Quote:

Pintu terowongan Mass Rapid Transit (MRT) di Kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (10/12).

Aktivitas pekerja di dalam terowongan saat pengerjaan konstruksi terowongan Mass Rapid Transit (MRT) di Kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (10/12).

Pekerja memeriksa unit mesin pengeboran Antareja II saat pengerjaan konstruksi terowongan Mass Rapid Transit (MRT) di Kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (10/12).

Aktivitas pekerja di dalam terowongan saat pengerjaan konstruksi terowongan Mass Rapid Transit (MRT) di Kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (10/12).

Lori pengangkut material keluar dari dalam terowongan saat pengerjaan konstruksi terowongan Mass Rapid Transit (MRT) di Kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (10/12).

Operator memantau kerja mesin bor Antareja II saat pengerjaan konstruksi terowongan Mass Rapid Transit (MRT) di Kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (10/12).

Aktivitas pekerja saat pengerjaan konstruksi terowongan Mass Rapid Transit (MRT) di Kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (10/12).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengerjaan proyek Mass Rapid Transit (MRT) di Kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (10/12), hingga saat ini sudah mencapai 50 persen untuk pengerjaan bawah tanah dan untuk layang mencapai 22 persen.
Sumber
Tinggal menunggu bor yang 3 & 4
____________________________________________________________________________________________________
Terminal Lebak Bulus Akan Kembali Dibangun di Atas Depo MRT
Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com— Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan, Terminal Lebak Bulus akan dibangun kembali.
Terminal yang dibongkar pada awal 2014 itu direncanakan dibangun bersamaan dengan pembangunan mass rapid transit (MRT).
"Nantinya terminal akan berlokasi di atas depo MRT," kata Deputi Gubernur Bidang Industri, Perdagangan, dan Transportasi Sutanto Suhodo dalam acara Mendorong Keterpaduan Transportasi Publik Perkotaan Jabodetabek, di Gedung Prasada Sasana Karya, Jakarta Pusat, Kamis (10/12/2015).
Menurut Sutanto, Terminal Lebak Bulus diperlukan untuk tempat pemberhentian bus-bus yang akan berfungsi sebagai angkutan pengumpan (feeder) bagi MRT.
Sebab, kata dia, layanan MRT membutuhkan angkutan pengumpan untuk melayani penumpang saat akan menuju ataupun meninggalkan stasiun.
"Kalau tidak ada feeding, MRT dikhawatirkan tidak akan ada penumpang. Kalau itu terjadi, artinya kita gagal memaksimalkan fungsi transportasi publik yang bermuara pada kegagalan menyelesaikan masalah kemacetan," ujar Sutanto.
Sutanto mengatakan, depo MRT Lebak Bulus juga akan dilengkapi dengan fasilitas transit oriented development (TOD). Tujuannya meminimalkan penggunaan kendaraan pribadi dari para pengguna MRT.
"TOD-nya tentu harus punya intensitas lebih besar. Intensitas lebih besar itu biasanya terkait dengan pembangunan vertikal," ucap Sutanto.
Layanan MRT tahap satu akan melayani rute Lebak Bulus-Bundaran HI. Rute ini ditargetkan dapat beroperasi pada tahun 2018.
Sumber
____________________________________________________________________________________________________
Indonesia Tandatangani Pinjaman dari Jepang 77,13 Miliar Yen Buat MRT Jakarta
Quote:
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Hari ini (4/12/2015) Indonesia dan Jepang menandatangani kesepakatan pemberian pinjaman dana lunak Jepang senilai 77,13 miliar yen untuk proyek pekerjaan kereta api cepat (MRT) di Jakarta tahap kedua maupun untuk proyek jalur Timur Barat Jakarta tahap pertama.
"Hari ini telah ditandatangani di Jakarta pemberian pinjaman lunak Jepang kepada Indonesia, sejumlah 77,13 miliar yen terdiri dari masing-masing 77,21 miliar yen untuk fase kedua proyek MRT Jakarta berupa dana terikat (tied-lian) 40 tahun dengan bunga 0,1% per tahun, 10 tahun pertama penangguhan pembayaran, dan sisanya untuk tahap pertama proyek kereta api Timur ke Barat Jakarta, tidak terikat (untied loan) tanpa bunga dengan 7 tahun pertama penangguhan pembayaran," ungkap sumber Tribunnews.com sore ini, Jumat (4/12/2015).
Pinjaman tersebut, katanya, masuk ke dalam program ODA (Official Development Assistance) Jepang agar bisa berkontribusi pada pemecahan masalah kemacetan di Indonesia dengan pengembangan kota menggunakan jalur kereta api berkecepatan tinggi
"Dengan proyek ini diharapkan kemacetan lalu lintas di daerah metropolitan Jakarta yang serius, dapat teratasi dengan baik, dengan membangun sistem kereta api berkecepatan tinggi kota. Tujuannya untuk peningkatan relaksasi dari kemacetan lalu lintas sehingga nantinya dapat meningkatkan iklim investasi di daerah metropolitan Jakarta dan pada akhirnya peningkatan pertumbuhan ekonomi yang bagus di Indonesia," ujarnya.
Sumber