Halo gan sis, Perkenalkan kami dari Sayap Surabaya, kami merupakan komunitas non-profit yang fokus terhadap pelestarian burung liar, khususnya yang ada di Surabaya.
Beberapa kegiatan rutin yang biasa kita lakukan ada empat gan :
1. Birdwatching and Monitoring
2. Birdbanding
3. Wildlife Photography
4. Guiding Birdwatching, Birdbanding, and Wildlife Photography
Ke empat kegiatan rutin di atas bakal kami jabarin satu-satu, sabar ya nunggu apdetnya

Nah,Threat pertama Sayap Surabaya mau membahas salah satu Jenis Burung Pemangsa yang mungkin sudah agan tahu dan akhir-akhir ini lagi buming di media gan, ada yang tahu?
Apa itu?
Yap! ELANG, di sebut juga burung pemangsa, atau raptor
Kenapa sih kita membahas elang? apa sih istimewanya burung ini?
Cekdisot yuk gan

1. Lambang Negara


Tahu gak sih gan? Kalau Elang menjadi simbol-simbol negara ? konon katanya, negara yang menggunakan lambang burung elang adalah negara yang kuat lho. Tidak terkecuali Indonesia. Harus bangga dong sama negara kita

2. Sebagai Puncak Piramida Makanan/ Top Predator


Seperti yang kita ketahui, elang menduduki peringkat pertama pada piramida makanan. Populasi elang sangat menentukan populasi satwa lain di alam atau yang menjadi mangsanya gan, jadi kalau populasinya terganggu, akan menyebabkan ketidakseimbangan alam. Pernah tahu kasus tikus yang mewabah dan ngrusak tanaman padi Pak Tani? Itu juga bisa disebabkan karena populasi elang terganggu, soalnya elang yang makan tikus semakin berkurang.

3. Jenis di Dunia dan di Indonesia


Jangan kaget kalau mengerti berapa jumlah jenis Burung Elang di Indonesia. Menurut buku Daftar burung Indonesia no 2. ada 71 jenis (81 anak jenis) elang dari 328 yang ada di dunia, berarti ini SEKITAR 46% POPULASI DUNIA ADA DI INDONESIA GAN. Harus bangga dong dengan keanekaragaman satwa yang ada di Indonesia.

Trus, bagaimana kondisi elang di Indonesia sekarang ini gan?

1. Perdagangan

Miris kan akhir-akhir ini ngelihat ataupun mendengar berita mengenai perdagangan satwa liar, terutama elang?
Saat ini banyak masyarakat yang membeli/memelihara dengan alasan kasihan. Padahal ini pemahaman yang salah, dimana kita membeli dengan alasan kasihan, si penjual akan berburu/order lagi pada pemburu karena dagangannya laku, belum lagi apabila si satwa terkena penyakit yang bisa menular pada manusia. Seperti TBC, Ebola , Rabies, Hepatitis, Cacing, Toxoplasmosis, Psitacosis, Salmonellosis, Leptopirosis dan Herpes.
Masihkah agan ingin memelihara/membeli?

2. Undang undang
Sebenernya kita juga sudah harus mengerti dan paham mengenai peraturan yang melindungi satwa liar. Kalau masih belum pernah baca Klik disini. Menurut peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa , sudah sangat jelas kalau perdagangan satwa liar SANGAT DILARANG DILAKUKAN APAPUN BENTUKNYA.
Gimana gan masih beranggapan kalau memperdagangkan satwa liar itu legal?

3. Apa yang harus kita lakukan
Banyak hal yang bisa kita lakuin untuk menyelamatkan atau melindungi mereka lho.
a. Menjaga dan melestarikan hutan.
Dengan ikut serta menjaga kelestarian/hatitat satwa tersebut, kita berperan serta dalam menjaga kelestariannya. Inget gan, hutan dan alam liar bukan milik kita, tapi patut kita pelihara untuk anak cucu kita, gak mau kan anak cucu kita cuma tahu gambar hutan dari buku
b. Tidak membeli dan memelihara satwa liar yang dilindungi.
Dengan tidak membeli satwa liar, kita turut berperan mengurangi populasi di habitat aslinya.
c. Memberi edukasi kepada diri sendiri, keluarga, sanak saudara, dan masyarakat.
Dengan memberikan pengetahuan atau edukasi sejak dini, diharapkan satwa atau habitatnya tetap terjaga karena kesadaran diri semenjak usia dini sangat berpengaruh terhadap perilaku di masa depan gan

Mungkin ada tambahan lain dari agan-agan sekalian?

Sumber:
Pemikiran TS
Google.com
Sukmantoro W., M. Irham, W. Novarino, F. Hasudungan, N. Kemp & M. Muchtar. (2007) Daftar burung Indonesia no. 2. Indonesian Ornithologists’ Union, Bogor.
http://alamendah.org/peraturan-hukum...han-dan-satwa/
http://raptorindonesia.weebly.com/fa...oniformes.html
http://www.antaranews.com/