Harga minyak dunia. Sabtu, 12 Desember 2015, pukul 11:22 WIB
WTI Crude Oil (Nymex): USD 35.62 / Barel (-0,31 / -0,86 %) | Brent Crude (ICE): USD 37.93 / Barel (-0,38 / -0,99 %)
http://hargaminyak.net/
Quote:
Jum'at, 11 Desember 2015 - 05:11 wib
Minyak AS Tembus USD37,51
China Diharapkan Jadi Penyelamat
JAKARTA –Harga minyak dunia terus bergerak negatif hingga menyentuh angka di bawah USD40 per barel. Pada Selasa 8 Desember, perdagangan internasional minyak mentah Brent turun sebesar 44 sen menjadi USD40,28. Harga perdagangan minyak mentah Amerika Serikat pun juga telah menembus USD37,51 atau kembali mengalami penurunan sebesar 0,37 persen.
Bahkan, pihak perbankan seperti Goldman Sachs pun memperdiksi harga minyak dapat jatuh hingga menyentuh level USD20 per barel.
Menurut Kepala Analis CMC Markets Michael Hewson, OPEC telah gagal dalam menyusun platform produksi minyak dunia. Hal ini telah berdampak pada terjadinya kelebihan pasokan hingga 2 juta barel per hari. Meskipun Arab Saudi, Iran, dan Irak mengaku telah memiliki strategi penjualan di 2016, kelebihan produksi ini tetap akan terus menekan harga minyak dunia.
"OPEC telah kehilangan kontrol dari pasar minyak dan perubahan mendasar lainnya yang menyebabkan permintaan tidak sebesar kelebihan pasokan di pasar, sejak 2008 harga minyak tak lagi mengalami resistensi, mencapai USD35–38," tutur Michael, mengutp laman CNBC.
Namun di tengah jatuhnya harga minyak, dunia menaruh harapan terhadap tingginya permintaan minyak di Asia, terutama China. Meskipun China tahun ini tengah mengalami pelemahan ekonomi, impor minyak mentahnya justru naik hingga November 2015 sebesar 8,7 persen atau 6,61 juta barel per hari. Khususnya pada November, impor minyak mentah China juga mengalami pertumbuhan hingga 7,6 persen dibandingkan bulan lalu.
China pun diharapkan dapat berkontribusi agar harga minyak berhasil kembali naik. Lonjakan penjualan kendaraan baru sebesar 17,6 persen selama November telah menaruh harapan bagi negara penghasil minyak agar China meningkatkan pembelian strategis minyak mentah pada 2016.
Menurut prediksi ANZ Bank, melemahnya harga komoditas telah mendorong masyarakat untuk melakukan pembelian yang bersifat oportunis. Karena itu, hal ini diharapkan dapat menjadi pendukung pasar komoditas yang kemudian berdampak pada peningkatan kebutuhan impor minyak.
http://economy.okezone.com/read/2015...adi-penyelamat
Quote: