- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
"SURGA" TERSERAK DI TANAH LEBAK (Pesona Wisata & Kebudayaan Kab. Lebak)


TS
kandang.naga
"SURGA" TERSERAK DI TANAH LEBAK (Pesona Wisata & Kebudayaan Kab. Lebak)
Quote:

Thanks to :Mimin, KASKUS.Officer, Momod (all room), dan KASKUser sedunia^^
Quote:

Quote:
"Tuhan telah menghamparkan begitu banyak keindahan di tanah Lebak, bak surga yang terserak.....Dari laut, gunung, sungai, hutan, hingga budaya.
Maka sudah sepatutnya mereka yang tinggal disana, dan kita semua untuk senantiasa menjaga dan melestarikannya......SELAMAT DATANG DI LEBAK BANTEN!"
Maka sudah sepatutnya mereka yang tinggal disana, dan kita semua untuk senantiasa menjaga dan melestarikannya......SELAMAT DATANG DI LEBAK BANTEN!"

Lebak atau yang lebih dikenal dengan nama Rangkas Bitung merupakan sebuah Kabupaten yang terletak di Provinsi Banten. Wilayahnya yang sangat luas yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Serang dan sebagian wilayah Tangerang di Utara, Kabupaten Pandeglang di sebelah barat, serta Kabupaten Bogor dan Sukabumi di Jawa Barat.
Sebagai sebuah Kabupaten, Lebak punya sejarah yang cukup panjang untuk dijelaskan secara rinci di thread ini. Tapi setidaknya kita bisa mengenal Lebak dimulai dari seorang asisten residen bernama Eduard Douwes Dekker (Multatuli), yang saat itu menjadi salah satu saksi hidup kekejaman kerja rodi yang dilakukan penjajah kepada rakyat Lebak.
Dan kini secara perlahan tapi pasti Kabupaten Lebak terus membenahi dirinya untuk menjadi salah satu Kabupaten yang maju di segala bidang. Yang salah satunya adalah mengeksplorasi pesona pariwisata dan kearifan lokal.
Sebagai sebuah Kabupaten, Lebak punya sejarah yang cukup panjang untuk dijelaskan secara rinci di thread ini. Tapi setidaknya kita bisa mengenal Lebak dimulai dari seorang asisten residen bernama Eduard Douwes Dekker (Multatuli), yang saat itu menjadi salah satu saksi hidup kekejaman kerja rodi yang dilakukan penjajah kepada rakyat Lebak.
Dan kini secara perlahan tapi pasti Kabupaten Lebak terus membenahi dirinya untuk menjadi salah satu Kabupaten yang maju di segala bidang. Yang salah satunya adalah mengeksplorasi pesona pariwisata dan kearifan lokal.
Quote:
Bicara tentang pariwisata dan kearifan lokal di Kabupaten Lebak, kita tidak bisa lepas dari sekelompok manusia yang mengasingkan diri dari segala kehidupan modern.Mereka yang tinggal di hutan belantara demi menjaga alam agar tetap lestari, mempertahankan nilai budaya, serta bentuk kearifan lokal lainnya. Yaitu suku Baduy.
Lalu apa yang istimewa dari dari Lebak sebagai daerah yang juga dikenal sebagai penghasil batu Kalimaya yang tersohor tersebut? Berikut rangkumannya :
Quote:
Suku Baduy

Untuk sampai ke wilayah suku Baduy, dibutuhkan waktu dan perjalanan yang cukup panjang. Jaraknya sekitar 40 s/d 50 km dari pusat kota Rangkas Bitung. Diawali dengan menggunakan kendaraan (umum maupun pribadi). Yang selanjutnya kita akan berjalan kaki menapak tanah basah, naik turun gunung membelah hutan rimba.....Bagi mereka yang mencintai petualangan inilah saatnya untuk mencoba menelusuri indahnya perjalanan di kaki gunung Kendeng, Nikmatilah sensasi liar hutan dan perkampungan alami Cikeusik, Cikertawan, dan Cibeo.

Bagi KASKUSer yang berencana untuk datang kesana, diharapkan untuk mempersiapkan diri sesiap mungkin. Baik fisik maupun mental.Membumilah disana, bersikap wajar, serta menjaga etika dan prilaku. Semata agar kelestarian alam dan suku Baduy tetap terjaga dari tangan tangan kotor.
Baik suku Baduy dalam maupun Baduy luar, mereka semua berbicara dengan bahasa Sunda (agak kasar bahkan kasar banget). Tapi jangan tanya tentang keramah tamahan mereka ketika menyambut tamu....

Bagi KASKUSer yang berencana untuk datang kesana, diharapkan untuk mempersiapkan diri sesiap mungkin. Baik fisik maupun mental.Membumilah disana, bersikap wajar, serta menjaga etika dan prilaku. Semata agar kelestarian alam dan suku Baduy tetap terjaga dari tangan tangan kotor.
Baik suku Baduy dalam maupun Baduy luar, mereka semua berbicara dengan bahasa Sunda (agak kasar bahkan kasar banget). Tapi jangan tanya tentang keramah tamahan mereka ketika menyambut tamu....

Spoiler for :

Orang Kanekes (Baduy) menutup diri dari pengaruh dunia luar dan secara ketat menjaga cara hidup mereka yang tradisional. Masyarakat Kanekes secara umum terbagi menjadi tiga kelompok yaitu tangtu, panamping, dan dangka(Permana, 2001).
Kelompok tangtu adalah kelompok yang dikenal sebagai Kanekes Dalam (Baduy Dalam), yang paling ketat mengikuti adat, yaitu warga yang tinggal di tiga kampung: Cibeo, Cikertawana, dan Cikeusik. Ciri khas Orang Kanekes Dalam adalah pakaiannya berwarna putih alami dan biru tua serta memakai ikat kepala putih. Mereka dilarang secara adat untuk bertemu dengan orang asing.
Kanekes Dalam adalah bagian dari keseluruhan orang Kanekes. Tidak seperti Kanekes Luar, warga Kanekes Dalam masih memegang teguh adat-istiadat nenek moyang mereka.

Sebagian peraturan yang dianut oleh suku Kanekes Dalam antara lain:
- Tidak diperkenankan menggunakan kendaraan untuk sarana transportasi
- Tidak diperkenankan menggunakan alas kaki
- Pintu rumah harus menghadap ke utara/selatan (kecuali rumah sang Pu'un atau ketua adat)
- Larangan menggunakan alat elektronik (teknologi)
- Menggunakan kain berwarna hitam/putih sebagai pakaian yang ditenun dan dijahit sendiri serta tidak diperbolehkan menggunakan pakaian modern.
Kelompok masyarakat kedua yang disebut panamping adalah mereka yang dikenal sebagai Kanekes Luar (Baduy Luar), yang tinggal di berbagai kampung yang tersebar mengelilingi wilayah Kanekes Dalam, seperti Cikadu, Kaduketuk, Kadukolot, Gajeboh, Cisagu, dan lain sebagainya.
Masyarakat Kanekes Luar berciri khas mengenakan pakaian dan ikat kepala berwarna hitam. Kanekes Luar merupakan orang-orang yang telah keluar dari adat dan wilayah Kanekes Dalam. Ada beberapa hal yang menyebabkan dikeluarkannya warga Kanekes Dalam ke Kanekes Luar :
- Mereka telah melanggar adat masyarakat Kanekes Dalam.
- Berkeinginan untuk keluar dari Kanekes Dalam
- Menikah dengan anggota Kanekes Luar
Ciri-ciri masyarakat orang Kanekes Luar :
- Mereka telah mengenal teknologi, seperti peralatan elektronik.
- Proses pembangunan rumah penduduk Kanekes Luar telah menggunakan alat-alat bantu, seperti gergaji, palu, paku, dll, yang sebelumnya dilarang oleh adat Kanekes Dalam.
- Menggunakan pakaian adat dengan warna hitam atau biru tua (untuk laki-laki), yang menandakan bahwa mereka tidak suci. Kadang menggunakan pakaian modern seperti kaos oblong dan celana jeans.
-Menggunakan peralatan rumah tangga modern, seperti kasur, bantal, piring & gelas kaca & plastik.
- Mereka tinggal di luar wilayah Kanekes Dalam.
- Sebagian di antara mereka telah terpengaruh dan berpindah agama menjadi seorang muslim dalam jumlah cukup signifikan.

Apabila Kanekes Dalam dan Kanekes Luar tinggal di wilayah Kanekes, maka "Kanekes Dangka" tinggal di luar wilayah Kanekes, dan pada saat ini tinggal 2 kampung yang tersisa, yaitu Padawaras (Cibengkung) dan Sirahdayeuh (Cihandam). Kampung Dangka tersebut berfungsi sebagai semacam buffer zone atas pengaruh dari luar (Permana, 2001).
Source : Sumber
TRANSPORTASI
Kawasan Baduy ini berjarak kurang lebih 40 km dari kota Rangkasbitung. Menuju kawasan itu dapat menggunakan mobil pribadi atau kendaraan umum sekitar satu jam dari Rangkasbitung. Untuk mencapai kampung Baduy dapat ditempuh melalui Rangkasbitung-Ciboleger, dengan bus, mobil umum atau mobil pribadi. Di Ciboleger inilah pintu masuk ke kawasan Baduy.
Sewalah mobil dan mobil tersebut akan berhenti di Desa Cibolegar. Anda juga dapat naik mobil dari Rangkasbitung ke terminal Ciboleger atau menyewa sampai ke Cijahe, lalu diteruskan dengan berjalan kaki untuk sampai ke kampung Baduy Dalam.
Dari Tanah Abang, Jakarta Pusat, gunakan kereta ke Merak via Rangkasbitung akan memakan waktu sekitar 1,5 jam. Dari Rangkasbitung, gunakan transportasi umum (disebut ELF oleh penduduk setempat) ke Ciboleger. Perjalanan memerlukan waktu sekitar 2,5 jam. Patung Keluarga di Ciboleger akan menyambut kedatangan Anda.

Ikuti jalan setapak dengan berjalan kaki. Nikmati pemandangan alam di sekitar Anda, Kemudian Anda akan melewati Desa Gajeboh. Di sini Anda dapat melihat perempuan Baduy menenun pakaian. Lanjutkan dengan menyeberangi Sungai Ciujung, sungai terlebar di wilayah Baduy. Melihat jembatan yang terbuat dari bambu yang diikat satu sama lain, namun tak perlu takut! Jembatan ini kuat. Anda kemudian akan memasuki Desa Cicakal. Di sini Anda dapat beristirahat dan menghabiskan malam. Perjalanan dengan berjalan kaki dari Ciboleger ke Cicakal akan memakan waktu sekitar 2 jam.
Alternatif lain, Anda dapat menggunakan Koranji kemudian melewati Pasar Kroya. Setiap minggu, penduduk Baduy mengunjungi pasar ini untuk menukar hasil pertanian mereka dengan barang-barang yang mereka butuhkan. Dari tempat ini mereka akan bergerak ke Desa Cikapol.
Source
Sewalah mobil dan mobil tersebut akan berhenti di Desa Cibolegar. Anda juga dapat naik mobil dari Rangkasbitung ke terminal Ciboleger atau menyewa sampai ke Cijahe, lalu diteruskan dengan berjalan kaki untuk sampai ke kampung Baduy Dalam.
Dari Tanah Abang, Jakarta Pusat, gunakan kereta ke Merak via Rangkasbitung akan memakan waktu sekitar 1,5 jam. Dari Rangkasbitung, gunakan transportasi umum (disebut ELF oleh penduduk setempat) ke Ciboleger. Perjalanan memerlukan waktu sekitar 2,5 jam. Patung Keluarga di Ciboleger akan menyambut kedatangan Anda.

Ikuti jalan setapak dengan berjalan kaki. Nikmati pemandangan alam di sekitar Anda, Kemudian Anda akan melewati Desa Gajeboh. Di sini Anda dapat melihat perempuan Baduy menenun pakaian. Lanjutkan dengan menyeberangi Sungai Ciujung, sungai terlebar di wilayah Baduy. Melihat jembatan yang terbuat dari bambu yang diikat satu sama lain, namun tak perlu takut! Jembatan ini kuat. Anda kemudian akan memasuki Desa Cicakal. Di sini Anda dapat beristirahat dan menghabiskan malam. Perjalanan dengan berjalan kaki dari Ciboleger ke Cicakal akan memakan waktu sekitar 2 jam.
Alternatif lain, Anda dapat menggunakan Koranji kemudian melewati Pasar Kroya. Setiap minggu, penduduk Baduy mengunjungi pasar ini untuk menukar hasil pertanian mereka dengan barang-barang yang mereka butuhkan. Dari tempat ini mereka akan bergerak ke Desa Cikapol.
Spoiler for TIPS ::
Tips
Jika Anda ingin mengunjungi Desa Kanekes selain mempersiapkan fisik Anda juga harus siap untuk menghormati dan mematuhi peraturan adat yg berlaku di kawasan ulayat masyarakat Baduy yang dibuat Jaro (Kepala Desa) Kanekes.
- Orang Baduy sehari-hari berbahasa Sunda kasar. Bahasa yang dipakai mereka tidak mengenal tingkatan bahasa atau pemakaian bahasa berdasarkan status sosial.Selain berbahasa Indonesia, beberapa orang Baduy Dalam bisa pula menggunakan kata-kata berdialek Betawi, bahkan mengeluarkan kosakata bahasa Inggris. Rasa hormat pada pengunjung tidak diperlihatkan lewat kata-kata khusus, tetapi lewat tingkah laku mereka.
- Orang Baduy juga senang bercanda, tetapi hanya dengan orang yang sudah dikenalnya. Berteman akrab dengan orang Baduy Dalam tidak sulit karena orang-orang Baduy bersikap terbuka terhadap orang asing. Orang-orang Baduy Dalam bersifat menerima pendatang, meski banyak pantangan saat Anda hidup di sekitar mereka. Tapi di luar itu, mereka menerima pengunjung dengan ramah.
- Pendatang dilarang membawa radio, gitar, senapan angin, tidak menangkap atau membunuh binatang, tidak membuang sampah sembarangan, tidak menebang pohon, tidak meninggalkan api di hutan, tidak mengonsumsi minuman memabukkan, dan tidak melanggar norma susila.
- Apabila Anda akan mandi maka itu dilakukan di pancuran di luar dusun tepatnya di kali yang jadi batas dusun. Penggunaan bahan kimia seperti sabun, pasta gigi, shampoo, dilarang. Akan tetapi justru hal seperti ini yang akan menjadi pengalaman unik dalam perjalanan Anda. Sebuah cara hidup kembali ke alam yang sempurna.
- Adat Baduy sangat membatasi sentuhan dengan dunia modern, terutama pada listrik dan peralatan elektronik lainnya. Untuk penerangan, Suku Baduy mengunakan lilin, bukan semacam obor. Anda boleh menggunakan senter untuk memudahkan saat ke kamar kecil pada malam hari yang dilarang bukan benda berlistrik, tapi alat elektronik. Jadi Anda diharapkan tidak menggunakan handphone, camera, atau radio. Jika di wilayah Baduy Luar Anda masih bisa memotret maka di wilayah Baduy Dalam memotret tidak diperbolehkan.
- Apabila Anda menginap di perkampungan Baduy Luar maka bisa menggunakan sabun atau sampo ketika mandi. Di Baduy Dalam kedua benda itu pantang dipakai. Obat-obatan pribadi harus dibawa, terlebih karena di dalam perkampungan Baduy tidak ada puskesmas atau apotek.
- Sepatu atau sandal gunung direkomendasikan agar tidak mudah tergelincir, apalagi di jalan menanjak. Jangan lupakan pula jaket atau jas hujan serta tudung tas yg kedap air untuk melindungi barang bawaan agar tidak basah. Minyak anti nyamuk berguna dibawa untuk menghalau serangga terutama ketika berjalan-jalan ke hutan atau perladangan.
- Pada bulan Kawalu yaitu masa panen tiga bulan berturut-turut di bulan Februari-April sebaiknya tidak ke Desa Kanekes Baduy karena Baduy Dalam ditutup sama sekali untuk semua orang luar. Namun, bagi pengunjung pada bulan Kawalu tetap bisa bertemu dengan warga Baduy Dalam saat keluar dari kampung mereka.
- Orang Baduy sehari-hari berbahasa Sunda kasar. Bahasa yang dipakai mereka tidak mengenal tingkatan bahasa atau pemakaian bahasa berdasarkan status sosial.Selain berbahasa Indonesia, beberapa orang Baduy Dalam bisa pula menggunakan kata-kata berdialek Betawi, bahkan mengeluarkan kosakata bahasa Inggris. Rasa hormat pada pengunjung tidak diperlihatkan lewat kata-kata khusus, tetapi lewat tingkah laku mereka.
- Orang Baduy juga senang bercanda, tetapi hanya dengan orang yang sudah dikenalnya. Berteman akrab dengan orang Baduy Dalam tidak sulit karena orang-orang Baduy bersikap terbuka terhadap orang asing. Orang-orang Baduy Dalam bersifat menerima pendatang, meski banyak pantangan saat Anda hidup di sekitar mereka. Tapi di luar itu, mereka menerima pengunjung dengan ramah.
- Pendatang dilarang membawa radio, gitar, senapan angin, tidak menangkap atau membunuh binatang, tidak membuang sampah sembarangan, tidak menebang pohon, tidak meninggalkan api di hutan, tidak mengonsumsi minuman memabukkan, dan tidak melanggar norma susila.
- Apabila Anda akan mandi maka itu dilakukan di pancuran di luar dusun tepatnya di kali yang jadi batas dusun. Penggunaan bahan kimia seperti sabun, pasta gigi, shampoo, dilarang. Akan tetapi justru hal seperti ini yang akan menjadi pengalaman unik dalam perjalanan Anda. Sebuah cara hidup kembali ke alam yang sempurna.
- Adat Baduy sangat membatasi sentuhan dengan dunia modern, terutama pada listrik dan peralatan elektronik lainnya. Untuk penerangan, Suku Baduy mengunakan lilin, bukan semacam obor. Anda boleh menggunakan senter untuk memudahkan saat ke kamar kecil pada malam hari yang dilarang bukan benda berlistrik, tapi alat elektronik. Jadi Anda diharapkan tidak menggunakan handphone, camera, atau radio. Jika di wilayah Baduy Luar Anda masih bisa memotret maka di wilayah Baduy Dalam memotret tidak diperbolehkan.
- Apabila Anda menginap di perkampungan Baduy Luar maka bisa menggunakan sabun atau sampo ketika mandi. Di Baduy Dalam kedua benda itu pantang dipakai. Obat-obatan pribadi harus dibawa, terlebih karena di dalam perkampungan Baduy tidak ada puskesmas atau apotek.
- Sepatu atau sandal gunung direkomendasikan agar tidak mudah tergelincir, apalagi di jalan menanjak. Jangan lupakan pula jaket atau jas hujan serta tudung tas yg kedap air untuk melindungi barang bawaan agar tidak basah. Minyak anti nyamuk berguna dibawa untuk menghalau serangga terutama ketika berjalan-jalan ke hutan atau perladangan.
- Pada bulan Kawalu yaitu masa panen tiga bulan berturut-turut di bulan Februari-April sebaiknya tidak ke Desa Kanekes Baduy karena Baduy Dalam ditutup sama sekali untuk semua orang luar. Namun, bagi pengunjung pada bulan Kawalu tetap bisa bertemu dengan warga Baduy Dalam saat keluar dari kampung mereka.
Source
Quote:
Pantai Sawarna & Karang Taraje

Desa Sawarna adalah salah satu desa di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Indonesia.
Lanskap keindahan alam terselip menghadap langsung ke Samudera Hindia. Pantainya yang berpasir putih, berair biru jernih dan berbukit hijau nan lebat. Panjang pantainya mencapai 65 km dihiasi karang dan pasir putih. Pantai ini adalah pantai terindah dari lima pantai yang dimiliki Provinsi Banten.

Sawarna nama pantainya, berada di sebuah desa pesisir yang memiliki berbagai macam objek wisata menarik untuk dikunjungi seperti pantai, sungai, hutan, panjat tebing, gua, dan agrowisata. Wilayah pesisir indah ini menyatu dengan kisah mistis Nyai Roro Kidul dan ekploitasi batu bara di Bayah dan Lebak oleh penjajah asing.
Desa Wisata Sawarna merupakan titik awal kita menjelajah alam yang elok hingga pengalaman berinteraksi dengan masyarakat tradisionalnya yang bersahaja. Pantai Sawarna terletak di wilayah Kampung Cikaung l, Desa Sawarna, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Pantai indah ini jaraknya sekitar 150 km dari pusat kota Rangkasbitung. Berwisata di pantai ini sangat menyenangkan dan berkesan karena alamnya masih asli juga memiliki air laut yang jernih tidak tercemar.

Bagi yang hobi berselancar atau surfing mengapa tidak merasakan ombaknya yang spektakuler bahkan telah dicicipi peselancar dari Amerika, Australia, Jepang, dan Korea.

Kita juga dapat merasakan snorkeling untuk menyapa beragam ikan hias dan terumbu karang. Temukan keindahannya di Pantai Ciantir, Pantai Tanjung Layar, Pantai Karang Bokor, Pantai Karang Seupang, Pantai Karang Taraje, dan Pantai Teluk Legon Pari.
TRANSPORTASI
Untuk menuju Pantai Sawarna Anda dapat menempuh jalur: Serang-Pandeglang-Malimping-Bayah-Sawarna, Rangkasbitung-Cileles-Gunung Kencana-Malimping-Bayah-Sawarna, Pelabuhan Ratu-Ciabareno-Bayah.
Dari Jakarta, Anda dapat menggunakan jalur tol dari Tomang hingga Serang Timur. Berikutnya dari Serang Timur lanjutkan ke arah Saketi, di Pandeglang. Anda dapat pula naik bus jurusan Jakarta-Serang dengan tarif sekitar Rp20.000,00. Berikutnya dari Serang menuju Bayah menggunakan Elf bertarif Rp25.000,00.
Alternatif lain Anda dari Jakarta dapat menaiki bus ke Pelabuhan Ratu. Dari Pelabuhan Ratu ada kendaraan Elf yang akan langsung mengantarkan Anda ke Sawarna dengan membayar ongkos sekitar Rp20.000,00. Jalur yang dilalui adalah: Pelabuhan Ratu-Cikuray-Cibeber-Bayah.
Sementara dari arah Bogor Anda dapat melalui Pelabuhan Ratu lalu menuju Cilograng yang jaraknya kurang lebih 145 km. Anda yang datang dari Jakarta juga dapat memilih rute dari Bogor dengan menggunakan bus umum dari terminal bus di Bogor. Dari sini Anda naik bus menuju Pelabuhan Ratu kemudian dilanjutkan dengan naik bus menuju Pasar Kecamatan Bayah atau Terminal Bus Bayah.
Berikutnya Anda dapat menuju Desa Wisata Sawarna dengan naik jeep, yaitu mobil bergardan ganda yang sesuai dengan kondisi medan menuju Desa Sawarna yang naik-turun dan berkelok-kelok. Bagi Anda yang menggunakan bus umum, sebaiknya tiba di Terminal Bayah sebelum pukul 5 sore karena Jeep dari Terminal Bayah menuju Desa Wisata Sawarna akan berakhir pada jam tersebut. Pilihan lain Anda dapat menggunakan ojek menuju Desa Wisata Sawarna.
Untuk mencapai Desa Sawarna sendiri dari Bayah Anda dapat menaiki ojek motor dengan membayar ongkos sekitar Rp30.000,00. Pantai Sawarna berjarak sekitar 1 km dari jembatan gantung. Anda perlu melewati jembatan gantung selebar 1 meter dengan berjalan kaki atau menggunakan motor.
Lanskap keindahan alam terselip menghadap langsung ke Samudera Hindia. Pantainya yang berpasir putih, berair biru jernih dan berbukit hijau nan lebat. Panjang pantainya mencapai 65 km dihiasi karang dan pasir putih. Pantai ini adalah pantai terindah dari lima pantai yang dimiliki Provinsi Banten.

Sawarna nama pantainya, berada di sebuah desa pesisir yang memiliki berbagai macam objek wisata menarik untuk dikunjungi seperti pantai, sungai, hutan, panjat tebing, gua, dan agrowisata. Wilayah pesisir indah ini menyatu dengan kisah mistis Nyai Roro Kidul dan ekploitasi batu bara di Bayah dan Lebak oleh penjajah asing.
Desa Wisata Sawarna merupakan titik awal kita menjelajah alam yang elok hingga pengalaman berinteraksi dengan masyarakat tradisionalnya yang bersahaja. Pantai Sawarna terletak di wilayah Kampung Cikaung l, Desa Sawarna, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Pantai indah ini jaraknya sekitar 150 km dari pusat kota Rangkasbitung. Berwisata di pantai ini sangat menyenangkan dan berkesan karena alamnya masih asli juga memiliki air laut yang jernih tidak tercemar.

Bagi yang hobi berselancar atau surfing mengapa tidak merasakan ombaknya yang spektakuler bahkan telah dicicipi peselancar dari Amerika, Australia, Jepang, dan Korea.

Kita juga dapat merasakan snorkeling untuk menyapa beragam ikan hias dan terumbu karang. Temukan keindahannya di Pantai Ciantir, Pantai Tanjung Layar, Pantai Karang Bokor, Pantai Karang Seupang, Pantai Karang Taraje, dan Pantai Teluk Legon Pari.
TRANSPORTASI
Untuk menuju Pantai Sawarna Anda dapat menempuh jalur: Serang-Pandeglang-Malimping-Bayah-Sawarna, Rangkasbitung-Cileles-Gunung Kencana-Malimping-Bayah-Sawarna, Pelabuhan Ratu-Ciabareno-Bayah.
Dari Jakarta, Anda dapat menggunakan jalur tol dari Tomang hingga Serang Timur. Berikutnya dari Serang Timur lanjutkan ke arah Saketi, di Pandeglang. Anda dapat pula naik bus jurusan Jakarta-Serang dengan tarif sekitar Rp20.000,00. Berikutnya dari Serang menuju Bayah menggunakan Elf bertarif Rp25.000,00.
Alternatif lain Anda dari Jakarta dapat menaiki bus ke Pelabuhan Ratu. Dari Pelabuhan Ratu ada kendaraan Elf yang akan langsung mengantarkan Anda ke Sawarna dengan membayar ongkos sekitar Rp20.000,00. Jalur yang dilalui adalah: Pelabuhan Ratu-Cikuray-Cibeber-Bayah.
Sementara dari arah Bogor Anda dapat melalui Pelabuhan Ratu lalu menuju Cilograng yang jaraknya kurang lebih 145 km. Anda yang datang dari Jakarta juga dapat memilih rute dari Bogor dengan menggunakan bus umum dari terminal bus di Bogor. Dari sini Anda naik bus menuju Pelabuhan Ratu kemudian dilanjutkan dengan naik bus menuju Pasar Kecamatan Bayah atau Terminal Bus Bayah.
Berikutnya Anda dapat menuju Desa Wisata Sawarna dengan naik jeep, yaitu mobil bergardan ganda yang sesuai dengan kondisi medan menuju Desa Sawarna yang naik-turun dan berkelok-kelok. Bagi Anda yang menggunakan bus umum, sebaiknya tiba di Terminal Bayah sebelum pukul 5 sore karena Jeep dari Terminal Bayah menuju Desa Wisata Sawarna akan berakhir pada jam tersebut. Pilihan lain Anda dapat menggunakan ojek menuju Desa Wisata Sawarna.
Untuk mencapai Desa Sawarna sendiri dari Bayah Anda dapat menaiki ojek motor dengan membayar ongkos sekitar Rp30.000,00. Pantai Sawarna berjarak sekitar 1 km dari jembatan gantung. Anda perlu melewati jembatan gantung selebar 1 meter dengan berjalan kaki atau menggunakan motor.
Diubah oleh kandang.naga 12-12-2015 21:50
0
45.1K
Kutip
242
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan