak banyak jemaah yang datang karena mereka merasa tak aman.
"Karena ini terjadi sangat dekat dan karena masjid kami disebut-sebut, kami lebih merasakannya," kata seorang imigran asal Palestina yang mengenal Farook dan meminta namanya tak disebut.
http://www.cnnindonesia.com/internas...engaku-muslim/
siapa menabur ia akan menuai, selmat menikmati, insya alloh nikmat

0
1.7K
Kutip
17
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan