VATIKAN – Paus Fransiskus akan membuka peringatan Tahun Yobel dalam pengawasan ketat. Keputusan ini dikeluarkan pascateror yang melanda Paris pada 13 November dan penembakan di San Bernardino, California.

Peringatan Tahun Yobel merupakan tradisi penting umat Katolik Roma. Sebanyak 100 ribu orang akan memadati Basilika Santo Petrus saat upacara pembukaan.

“Risiko terorisme akan selalu ada. Kita tidak bisa menyediakan keamanan yang absolut. Akan tetapi, kami akan berusaha semaksimal mungkin meningkatkan keamanan pada level tertinggi,” ujar Kepala Kepolisian Roma Franco Gabrielli, seperti diberitakan Reuters, Selasa (8/12/2015).

Lalu lintas udara di atas Kota Roma, terutama Vatikan, akan ditutup selama satu hari penuh. Otoritas setempat juga sudah melarang lalu lintas BBM, gas, senjata, bahan peledak, dan kembang api demi mengamankan acara pembukaan.

Kendaraan bermotor akan dilarang melintas di Vatikan. Tempat-tempat sampah akan ditutup atau dipindahkan sementara. Orang-orang yang hendak memasuki Alun-alun Santo Petrus akan diperiksa dengan ketat layaknya pengamanan di bandara. Biasanya, pengamanan seperti ini hanya digunakan bagi mereka yang hendak memasuki Basilika Santo Petrus.

Ribuan tentara juga disebar bersama satuan khusus kepolisian. Suasana Vatikan akan terasa seperti sebuah area demonstrasi besar-besaran dan berpotensi terjadi kerusuhan ketimbang sebuah peringatan keagamaan.

Tahun Yobel merupakan tahun pengampunan dalam tradisi Katolik Roma. Banyak narapidana dan budak dibebaskan pada momen peringatan ini. Tradisi Tahun Yobel sudah berlangsung sejak 700 tahun lalu dan diperingati setiap 25 tahun sekali terkecuali ada dekrit khusus dari Paus untuk menyoroti topik tertentu bila dirasa perlu. Tradisi ini terakhir kali diadakan pada 2000.

Paus Fransiskus memutuskan mengadakan Tahun Yobel pada 2015 dengan tema Pengampunan karena dirasa perlu untuk merespons isu-isu yang dianggapnya penting akhir-akhir ini. Seharusnya, Tahun Yobel berikutnya diadakan pada 2025.
(dka)
sumber